Minggu, 31 Maret 2013

K E N I K M A T A N KE 1

K E N I K M A T A N   KE  1
Assalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh,
Salam dan bahagia,

Salam jumpa lagi bersama Butir Uraian Ayat Ayat Al Qur’an dan Refleksi Alam Al Qur’an

Allah swt berfirman di dalam Q.S Al Baqarah 2 : 47 – 48 yang berbunyi sebagai berikut “ Yaa baniii isrooo iiladz kuruu ni’matiyal-latiii an’amtu ‘alaikum wa annii fadh-dhol tukum ‘alal ‘aalamiin .   Wat-taquu yauman laa tajzii nafsun ‘an nafsin syai an walaa yuqbalu minhaa syafaa’atun walaa yu’khodzu minhaa ‘adlun walaa hum yunshoruun “ 

Yang artinya sebagai berikut “ Wahai Bani Isroil ! Ingatlah nikmatKu yang telah Aku berikan kepadamu, dan Aku telah melebihkan kamu dari semua umat yang lain di alam ini ( pada masa itu ).  Dan takutlah kamu pada hari, ( ketika ) tidak seorangpun dapat membela orang lain sedikitpun. Sedangkan syafaat dan tebusan apapun darinya tidak diterima dan mereka tidak akan ditolong “

Para sahabat sekalian melalui ayat-ayat ini Allah memperingatkan Bani Isroil ( pada masa itu ) termasuk kepada kita semua pada saat ini dan juga kepada umat yang akan datang yaitu :

