Sabtu, 29 November 2014

SURAT AL BAQARAH AYAT 234 - 235



Allah swt berfirman di dalam QS Al Baqarah ayat 234 - 235 yang artinya berbunyi :

" Orang-orang yang meninggal dunia di antaramu dengan meninggalkan isteri-isteri (hendaklah para isteri itu) menangguhkan dirinya (ber iddah) empat bulan sepuluh hari. Kemudian apabila telah habis iddahnya, maka tiada dosa bagimu (para wali) membiarkan mereka (berhias, atau pergi atau menerima pinangan) menurut yang patut. Allah mengetahui apa yang kamu perbuat.
Dan tidak ada dosa bagi kamu meminang wanita-wanita itu (suaminya telah meninggal dan masih dalam iddah) dengan sindiran atau kamu menyembunyikan (keinginan mengawini mereka) dalam hatimu. Allah mengetahui bahwa kamu akan menyebut-nyebut mereka, dalam pada itu  janganlah kamu mengadakan janji kawin dengan mereka secara rahasia, kecuali sekedar mengucapkan (kepada mereka) perkataan yang ma'ruf. Dan janganlah kamu berazam (bertetap hati) untuk beraqad nikah, sebelum habis iddahnya. Dan ketahuilah bahwasanya Allah mengetahui apa yang ada dalam hatimu; maka takutlah kepadaNya, dan ketahuilah bahwa Allah maha Pengampun lagi Maha Penyantun ".

Melalui ayat ini Allah menjelaskan kepada kita semua bahwa Dia mengetahui apa yang dirahasiakan maupun yang ditampakkan oleh kita.

Kita semua harus takut kepada Allah, apabila melanggar hukum-huum-Nya, janganlah takut kepada manusia atau apapun.

Apabila ada seorang/beberapa orang isteri diceraikan oleh suaminya atau ditinggalkan suaminya karena meninggal. Maka tanggung jawab isteri tersebut kembali kepada walinya (orang tuanya). Untuk itu agar para wali membiarkan isteri(anak tersebut ) untuk menerima pinangan dari siapapun dan dari manapun, tapi dengan cara yang wajar.

Dengan cara yang wajar disini artinya tidak ada yang dirahasiakan, dengan itikad yang baik, tidak ada yang disembunyikan. Akan tetapi harus bersabar menunggu sampai masa iddahnya habis.

Setelah masa iddah sang isteri ( janda ) itu habis maka boleh lah ia dinikahinya asalkan memenuhi syarat dan rukunnya serta hukum-hukumnya.

Karena akhir-akhir ini banyak yang terjadi nikah sirih. Nikah sirih secara hukum agama syah, tapi belum tentu dengan hukum rumah tangga dan hukum adat. Jika dikaitkan dengan hukum pemerintah, jelas tidak sah, karena tidak mempunyai buku nikah ( surat izin menikah ) yang dikeluarkan oleh pemerintah. Masalah nikah sirih akan dijelaskan kemudian.

MENGAPA HARUS IRI DENGAN ORANG LAIN ?



Kedengkian ( hasad )  adalah seperti makanan asin yang selalu merapuhkan tulang. Hasad juga seperti penyakit kronis yang selalu menggeraogoti tubuh pelan tapi pasti hingga rusak dan membusuk.

Pendengki itu ibarat musuh dalam selimut. Seorang pendengki akan celaka karena setiap segala sesuati diawali dengan persahabatan dan diakhiri dengan permusuhan.

Usahakan anda jangan sampai penyakit dengki itu merasuk ke diri anda. Bila penyakit ini sudah merasuk maka anda akan mengalami kesulitan untuk mencurahkan kasih sayang terhadap orang lain.

Bila anda menanamkan kedengkian terhadap rang lain berarti sama saja anda dengan memberi makan kegalauan kepada daging-daging anda, memberikan minum kegelisahan kepada darah anda dan menebarkan rasa kantuk pelupuk mata anda kepada orang lain.

Seorang pendengki ibaratnya orang yang menyalakan pemanggang roti, lalu setelah pemanggang itu panas ia menceburkan dirinya sendiri ke dalam pemanggang itu.

Keresahan, kegelisahan dan kecemasan hidup merupakan penyakit-penyakit yang dilahirkan oleh sifat dengki. Yaitu untuk mengakhiri ketenteraman, kesejahteraan, dan kebahagiaan hidup.

Jumat, 28 November 2014

SURAT AL BAQARAH AYAT 233



Allah swt berfirman di dalam QS Al Baqarah ayat 233 yang artinya berbunyi sebagai berikut :

" Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua tahun penuh, yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan. Dan kewajiban ayah memberi makanan dan pakaian kepada para ibu dengan cara yang ma'ruf. Seseorang tidak dibebani melainkan kadar kesanggupannya. Janganlah seorang ibu menderita kesengsaraan karena anaknya dan juga seorang ayah karena anaknya, dan warispun berkewajiban demikian. Apabila keduanya ingin menyapih (sebelum dua tahun) dengan kerelaan keduanya dan permusyawaratan, maka tidak ada dosa atas keduanya. Dan jika kamu ingin anakmu disusukan oleh orang lain, maka tidak ada dosa bagimu apabila kamu memberikan pembayaran menurut yang patut. Bertaqwalah kepada Allah dan ketahuilah bahwa Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan ". 

Melalui ayat ini Allah swt memberitahukan kepada kita semua tentang kewajiban seorang ibu terhadap anaknya yang harus disusui yaitu

Sudah menjadi kewajiban bagi seorang ibu yang sudah berumah tangga, lalu mendapatkan sorang anak (pemberian Allah) ,maka sang anak harus disusuinya selama dua tahun penuh.

Adapun kewajiban seorang ayah adalah menafkahi mereka yaitu memberikan makanan dan pakaian, tapi dengan makanan yang baik ( halal). Mengapa dsini disebutkan yang halal ? Karena kalau memberi makanan dari jalan yang tidak halal, maka sama saja dengan memberikan racun pada keluarga, sehingga sekujur tubuhnya akan terkena virus/racun dan kalau terus-terusan ,maka akan menjadikan suatu penyakit dalam dirinya. 

Jangan sampai gara-gara menyusui anak, karena makanan yang diberikan sang suami kurang, akhirnya sang ibu menjadi menderita (sakit) dan sang anak menjadi kurang gizi.

Dengan Allah memberikan anak kepada mereka itu berarti Dia sudah mengukur kadar kesanggupan keduanya. Dianggapnya mereka itu sudah mampu mengurus anaknya yang merupakan titipan Allah untuk diterima, dijaga dan dipelihara dengan baik dan benar.

Bila sang ibu tidak bisa menyusui selama dua tahun penuh karena alasan lain, misalnya bekerja di luar rumah, atau karena kesehatannya, maka boleh saja digantikan dengan susu bayi yang sesuai dengan keadaan si bayi, atau bisa juga meminta bantuan orang lain untuk menyusui anaknya, asalkan ada kesepakatan antara bapak dan ibunya untuk melakukan hal itu.

Jika dususukan kepada orang lain, maka orang itu harus dibayar sebagai pengganti jasanya sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati. Artinya harus dibayar sesuai dengan kesepakatan bersama.

Dan semua yang dilakukan itu tidan ada dosa buat mereka. Hal ini merupakan salah satu tanda bahwa mereka menjadi orang-orang yang bertaqwa kepada Allah.

Termasuk juga dalam hal waris, jangan sampai gara-gara warisan karena urusan harta benda gono gini kemudian menjadi pecah, bahkan sampai terjadi permusuhan. Hal ini akan memberatkan ibu dan bapaknya.

Subhanallah, Islam itu sebenarnya indah. Allah mengatur sampai sedemikin rupa sampai kepada yang sekecil-kecilnya. Hanya saja manusianya saja banyak yang tidak mengerti, lalu gak ada yang memberi pengertian, atau merekanya saja yang tidak mau berusaha untuk mengerti. Islam tidak menghendaki kekerasan akan tetapi yang dikehendaki adalah kedamaian, ketenteraman.

Semoga kita semua menjadi orangorang yang selalu berjalan di atas jalan-Nya yang lurus, sehingga kita semua selamat di dunia dan bahagia di akhirat.

Aaaaamiin Yaa  Rabbal 'aalamiin.


SURAT AL BAQARAH AYAT 232



Allah swt berfirman di dalam QS Al Baqarah ayat 232 yang artinya berbunyi sebagai berikut ;
' Apabila kamu mentalaq isteri-isterimu, lalu habis iddahnya, maka janganlah kamu (para wali) menghalangi mereka kawin lagi dengan bakal suaminya ( kawin lagi dengan bekas suaminya atau dengan lelaki yang lain) , apabila telah terdapat kerelaan di antara mereka dengan cara yang ma'ruf. Itulah yang dinasehatkan kepada orang-orang yang beriman di antara kamu kepada Allah dan hari kemudian. Itu lebih baik bagimu dan lebih suci. Allah mengetahui sedang kamu tidak mengetahui "

Melalui ayat ini Allah swt melanjutkan lagi penjelasannya tentang masalah perkawinan atau pernikahan yaitu 

Nasehat ini hanya ditujukan kepada orang-orang yang merasa dirinya beriman kepada Allah dan hari kemudian ( akhirat ). Mengapa dikatakan dengan hari kemudian ? Karena hari kemudian adalah hari yang kekal abadi dimana setiap hamba Allah akan menikmati hasil tanamannya yang telah dilakukannya selama berada di dunia. Termasuk salah satunya tentang mereka yang sudah berumah tangga apakah kewajiban sebagai seorang kepala keluarga, sebagai seorang suami, sebagai seorang isteri sudah dilaksanakan dengan baik dan benar sesuai dengan kehendak Allah ( yang sudah diterangkan di dalam ayat ayat-Nya ).