    1. Ingatlah nikmatKu yang telah Aku berikan kepadamu, maksudnya Allah telah memberikan berbagai macam kenikmatan kepada kita semua di antaranya nikmat sehat, selamat, diapanjangkan usia, seluruh anggota tubuh masih berfungsi dengan baik, diberinya kita harta atau pun jabatan atau pekerjaan. Dan kalau mau dihitung-hitung niscaya kita tidak akan mampu menghitungnya. Oleh karena itu kita semua harus banyak-banyak bersyukur kepada Allah atas segala nikmat tersebut. Dengan kita mengucapkan syukur kepadaNya maka Allah pun akan menambahkan nikmatnya kepada kita semua. Janganlah kita sampai menjadi orang yang kufur nikmat.
    2. Lalu dan Aku telah melebihkan kamu dari semua umat yang lain di alam ini ( pada masa itu ). Para sahabat semua bukan saja umat di masa itu, samp;ai sekarangpun Allah tidak membeda-bedakan, artinya manusia diberi hati dan nurani, karena binatang juga diberi hati tetapi tidak punya nurani. Dan di dalam hati manusia juga diberi nafsu. Maka siapa saja yang bisa dan mampu mengendalikan hawa nafsunya maka akan lebih mulia dari pada malaikat ( karena malaikat tidak diberi nafsu ). Jadi manusia yang sudah diberi hati akan tetapi nuraninya dimatikan berarti sama saja dia sudah mati. Sedangkan hati ini adalah raja dirajanya seluruh anggota tubuh. Apabila hati mati, maka matilah seluruh anggota tubuh, begitu pula kalau hati kotor, maka kotorlah seluruh anggota tubuh dst. Kemudian manusia diberinya akal untuk berfikir. Kalau manusia akalnya tidak mau digunakan untuk berfikir, maka matilah fikirannya, akhirnya dia kaya robot. Kalau diperintah kerja baru dikerjakan, akan tetapi kalau didiamkan, maka dia akan diam tidak berbuat apapun.
    3. Dan takutlah kamu pada hari ( ketika ) tidak seorangpun dapat membela orang lain sedikit pun. Hari itu adalah hari Kiamat. Pada hari itu sungguh hari yang sangat mengerikan, masing-masing ingin menyelamatkan dirinya sendiri. Seorang bapak lupa pada anaknya. Seorang ibu yang lagi menyusui bayi akan melupakan bayinya. Seorang bapak tidak bisa menolong anaknya  atau sebaliknya. Yang bisa membantu atau menolong dirinya adalah hanya amal kebajikan yang telah dikerjakannya. Semua orang akan dbangkitkan dari alam kuburnya seolah-olah seperti baru bangun dari tidur. Mereka semuanya akan dikumpulkan di suatu padang yang luas tak berbatas, akan dihisab ( ditanya ), oleh Allah karena semuanya akan menghadap Allah atas segala perbuatan yang telah dilakukannya ketika mereka berada di alam dunia, setelah dihisab kemudian kitab amalnya ditimbang. Apabila banyak kebaikkannya maka timbangan akan condong ke kanan dan kitab amal diserahkan kembali ke pemiliknya, diterima dengan tangan kanan, setelah itu melewati suatu jembatan yang disebut sirothol mustaqim, kemudian yang terakhir mereka menempati tempat yang telah disediakan oleh Allah, suatu tempat yang penuh dengan kenikmatan dan kebahagiaan. Sedangkan bagi mereka yang timbangan amal kebaikannya hanya sedikit, maka timbangan akan condong ke kiri, dan kitab amalnyapun akan diterima dengan tangan kiri, setelah melewati jembatan sirothol mustaqim mereka pun dimasukkan ke suatu tempat yang telah disediakan oleh Allah yaitu tempat yang penuh dengan siksa dan azab yang menghinakan. Dan kesemuanya itu akan kekal selama-lamanya berada di sana.
    4. Kemudian Sedangkan syafaat dan tebusan apapun darinya tidak diterima dan mereka tidak akan ditolong. Ini khusus untuk orang-orang yang menerima kitab amalnya dengan tangan kiri. Mereka ingin ditolong, ingin diselamatkan, ingin dilindungi.Namun apa yang terjadi ? Sayang seribu kali sayang walapun punya harta benda seisi dunia  ini untuk menebus segala perbuatannya, tetap Allah tidak menerima tebusan itu. Karena pada waktu di dunia tidak mau menjalankan perintah Allah dan menjauhi apa yang dilarang oleh Allah, berarti  sama saja  tidak mau mengakui Allah, maka di akhiratpun Allah tidak akan mengakui mereka. Di akhirat itu tidak ada yang sanggup menolong dan menyelamatkan apalagi melindunginya kecuali jika  Allah berkehendak. Dan barulah mereka semua baru menyadari bahwa apa yang selama ini dilakukan ternyata sesat dan menyesatkan, namun apa mau dikata,  nasi sudah menjadi bubur, tidak mungkin akan berubah lagi menjadi nasi. Sunggguh mereka di dalam kerugian yang nyata.
Para sahabat sekalian mengapa  Allah menyampaikan berita ini kepada kita semua. Tujuannya adalah  agar kita semua tidak terjerumus  atau mengikuti orang-orang terdahulu yang memang sudah sesat jalannya. Akan tetapi setelah disampaikan begini oleh Allah, kemudian kita semua tidak mau  segera sadar diri, berarti  sudah siap menanggung segala resikonya. Semoga kita semua bisa  menjadi orang yang banyak bersyukur kepada Allah, mulai sibuk atau menyibukkan diri, mempersiapkan diri, menata diri untuk keperluan akhirat kita dengan memperbanyak berbuat amal kebajikan, beribadah dengan tulus dan ikhlas hanya kepada Allah, tidak mempersekutukanNya dengan sesuatu selain Dia, banyak memohon ampunannya, bertaubat dan bertawakal serta berserah diri kepada Nya.

Barakallaahu fiikum ………….. salam santun dari kami untuk para sahabat semua,……… semoga tulisan ini bermanfaat untuk kita semua dan dan dapat diambil hikmahnya serta dapat untuk membuka hati kita yang selama ini telah tertutup.