Bila sudah dilaksanakan sesuai dengan kehendak Allah maka mereka akan mendapatkan kenikmatan (surga)  dan mereka menjadi orang2 yang beruntung di sisi Allah. Apabila yang terjadi sebaliknya maka Allah pun telah menyediakan siksa dan azab buat mereka (neraka) dan mereka termasuk golongan orang2 yang rugi di sisi Allah.

Kemudian jika anda punya anak perempuan sudah dinikahkan, kemudian karena sesuatu hal anak anda diceraikan oleh sang suami., maka anda sebagai wali, anda harus memberikan haq yang benar, yaitu bila anak anda akan menikah lagi dengan seorang lelaki ( apakah itu mantan suaminya atau lelaki lain lagi), ijinkanlah, jangan dihalang-halanginya. Namun anda sebagai orang tua wajib menasehati dan mengarahkannya dengan baik agar pernikahan yang sekarang ini harus lebih baik lagi.

Memang yang namanya pernikahan ini merupakan sunah Nabi saw, namun Allah dan RasulNya paling membenci suatu perbuatan yang namanya cerai. Oleh karena itu yang namanya cerai itu harus dihindarkan semampu mungkin, harus bisa mempertahankan rumah tangganya sekuat mungkin . Jangan hanya karena masalah sepele lalu dibesar-besarkan dan di penghujungnya diakhiri dengan perceraian.

Allah mengatakan kepada kita semua bahwa suatu perbuatan yang baik dan tujuan yang suci bila kita semua selalu berusaha mempertahankan keutuhan rumah tangga kita.

Jadikan rumah tangga kita yang sakinah mawahdah wa rahmah. Kata2 ini selalu tidak pernah tertinggal di setiap acara pernikahan, namun dalam pelaksanaannya tidak semudah dengan ucapannya, membutuhkan proses, pembinaan dan arahan dari mereka yang sudah berumah tangga lama .

Aaaamiin  Yaa  Rabbal  'Aalamiin


SURAT AL BAQARAH AYAT 231



Allah swt berfirman di dalam QS Al Baqarah ayat  231  yang artinya berbunyi sebagai berikut '

" Apabila kamu mentalaq isteri-isterimu, lalu mereka mendekati akhir iddahnya, maka rujukilah mereka dengan cara yang ma'ruf , atau ceraikan mereka dengan cara yang ma'ruf (pula). Janganlah kamu rujuki mereka untuk memberi kemudharatan, karena dengan demikian kamu menganiaya mereka (memaksa mereka minta cerai dengan jalan khulu', atau membiarkan mereka hidup terkatung-katung). Barangsiapa berbuat demikian, maka sungguh ia telah berbuat zalim terhadap dirinya sendiri. Janganlah kamu jadikan hukum-hukum  Allah sebagai permainan. Dan ingatlah nikmat Allah padamu, dan apa yang telah diturunkan Allah kepadamu yaitu Al-Kitab(Al Qur'an) dan Al-Hikmah(As-Sunnah). Allah memberikan pengajaran kepadamu. Dan bertaqwalah kepada Allah serta ketahuilah bahwasanya Allah Maha Megetahui segala sesuatu.

Melalui ayat ini Allah swt melanjutkan hukum masalah rumah tangga kepada kita semua untuk dipahami benar-benar yaitu '

Allah menurunkan Al Qur'an dan As Sunnah itu untuk dipelajari oleh kita semua, jangan hanya dibaca Arabnya saja, agar ayat-ayat yang dibaca itu diketahui benar apa maksud isi kandungan maknanya. Bukan untuk dihafalkan ,akan tetapi untuk dibaca. Kemudian jadikanlah itu sebagai tuntunan, petunjuk dan pedoman hidup di dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Lakukan sesuai dengan kadar kesanggupan masing-masing.

Di dalam Al Qur'an itu isi kandungannya menyangkut berbagai macam contoh2 kehidupan, sejarah, dll dan salah satunya adalah mengenai hukum-hukum rumah tangga. Sehingga pada saat mau berumah tangga itu tahu hal apa saja yang harus dilakukan dan hal apa saja yang harus dihindari.

Pada saat sang suami menceraikan isterinya, kemudian saat masa iddahnya habis , lalu sang isteri mendatangi lagi sang suami dan meminta untuk kembali, maka terimalah dengan tangan terbuka ikhlas karena Allah, nikahilah dia kembali dan masing-masing berjanji untuk saling memperbaiki diri,koreksi diri, mawas diri dan tahu diri, agar segala keburukan yang pernah dialaminya itu tidak terulang kembali.

Bila oleh sang suami dinikahi itu hanya untuk menzaliminya, atau membiarkannya terkatung-katung dan hidupnya menjadi sengsara , maka sebaiknya diurungkan saja, karena hal ini berarti telah melanggar hukum-hukum Allah dan dia telah menzalimi dirinya sendiri.

Allah menerapkan hukum-hukum ini bukan untuk main-main ,akan tetapi untuk kebaikan dan keutuhan rumah tangga para hambaNya agar dipenuhi dengan rahmat dan kasih sayangNya. Dan di dalam berumah tangga itu masing-masing saling menambah amal kebajikan.

Jadilah suami dan isteri ini,  menjadi orang yang bertaqwa kepada Allah dengan mengikuti tuntunan RasulNya. Apakah anda sanggup menghitung nikmat-nikmat Allah yang telah dinikmati anda ? Pastinya anda tidak akan sanggup menghitungnya. 

Oleh karena itu syukurilah atas apa yang telah Allah berikan, manfaatkan untuk hal-hal yang diridoi Allah, bukan untuk menjadikan Allah murka, atau bahkan bisa saja melaknat anda.

Semoga kita semua dapat menjalani dan memelihara keutuhan rumah tangga kita sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan Allah.

Aaaaamiin  Yaa  Rabbal  'Aalamiin


SURAT AL BAQARAH AYAT 229 - 230




Allah swt berfirman di dalam QS Al Baqarah ayay 229 - 230 yang artinya berbunyi sebagai berikut ;

" Talak ( yang dapat dirujuki ) dua kali. Setelah itu boleh rujuk lagi dengan cara yang ma'ruf atau menceraikan dengan cara yang baik . Tidak halal bagi kamu mengambil kembali dari sesuatu yang telah kamu berikan kepada mereka, kecuali kalau keduanya khawatir tidak akan dapat menjalankan hukum-hukum Allah . Jika kamu khawatir bahwa keduanya (suami siteri) tidak dapat menjalankan hukum-hukum Allah, maka tidak ada dosa atas keduanya tentang bayaran yang diberikan oleh isteri untuk menebus dirinya. Itulah hukum-hukum Allah, maka janganlah kamu melanggarnya. Barangsiapa yang melanggar hukum-hukum Allah maka itulah orang-orang yang zalim ".
Kemudian jika suami menalaqnya (sesudah talaq yang kedua) mapa perempuan itu tidak halal lagi baginya hingga kawin dengan suami yang lain. Kemudian jika suami yang lain itu menceraikannya, maka tidak ada dosa bagi keduanya (bekas suami yang pertama dan isteri) untuk kawin kembali jika keduanya berpendapat akan dapat menjalankan hukum-hukum Allah. Itulah hukum-hukum Allah, diyerangkanNya kepada kaum yang (mau) mengetahui ".

Melalui ayat ini Allah swt menjelaskan tentang hukum-hukum rumah tangga lanjutan dari ayat-ayat sebelumnya agar diketahui oleh kita semua bahwa

Di dalam mengarungi bahtera rumah tangga, tidak semuanya berjalan dengan mulus. Ada yang mampu bertahan untuk tidak bercerai, dan ada pula karena sesuatu hal rumah tangganya berantakan dan berujung perceraian.

Bila terjadi perceraian antara sebuah keluarga berlaku hanya dua kali cerai, dan bila rujuk lagi masih diperkenankan, dan itu merupakan episod rumah tangga yang terakhir. Artinya bila terjadi perceraian lagi.\, maka berakhirlah sudah hubungan keduanya, artinya bila mantan suami ingin rujuk kembali sudah tidak bisa.

Bisa dilakukan rujuk kembali dengan mantan suaminya namun sang mantan isteri harus dinikahkan dengan lelaki lain dulu. Dan bila dengan lelaki yang terakhir sudah cerai lagi, maka barulah mantan suami yang dulu bisa rujuk kembali.

Pernikahan itu memang sunnah nabi, tapi perceraian adalah sesuatu yang amat dibenci Allah. Oleh karenanya sebelum menikah, pikirkan dulu masak2 segala sesuatunya, bukan hanya bermodalkan cinta saja yang penuh dengan keindahan, ucapannya yang merayu-rayu kaya rayuan pulau kelapa, janjinya muluk-muluk setinggi gunung.

Siapkan fisak dan mental keduanya, saling membina, saling mengisi, saling membantu, saling memahami karakter masing-masing. Barulah bila sudah siap meminta kepada kedua orangtua untuk menguruskan berbgai macam persyaratan baik yang tertulis maupun yang tidak tertulis, agar pada saat hari H ( hari pernikahan) itu tidak ada masalah.