                                                                     Wassalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakatuh
                                                                                                                           Salam dan bahagia

Penulis             : Ki Kartawijaya  Al Adiyat
Pekerjaan         : Anggota Perguruan Tamansiswa Cabang Cirebon

Rabu, 27 Maret 2013

S A B A R , S A B A R , S A B A R




Assalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh,
Salam dan bahagia,

Salam jumpa lagi bersama Butir Uraian Ayat Ayat Al Qur’an dan Refleksi Alam Al Qur’an

Allah berfirman di dalam Q.S Muhammad 47 : 31 yang berbunyi , “ Walanab luwan nakum hattaa na’lamal mujaa hidiina minkum wash shoobiriin “ , yang artinya sebagai berikut , “ Sungguh Kami benar-benar akan menguji kamu sekalian agar Kami mengetahui orang-orang yang berjuang dan orang-orang yang sabar di antara kamu sekalian “

Anas r.a berkata, Rasulullah saw bersabda , “ idzaa aroodallaahu bi’abdihil khoirob’ajjalalahul ‘uquubataa waidzaa aroo dallaahu bi’abdihisy syarro amsaka ‘anhu bidzan bihi hattaa yuwaa fiya bihi yaumal qiyaamah “  yang artinya sebagai berikut , “ Apabilah Allah menghendaki hamba-Nya itu menjadi orang baik maka Dia menyegerakan siksaannya di dunia ini, dan apabila Allah menghendaki hamba-Nya itu menjadi orang jahat maka Dia menangguhkan balasan dosanya sehingga akan dituntut nanti pada hari kiamat “ ( H.R  Turmudzi )

Dari ayat Allah dan hadits Rasulullah saw di atas kita harus mengetahui bahwa dalam hidup ini kita harus berjuang. Yang namanya berjuang pasti harus ada pengorbanan. Dan dari perjuangan kita itulah  Allah akan mengetahui dengan benar siapa yang mampu bersabar atas ujuan tersebut. Dan dari hadits Rasulullah saw nampak jelas kalau Allah menghendaki kita  akan menjadi orang baik maka segala siksaan akan disegerakan di dunia saja. Makanya jangan kaget kita semua.akan hal itu. Mungkin kita dalam hati pasti ada muncul pertanyaan. Ya Allah kenapa kalau aku semakin mendekatimu, seharusnya apa yang aku minta cepat dikabulkan sedangkan ada tetangga di sekitar kita yang aku lihat dia semakin kaya, segalanya serba ada padahal sama sekali dia tidak beribadah kepadaMu. Kenapa engkau berbuat seperti itu, karena menurut aku semakin aku mendekatimu, maka seharusnya kehidupanku semakin baik, bahkan lebih baik dari mereka yang tidak beribadah kepadaMU, kenapa ini mesti terjadi ?

Saudaraku semuanya memang apa yang tadi diungkapkan itu hanya bisikan nurani saja yang mungkin keimanannya belum begitu mendalam, sehingga merasa ada ketidak puasan atas apa yang dia alami. Padahal kalau kita memahami bahwa Allah itu Maha Adil dan yang memberi rezki kepada kita itu Allah, maka kata-kata yang seperti itu tidak mungkin terjadi . 

Oleh karena itu sebesar apapun ujian atau sekecil apapun ujian yang dihadapi kita ,Allah telah mempersiapkan segala sesuatunya untuk kita. Perhatikan sabda Rasulullah saw berikut ini , “ Inna ‘idhomal zajaa I ma’a ‘idomil balaa I . wa innallaaha ta’aalaa idzaa ahabba qouman ibtalaahum faman rodhiya falahur ridhoo waman sakhitho falahus sukhthu “ yang artinya sebagai berikut , “ Sesungguhnya besar ppahala itu tergantung pada besarnya ujian. Dan sesungguhnya apabila Allah swt mencintai suatu bangsa maka Allah menguji mereka ; barangsiapa yang rido maka Allah akan meridoinya dan barangsiapa yang murka maka Allah akan memurkainya “ .      (  H.R Turmudzi  )