Keduanya perlu diberikan pembinaan tentang hukum-hukum rumah tangga, terutama sekali hindari jauh-jauh kata CERAI atau sekarang pulang kamu ke orang tuamu, ini juga sama sudah jatuh talak, walaupun misalnya hanya gurau hanya sekedar untuk menakut-nakuti saja. Ini sekali lagi sudah jatuh talak, jadi sudah tdk bisa berhubungan layaknya suami isteri lagi

Dan usahakan diniatkan masing-masing untuk melaksanakan ibadah kepada Allah dan mengikuti sunnah Rasul. Karena sesuatu yang baik itu harus diawali dengan niat yang baik.

Kamis, 27 November 2014

SURAT AL BAQARAH AYAT 228



Allah swt berfirman di dalam QS Al Baqarah ayat 228 yang artinya berbunyi sebagai berikut :

" Wanita-wanita yang ditalaq hendaklah menahan diri ( menunggu ) tiga kali quru' (tiga kali haid). Tidak boleh mereka menyembunyikan apa yang diciptakan Allah dalam rahimnya , jika mereka beriman kepada Allah dan hari akhirat. Dan suami-suaminya berhak merujukinya llah dalam masa menanti itu,  jika mereka (para suami) itu menghendaki islah. Dan para wanita  mempunyai hak yang seimbang dengan kewajibannya menurut cara yang ma'ruf. Akan tetapi para suami, mempuynyai satu tingkatan kelebihan daripada isterinya. Dan Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana "

Melalui ayat ini Allah menjelaskan tentang hukum talaq untuk menyempurnakan hukum2 di ayat sebelumnya kepada kita semua agar tercipta rumah tangga yang baik dan benar.

Bila seorang isteri diceraikan oleh suaminya, lalu akan menikah dengan lelaki lain, maka harus menunggu selama tiga kali haid terlebih dahulu, dan setelah itu barulah boleh menikahinya. Inilah yang disebut masa idah artinya masa menunggu.

Sang isteripun harus berkata jujur jika dia beriman kepada Allah dan hari akhirat, apakah dia dalam keadaan mengandung atau tidak. Kalau dalam keadaan mengandung, maka harus menunggu sampai dia melahirkan.

Bila tidak jujur, yang dikhawatirkan setelah terjadi pernikahan , beberapa bulan kemudian dia melahirkan, dimana masa dalam kandungan itu belum waktunya lahir. Akhirnya terjadi keributan. Suami yang sekarang tidak mengakui anak itu adalah anak kandungnya. Dan mantan yang dulu entah sudah pergi kemana, juga tidak mau bertanggung jawab atas perbuatannya. Dan yang menjadi korban adalah anak tersebut. Karena keduanya tidak mangakuinya maka nama anak tersebut dengan terpaksa diberinama si fulan binti ibunya. Dan akibat ketidak jujuran itu , rumahtangganya menjadi kacau.

Alangkah baiknya sang isteri rujuk kembali dengan lelaki yang menghamilinya, karena biar bagaimanapun suami punya nilai lebih yaitu punya tanggung jawab memberi nafkah kepada anak dan istri termasuk juga melindunginya.

Bila sang isteri ingin mencari nafkah guna meringankan beban hidup di rumahtangganya juga boleh asalkan ada ijin dari sang suami. Bila sang suami tidak mengijinkan maka sang isteri tetap kerjaannya hanya mengurus rumah tangga saja.

Bila pendidikan sang isteri lebih tinggi dari suaminya, lalu penghasilannya lebih besar dari suaminya, maka tidak boleh sombong, egonya tinggi, tetap isteri harus patuh pada suami. Segala perintah suami harus diturut, kecuali perintah itu tidak benar menurut syariat agama.

SURAT AL BAQARAH AYAT 226 - 227




Allah swt berfirman di dalam QS Al Baqarah ayat  226  -  227 yang artiya berbunyi sebagai berikut :

"Kepada orang-orang yang meng ilaa isterinya diberi tangguh empat bulan (lamanya) . Kemudian jika mereka kembali (kepada isterinya), maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
Dan jika mereka ber'azam (bertetap hati untuk) talak, maka sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui ".

Melalui ayat ini Allah swt masih memberitahukan tentang urusan hukum rumah tangga kepada kita semua, karena kebanyakan manusia banyak yang berumah tangga itu seperti main-main, seperti membeli makanan. Sesampainya di rumah, bungkusan dibuka, lalu makanan dimakan, dan........ setelah makanan habis........ bungkusnya di buang di tempat sampah atau dibiarkan begitu saja.

Yang dimaksud meng ilaa adalah tujuannya bersumpah  tidak mau berhubungan intim lagi dengan isterinya . Akibatnya sang isteri menjadi menderita batin. Disetubuhinya kagak diceraipun juga kagak. Maksudnya sang Isteri karena sudah kagak disetubuhin mau cari suami lain lagi kagak bisa karena statusnya masih ada ikatan hukum dengan suaminya. Tapi disebut punya suami, suami kagak ngurusin dirinya, akibatnya dirinya dibiarkan begitu saja.

Bagi sang suami yang sudah meng ilaa karena sesuatu hal masih diberi kebijakan oleh Allah yaitu diberi waktu selama 4 bulan untuk berfikir. Bila setelah waktu yang ditentukan menjadi sadar diri dan saling meminta maaf ,maka mereka bisa melanjutkan rumah tangganya seperti biasa, dan bertobat untuk tidak mengulanginya lagi kejadian tersebut ( taubatan nasuha ) . Tapi harus membayar kafarat atau denda kepada isterinya. Masalah besar kecilnya denda tergantung kepada kesepakatan mereka berdua , yang penting sama-sama ikhlas karena Allah .

Akan tetapi bila sang suami tetap dengan sumpahnya maka harus segera menceraikannya, agar sang isteri tdan menderita berlarut-larut dan tidak ada ikatan hukum lagi dengan yang baersangkutan.

Allah Maha Pengampun, Dia akan mengampuni hambaNya yang bertobat kepadaNya. 
Allah Maha Penyayang, Dia tidak pernah menzaimi hambaNya sedikitpun.
Allah Maha Mendengar., Dia mendengar apapun yang diucapkan oleh hambaNya .
Allah Maha Mengetahui., Dia mengetahui apa yang diniatkan oleh hambaNya., tidak ada yang lolos dari pengamatan Allah semua hal yang terjadi kepada hambaNya .

APAKAH MANFAAT DARI BERZIKIR KEPADA ALLAH ?



BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIIM
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakaatuh.

Tidak ada suatu pekerjaan yang sungguh benar benar amat melegakan hati dan pahalanua juga lebih mulia selain berzikir kepada Allah.

Zikir yang baik itu harus tahu artintya terlebih dahulu, syukur sampai dengan wawasan yang luas, sehingga pada saat berzikir itu mulutnya berzikir hati menghayatinya, bersamaan dengan pikiran. Artinya antara pikiran, hati dan bibir itu nada dan iramanya sama .

"Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku, niscaya Aku ingat (pula) kepadamu ". QS 2 : 152.

Berzikir kepada Allah adalah surga Allah di bumi-Nya. Maka barangsiapa yang tidak pernah memasukinya, dia tidak akan dapat memasuki surga-Nya .

 Berzikir kepada Allah ini merupakan penyelamat jiwa dari berbagai macam kerisauan, kegundahan, kekeslan dan gonangan dalam kehidupan.

Jadi tidaklah heran bagi orang-orang yang selalu mengingat Allah itu hidupnya selalu berbahagia dan tenteram, walaupun keadaannya sungguh amat sederhana sekali.

SURAT AL BAQARAH AYAT 224 - 225



Allah swt berfirman di dalam QS Al Baqarah ayat 224  -  225  yang artinya berbunyi sebgai berikut ;

" Janganlah kamu jadikan (nama) Allah dalam sumpahmu sebagai penghalang untuk berbuat kebajikan, bertaqwa dan mengadakan islah di antara manusia. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui .
Allah tidak menghukum kamu disebabkan sumpahmu yang tidak dimaksud (untuk bersumpah) ,tetapi Allah menghukum kamu disebabkan (sumpahmu) yang disengaja (untuk bersumpah) oleh hatimu. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyantun".

Melalui ayat ini Allah memberitahukan kepada kita bahwa janganlah kita bermain sumpah hanya sekedar untuk meyakinkan orang lain agar percaya, hanya sekedar untuk tujuan duniawi yang nilainya hanya sedikit, dengan menggunakan nama-Nya.

Misalnya bersumpahnya itu hanya untuk menipu orang lain demi tujuan yang akan dicapainya. Dia Maha Tahu apapun yang diperbuat hambaNya, Dia mengetahui rahasia di lubuk hati manusia yang paling dalampun walau baru hanya niat saja .

Bila sumpah itu dilakukan dengan tdk disengaja atau karena benar-benar gak tahu hukumnya, maka Allah akan mengampuninya asalkan orang tersebut memohon ampun dan segera bertobat kepada-Nya untuk tidak mengulanginya kembali .

Bila sumpah itu dilakukan dengan sengaja, maka harus membayar denda sesuai kesepakatan bersama dengan orang yang dizaliminya, apalagi kepada istri sendiri , juga sama. Pembayaran denda itu sesuai dengan apa yang diminta istrinya sesuai dengan kadar kesanggupan sang suami untuk membayarnya.

Bila pembayaran denda itu dianggapnya suatu kesempatan untuk membalas dendam karena merasa disakiti, maka sama saja sang sitri berbuat zalim kepada sang suami. Lakukanlah atas dasar kesepakatan bersama.

Semoga kita semua bisa menjaga mulut kita tidak hanya sekedar bicara, walaupun lidah dikatakan tidak bertulang. Melalui lidah itulah kita akan celaka atau akan selamat.