Saudaraku semua jangankan di akhirat di duniapun sudah dibuktikan contoh seorang direktur perusahaan tidaklah mungkin lebih kecil gajihnya dari pada para karyawan di bawahnya, karena walaupun nampaknya kerja dia itu ringan, padahal sebenarnya tanggung jawabnya itu paling berat, maka gajihnyapun paling besar. Untuk hal itu kita tidak perlu menghitung-hitung imbalan yang akan kita terima dengan ujian yang Allah berikan kepada kita. Termasuk ibadah yang kita jalanipun tidak perlu kita meminta surga dijauhkan dari neraka. Atau adalagi orang yang apabila ditimpa musibah , sungguh ibadahnya benar-benar rajin, puasanya rajin. Namun begitu Allah mengabulkan permohonannya , malah semakin menjauhi Allah, lupa pada saat awalnya susah itu meminta kepada siapa. Semoga kita semua tidak seperti itu. Kita harus yakin pada Firman Allah di dalam Q.S Al Zalzalah 99 : 7 – 8 yang berbunyi sebagai berikut ,

 “ Faman ya’mal mitsqoola dzarrotin khoiron yaroh . waman ya’mal mitsqoola dzarrotin syarron yaroh “ , yang artinya sebagai berikut  “ Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya Dia akan melihat ( balasan ) nya . Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan seberat dzarrahpun, niscaya dia akan melihat ( balasan ) nya pula “:

Barakallaahufiikum…………salam santun dari kami untuk para sahabat semua, semoga tulisan ini bermanfaat bagi kita semua, dan dapat diambil hikmahnya, serta dapat membuka hati kita semua yang selama ini telah tertutup……….Andaikan ada slah tulis atau kata, itu adalah kesalahan kami dan………..Ya Allah ampunilah kami akan hal tersebut……….. Marilah kita bersihkan dan sucikan hati, jiwa dan akal fikiran kita semua dengan mengucapkan

Laa ilaaha illallaah Muhammadurrasuulullaah saw Allahu Akbar Subhanallaah Subhanallaahu wabihamdih Subhanallaah al’adhiim Subhanakallaahumma wabihamdika asyhadu alla ilaaha illa anta astaghfiruka wa’atuubu ilaik.

                                                                   Wassalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh
                                                                   Salam dan bahagia

                     Pekerjaan                                                                                  Penulis
   Anggota Perguruan Tamansiswa                                                  Ki Kartawijaya   Al Adiyat
            Cabang Cirebon





                                        


Sabtu, 23 Maret 2013

HARTA ANAK YATIM KE 2



Assalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh,
Salam dan bahagia,

Salam jumpa lagi bersama Butir Uraian Ayat Ayat Al Qur’an dan Refleksi Alam Al Qur’an
Firman Allah di dalam Q.S An Nisaa 4 : 6 yang berbunyi sebagai berikut

 “ wab talul yataamaa hattaaa idzzaa balaghun nikaah. Fain aa nastum minhum rusydan fadfa’uuu ilaihim amwaa lahum . walaa ta’kuluu haaa isroofan wabidaaron an yakbaruu . waman kaana ghoniyyan fal yasta’fif . waman kaana fakiiron falya’kul bilma’ruufi. Faidzaa dafa’tum ilaihim amwaa lahum fa asyhiduu ‘alaihim . wakafaa billaahi hasiiba “ yang artinya sebagai berikut 

“ Dan ujilah anak-anak yatim itu sampai mereka cukup umur untuk menikah. Kemudian jika menurut pendapatmu mereka telah cerdas ( pandai memelihara harta ) ,maka serahkanlah kepada mereka hartanya. Dan janganlah kamu memakannya ( harta anak yatim ) melebihi batas kepatutan dan ( janganlah kamu ) tergesa-gesa ( menyerahkannya ) sebelum mereka dewasa. Barangsiapa ( di antara pemelihara itu ) mampu, maka hendaklah dia menahan diri ( dari memakan harta anak yatim itu ) dan barangsiapa miskin, maka bolehlah dia makan harta itu menurut cara yang patut. Kemudian apabila kamu menyerahkan harta itu kepada mereka, maka hendaklah kamu adakan saksi-saksi. Dan cukuplah Allah sebagai pengawas.”

Para sahabat sekalian berhati-hatilah kalau kita ketitipan harta anak yatim, karena salah penggunaan berkibat dosa besar kepada diri kita, akan tetapi kalau kita bisa memeliharanya maka  derajat kita akan terangkat tinggi di sisi Allah.

Melalui ayat ini Allah menjelaskan bahwa apabila kita dititipi anak yatim atau hartannya, maka dia berada di bawah pengawasan kita. Karena kitalah nantinya yang akan menentukan apakah sudah saatnya hartanya diberikan kepadanya atau masih menunggu sampai dia betul-betul bisa mandiri. Jadi penyerahan harta itu tidaklah perlu tergesa-gesa..

Apabila yang dititipi harta anak yatim itu mampu ,maka janganlah memakan harta anak yatim tersebut, cukup disimpan saja, dan apabila yang bersangkutan itu memang miskin atau kurang mampu untuk memeliharanya, boleh harta itu digunakan akan tetapi tidak boleh berlebihan, cukup-cukup saja, atau sebatas hanya untuk keperluannya saja.

Apabila anak yatim itu telah cukup dewasa dan memang sudah bisa mandiri, maka berikanlah semua harta itu kepadanya, jangan lupa pada saat penyerahan itu harus ada saksi, agar tidak menimbulkan fitnah di belakang hari.

Dan Allah memperingatkan kita semua melalui firman-Nya tentang harta anak yatim yaitu di dalam Q.S An Nisaa 4 : 10 yang berbunyi

“ innal-ladziina ya’kuluuna amwaalal yataamaa zhulman innamaa ya’kuluuna fii bithuunihim naaron .  wa sayashlauna sa’iiro “ yang artinya sebagai berikut .

Sesunggguhnya orang yang memakan harta anak yatim secara zalim, sebenarnya mereka itu menelan api dalam perutnya dan mereka akan masuk ke dalam api  yang menyala-nyala ( neraka ) “

Barakallaahu fiikum ………….. salam santun dari kami untuk para sahabat semua,……… semoga tulisan ini bermanfaat untuk kita semua dan dan dapat diamblik hikmahnya serta dapat untuk membuka hati hita yang selama ini telah tertutup.


                                                                     Wassalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakatuh
                                                                                                                           Salam dan bahagia


Penulis             : Ki Kartawijaya  Al Adiyat
Pekerjaan         : Anggota Perguruan Tamansiswa Cabang Cirebon

HARTA ANAK YATIM Ke 1



Assalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh,
Salam dan bahagia,

Salam jumpa lagi bersama Butir Uraian Ayat Ayat Al Qur’an dan Refleksi Alam Al Qur’an.

Firman Allah di dalam Q.S An Nisaa 4 : 2  yang berbunyi sebagai berikut “ wa aa tul yataamaa amwaa lahum walaa tatabad-dalul khobiitsa bith-thoyyib. Walaa ta’kuluuu amwaa lahum ilaaa amwaalikum innahuu kaana huban kabiiro “ yang artinya sebgai berikut “ Dan berikanlah kepada anak-anak yatim ( yang sudah dewasa ) harta mereka, janganlah kamu menukar yang baik dengan yang buruk, dan jangalah kamu makan harta mereka bersama hartamu. Sungguh ( tindakan menukar dan memakan harta anak yatim ) itu adalah dosa besar.”