Aaaaamiin  Yaa  Rabbal  "Aaalamiin


Rabu, 26 November 2014

SURAT AL BAQARAH AYAT 222 - 223



Allah swt berfirman di dalam QS Al Baqarah ayat 222 - 223 yang artinya berbunyi sebagai berikut ;

" Mereka bertanya kepadamu tentang Haid. Katakanlah, "Haid itu adalah kotoran" Oleh sebab itu hendaklah kamu menjaukan diri dari wanita di waktu haid ; dan janganlah kamu mendekati mereka, sebelum mereka suci . Apabila mereka telah suci, maka campurilah mereka itu di tempat yang diperintahkan Allah kepadamu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang taubat dan menyukai orang-orang yang menyucikan diri.
Isteri-isterimu adalah (seperti) tanah tempat kamu bercocok tanam, maka datangilan tanah tempat bercocok-tanammu itu bagaimana saja kamu kehendaki. Dan kerjakanlah (amal yang baik) untuk dirimu, dan bertaqwalah kepada Allah dan ketahuilah bahwa kamu kelak akan menemui-Nya. Dan berilah kabar gembira kepada orang-orang yang beriman".

Melalui ayat ini Allah swt melanjutkan penjelasannya tentang masalah rumah tangga kepada kita semua, karena pada zaman N.Muhamamad saw ada yang bertanya kepada beliau apa yang harus mereka lakukan saat isterinya mengalami haid. Dan Allah memerintahkan beliau untuk menerangkannya   yaitu ;

1. Haid adalah hanya terjadi pada wanita. Apabila wanita datang haid berarti dia dalam keadaan kotor artinya kotorannya itu dibuang, jadi sedang dibersihkan atau disucikan.

2. Jadi selama wanita atau isteri anda dalam keadaan haid, maka janganlah anda mengajaknya untuk berhungan intim layaknya hubungan suami isteri.

3. Bila isteri anda sudah suci dan telah mandi junub atau mandi besar, maka anda diperbolehkan mengadakan hubungan dengannya, tapi janganlah dia diperlakukan seperti binatang, tapi perlakukan di dengan lembut dan sopan, karena dia bukan binatang, hanya sekedar pemuas hawa nafsu belaka.

4. Isteri anda itu adalah sebagai pelengkap untuk menyenangkan anda, sebagai pendamping anda. Maka perlakukan dia dengan penuh kasih sayang seperti yang dilakukan terhadap diri anda sendiri. Berilah dia kepercayaan, didiklah dia dalam hal agama kalau ternyata agamanya kurang. Karena bila anda meninggal, semuanya akan ditanyakan apa yang telah dilakukan selama hidup di dunia, termasuk salah satunya adalah perlakuan anda terhadap isteri anda.

5. Bila sebelum anda membaca ayat ini ternyata banyak prilaku yang menyimpang, maka segeralah mon ampunan-Nya dan bertobat kepada-Nya, dan perbuatan yang lama jangan terulang kembali.

6. Apabila hal ini dilakukan oleh anda dengan baik dan benar berarti anda sudah termasuk ke dalam golongan orang-orang yang bertaqwa, maka Allah akan memberikan sesuatu yang akan menggembirakan anda yaitu surga.

7. Surga itu di akhirat, kalau di dunia namanya apa ? Allah akan memberikan ketenangan, ketenteraman, kesejahteraan, kedamaian, kenikmatan, keselamatan, kesehatan, kelancaran, kemudahan, keimanan, hihayah, taufik, inayah, maunah dst ( yang baik-baik ).

Semoga kita semua bisa menjadi seorang suami yangbertanggung jawab. Bertanggung jawab terhadap diri sendiri, istri, keluarga dan terhadap Allah swt

Aaaaamiin  Ya  Rabbal 'Aalamiin.


SURAT AL BAQARAH AYAT 221



Allah berfirman di dalam QS Al Baqarah ayat 221 yang artinya berbunyi sebagai berikut ;

" Dan janganlah kamu menikahi wanita-wanita musyrik, sebelum mereka beriman. Sesungguhnya wanita budak yang mu'min lebih baik dari wanita musyrik, walaupun dia menarik hatimu. Dan janganlah kamu menikahkan orang-orang musyrik ( dengan wanita-wanita mu'min) sebelum mereka beriman. Sesungguhnya budak yang mu'min lebih baik dari orang musyrik walaupun dia menarik hatimu. Mereka mengajak ke neraka sedang Allah mengajak ke surga dan ampunan dengan izinNya. Dan Allah menerangkan ayat-ayatNya ( perintah-perintahNya )kepada manusia supaya mereka mengambil pelajaran "

Melalui ayat ini Allah memberitahukan kepada kita semua bahwa

1. Allah menurunkan Al Qur'an itu untuk dibaca dan dipelajari, dipahami, dihayati makna ayat-ayat yang terkandung di dalamnya, bukan untuk dihafalkan. Setelah itu baru diamalkan sesuai dengan kesanggupan kita masing-masing. Jaikan Al Qur'an itu sebagai petunjuk dan pedoman hidup kita, karena hanya Al Qur'an lah yang bisa menuntun kita ke jalan yang benar yang diridoi Allah.