Para sahabat sekalian sungguh  akan mendapatkan dosa yang besar apabila di antara kita dititipi harta anak yatim kemudian kita tidak bisa menempatkannya secara syari'at agama. Harta itu adalah harta Allah untuk anak yatim yang harus dijaga oleh siapapun yang merasa dititipi untuk mereka, kalau memang mereka dianggap belum  dewasa dan belum cukup mampu untuk mengelola hartanya sendiri. Jadi selama anak itu masih belum dewasa
    1. Jagalah harta itu dengan baik, janganlah berani menggunakannya. Mendekati harta anak yatim saja sudah tidak boleh apalagi menggunakannya.;
    2. Janganlah harta anak yatim itu ditukar dengan apapun, apalagi menggunakannya.
Apabila kita melanggar apa yang telah ditetapkan Allah swt ,maka sama saja kita mencampur adukkan antara harta yang hak (benar) dengan harta yang bathil (tidak benar), akhirnya yang benar terbawa menjadi harta yang tidak benar.

Oleh karena itu agar kita tidak terkena dosa besar, apabila kita dititipi harta anak yatim dan tidak tahu bagaimanakah cara mengurusnya, bertanyalah kepada orang yang paham tentang aturan syariat agama, agar jangan sampai titipan harta tersebut akan membuat murkanya Allah, agar hal itu bisa menjadi tambahan lahan ibadahnya. Karena maaf saja harta itu manis bagaikan madu, kalau kita tidak bisa mengendalikan hawa nafsu kita ,maka dalam sekejap madu itu bisa berubah menjadi racun yang mematikan.

Marilah kita simak sabda Rasulullah saw bahwa kelak apabila seseorang meninggal dunia, setelah para pengantar si mayit pulang ke rmahnya masing-masing, maka si mayit akan ditanya oleh kedua malaikat Munkar dan Nakir di alam kubur atau barzah tentang apa saja yang telah dilakukannya ketika hidup dialam dunia. Akan tetapi ada 6 macam orang yang tidak akan ditanya di alam kubur atau barzah yaitu

    1. Orang yang mempersekutukan Allah dengan selain Dia..
    2. Orang yang durhaka kepada kedua orang tuanya.
    3. Orang yang melakukan perbuatan zina;
    4. Orang yang minum khamar ( arak  )
    5. Orang yang memakan harta anak yatim.
    6. Orang yang menjalani riba ( baik peminjam, yang dipinjami maupun yang menunjukkan kepada orang yang mau pinjam )
Barakallaahu fiikum ………….. salam santun dari kami untuk para sahabat semua,……… semoga tulisan ini bermanfaat untuk kita semua dan dan dapat diamblik hikmahnya serta dapat untuk membuka hati hita yang selama ini telah tertutup.


                                                                     Wassalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakatuh
                                                                                                                           Salam dan bahagia


Penulis             : Ki Kartawijaya  Al Adiyat
Pekerjaan         : Anggota Perguruan Tamansiswa Cabang Cirebon

MELAKSANAKAN HUKUM ALLAH



Assalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh,
Salam dan bahagia,

Salam jumpa lagi bersama Butir Uraian Ayat Ayat Al Qur’an dan Refleksi Alam Al Qur’an.

Firman Allah di dalam Q.S Albaqarah 2 : 284 yang berbunyi sebagai berikut : 

“ Lillaahi maa fis-samaawaati wamaa fil ardhi wa in tubduu maa fiii anfusikum au tukhfuuhu yuhaa sibkum bihillaahu fayaghfiru liman yasyaaa u wayu’adz-dzibu man yasyaaa u. wallaahu ‘alaa kulli syai in qodiir “ yang artinya sebagai berikut “ Kepunyaan Allah lah segala apa yang ada di langit dan segala apa yang ada di bumi. Dan jika kamu melahirkan apa yang ada di dalam hatimu atau kamu menyembunyikannya, niscaya Allah akan membuat perhitungan dengan kamu tentang perbuatan itu. Maka Allah mengampuni siapa yang dikehendaki-Nya dan Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu “

Para sahabat semua Allah menjelaskan kepada kita semua bahwa langit dan bumi seisinya itu adalah milik-Nya, termasuk kita semua berada dalam genggaman atau kekuasaan-Nya.. Keberadaan kita di dunia ini bukanlah main-main, akan tetapi kita semua punya tugas untuk melaksanakan segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya, dan kita semua dilarang menzalimi diri kita sendiri artinya apa yang ada di tubuh kita ( anggota tubuh kita ) harus digunakan sesuai dengan fungsi dan kegunaannya. Segala perbuatan kita apakah itu yang nampak maupun yang tidak nampak semuanya akan diperhitungkan oleh Allah, harus dipertanggung jawabkan di hadapan Allah. Memang Allah itu Maha Pengampun, akan tetapi pengampunannya itu tidak semudah seperti apa yang diucapkan. Allah akan mengampuni siapa pun kepada para hamba-Nya yang memohon ampun kepada-Nya, asalkan dia tidak mengulangi perbuatannya yang terdahulu, kemudian harus ada rasa penyesalan terhadap perbuatan tersebut, dan segera merubah diri ke perbuatan yang positif. Dan Dia Maha Kuasa untuk menentukan segala sesuatunya.

Para sahabat semua Abu Hurairah ra berkata bahwa ketika ayat di atas turun kepada Rasulullah saw, kemudian dibacakan kepada para sahabatnya, para sahabatnya itu merasa sangat berat untuk menerimanya. Sehingga mereka mendatangi Rasulullah saw dengan berjongkok dan merekapun berkata kepada beliau bahwa segala amanat beliau ( amal perbuatan ) telah dilaksanakan dengan sekuat tenaga seperti shalat, berjuang di jalan Allah, berpuasa, dan bersedekah, namun ketika mendengar ayat ini mereka merasa tidak mampu nuntuk melaksanakannya.

Kemudian Rasulullah saw bersabda kepada mereka agar jangan mengikuti apa yang dikatakan oleh para Ahli Kitab sebelum mereka yaitu mereka mendengar, tetapi mereka melanggarnya. Sekarang para sahabat harus mengatakan  “ sami’naa wa atho’naa ghufroonaka robbana wa ilaikal mashiir “ yang artinya sebagai berikut “ kami mendengar dan kami mentaatinya. Ampunilah kami ya Allah dan hanya kepada Engkaulah semuanya kembali “

Setelah ayat itu dibaca oleh para sahabat dan mereka merasa ringan membacanya, kemudian dari penggalan ayat yang dibacakan oleh para sahabat dari Rasulullah saw itu, lalu Allah menurunkan ayat itu selengkapnya Q.S Al Baqarah 2 : 285  yang berbunyi

“ Aamanar-rosuulu bimaa unzila ilaihi min robbihii wal mu’minuun . kullun aamana billaahi wamalaa ikatihii wakutubihii warusulihii wa qooluu sami’naa wa a tho’naa ghufroonaka robbanaa wa ilaikal mashiir “ yang artinya sebagai berikut “ Rasul telah beriman kepada Al Qur’an yang diturunkan kepadanya, demikian pula orang-orang yang beriman. Semuanya beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya dan rasul-rasul-Nya ( Mereka mengatakan ) : “ Kami tidak membeda-bedakan antara seseorangpun ( dengan yang lain ) dari rasul-rasul-Nya “ dan mereka mengatakan “ Kami dengar dan kami ta’at “ ( Mereka berdoa ) Ya Allah ampunilah kami dan kepada Engkaulah semua kembali “

 Para sahabat semua, melalui ayat ini Allah menjelaskan bahwa Rasul dan para orang beriman lainnya telah mengakui beriman kepada Allah, kepada para malaikat-Nya, kepada Kitab-kitab-Nya,  kepada para rasul-Nya dan mereka tidak membeda-bedakan antara rasul yang satu dengan rasul lainnya, dan apa yang disampaikan rasul mereka mendengarnya ,kemudian melaksanakannya.
Ketika semuanya telah melaksanakan dari apa yang mereka dengar ,maka kandungan ayat tersebut dimansukhkan oleh Allah swt , kemudian Allah menurunkan ayat berikutnya Q.S Al Baqarah 2 : 286 yang berbunyi
“ Laa yukal-lifullaahu nafsan illaa wus’ahaa lahaa maa kasabat wa ‘alaihaa mak tasabat robbana laa tu a khidznaaa au akhtho’naa “ yang artinya sebagai berikut “ Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat pahala (dari kebajikan ) yang diusahakannya dan dia mendapat siksa ( dari kejahatan ) yang dikerjakannya “. Dan dijawab “ Ya 

.Kemudian berlanjut membacanya “ Robbanaa walaa tahmil ‘alainaaa ishron kamaa hamaltahuu ‘alaladziina min qoblinaa “ yang artinya sebagai berikut “ Ya Allah janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana yang Engkau bebankan kepada orang-orang yang sebelum kami “ Dan dijawab “ Ya “  

Kemudian berlanjut membacanya “ Robbanaa walaa tuhammilnaa maa laa thoo qota lanaa bih “ yang artinya sebagai berikut “ Ya Allah janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kami memikulnya “ Dan dijawab “ Ya “ .

 Kemudian berlanjut membacanya “ Wa’fu annaa waghfirlanaa warhamnaa . anta maulaanaa fan shurnaa ‘alal qoumil kaa firrin “ yang artinya sebagai berikut “ Maafkanlah kami, ampunilah kami dan rahmatilah kami. Engkaulah penolong kami, maka tolonglah kami terhadap kaum yang kafir “ Dijawab “ Ya “   
( H.R Muslim  )

Para sahabat semua dari ayat di atas kandungan artinya yaitu

1.Allah tidak akan membebani seseorang melebihi batas kemampuannya di dalam beribadah;
2.Yang berbuat baik maupun yang berbuat keburukan akan menanggung akibatnya;
3.Segala permohonan do’a akan dikabulkan dengan syarat harus beriman kepada Allah, malaikat-Nya, Kitab-Nya dan Rasul-Nya. Dan hal ini tidak cukup hanya diucapkan saja ,  tetapi harus dibuktikan dengan ketakwaan.
4. Apabila persyaratan no 3 terpenuhi ,maka segala kelalaian akan dimaafkan, segala kesalahan akan dihapuskan, segala dosa akan diampuni, dan Allah akan menambahkan rohmat-Nya kepada siapapun yang Dia kehendaki .

 Barakallaahufiikum…………salam santun dari kami untuk para sahabat semua, semoga tulisan ini bermanfaat bagi kita semua, dan dapat diambil hikmahnya, serta dapat membuka hati kita semua yang selama ini telah tertutup……….Andaikan ada salah tulis atau kata, itu adalah kesalahan kami dan………..Ya Allah ampunilah kami akan hal tersebut……….. Marilah kita bersihkan dan sucikan hati, jiwa dan akal fikiran kita semua dengan mengucapkan

Laa ilaaha illallaah Muhammadurrasuulullaah saw Allahu Akbar Subhanallaah Subhanallaahu wabihamdih Subhanallaah al’adhiim Subhanakallaahumma wabihamdika asyhadu alla ilaaha illa anta astaghfiruka wa’atuubu ilaik.


                  Wassallamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh
   Salam dan bahagia


Penulis             : Ki Kartawijaya Al Adiyat
Pekerjaan         : Anggota Perguruan Tamansiswa Cabang Cirebon