2. Mengapa Allah menurunkan Al Qur'an untuk kita ? Karena Dia selalu mengajak kita semua agar bisa memasuki surgaNya. Dan kalau kita mengaku telah banyak berbuat dosa, maka segeralah memohon ampun dan bertobat kepadaNya dan Dia akan mengampuni kita. Pintu tobat selalu terbuka buat kita sepanjang siang dan sepanjang malam. Dan Allah akan menerimanya dengan baik.

3. Berbeda dengan orang-orang musyrik, mereka tidak percaya kepada Allah karena mereka selalu mencari kesono kemari apakah itu tempat atau benda atau orang yang dianggapnya memiliki kekuatan ( seperti Allah ), Perbuatan ini sungguh amat dimurkai Allah, dan mereka selalu mengajak, mempengaruhi orang lain agar mengikuti jejaknya. Mereka senangnya hanya memperturutkan hawa nafsunya, ambisinya untuk urusan dunia, apakah harta benda atau jabatan atau kekuasaan. Adapun untuk akhiratnya nol besar. Jadi mereka ini selalu mengajak orang lain agar bis masuk bersama mereka ke neraka yang sudah disediakan Allah.

4.Oleh karena itu janganlah kita menikahkan anak-anak kita yang sudah memiliki keimanan dengan mereka, Boleh nikah dengannya asalkan mereka beriman terlebih dahulu dan berjanji untuk berubah sikapnya itu bukan sementara(karena mau nikah saja) akan tetapi untuk selamanya.

5. Apabila masih diragukan maka menikah dengan seorang budak ( sekarang itu pembantu rumah tangga), kalau emng dia beriman dan anaknya baik akan jauh lebih baik, walaupun wanita yg musryik itu jauh lebih cantik dan menarik, karena ujung-ujungnya adalah neraka.

6. Untuk pria pun sama dengan no 4 dan 5 , harus beriman dulu baru di nikahkan. Dan daripada memilih pendamping yang akan mencelakakan walaupun ganteng dan menarik. Lebih baik dinikahkan dengan pembantu rumah tangga (pria) yang nampaknya biasa-biasa saja tapi dia beriman dan berakhlak baik.

Semoga saja ayat ini dapat dijaikan peringatan buat kita smua terutama bagi kita yang sudah berkeluarga dan bila saatnya nanti akan menikahkan anak-anak kita dengan pasangan yang disukainya, tidak salah pilih. 

Menikah itu adalah sunnah Nabi saw, menikah adalah sesuatu yang sakral, bukan untuk main-main. Usahakan menikah itu awal dan akhir, cukup sekali saja sampai menjadi aki dan nini.

Jangan sampai pernikahan itu dikotori oleh niat yang tidak baik seperti membeli makanan. Setelah makanan di bawa ke rumah, bungkusnya dibuka, lalu dinikmati makanan tersebut. Dan setelah habis............ bungkusnya di buang ke tempat sampah. Sungguh pernikahan bukan seperti itu, perinakahan adalah sesuatu yang suci bersih, dan perjanjiannya bukan hanya dengan manusia saja, akan tetapi dengan Allah langsung.

Aaaamiin Ya  Rabbal  'Aalamiin

SURAT AL BAQARAH AYAT 219 - 220



Allah swt berfirman di dalam QS Al Baqarah ayat 219 - 220 yang artinya berbunyi sebagai berikut ;

"Mereka bertanya kepadamu tentang khamar dan judi. Katakanlah, " Pada keduanya itu terdapat dosa besar dan beberapa manfaat bagi manusia, tetapi dosa keduanya lebih besar daripada manfaatnya" Dan mereka bertanya kepadamu apa yang mereka nafkahkan. Katakanlah, " Yang lebih daripada keperluan ". Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayatNya kepadamu supaya kamu berfikir.
tentang dunia dan akhirat. Dan mereka bertanya kepadamu tentang anak yatim, katakanlah, " Mengurus urusan mereka secara patut adalah baik, dan jika kamu menggauli mereka, maka mereka adalah saudaramu dan Allah mengetahui siapa yang membuat kerusakan dari yang mengadakan perbaikan. Dan jikalau Allah menghendaki, niscaya Dia dapat mendatangkan kesulitan kepadamu. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana "

Melalui kedua ayat ini Allah memberitahukan kepada kita dan mengajak disuruh berfikir untuk memilih mana yang lebih diutamakan apakah kehidupan di dunia ( yang sifatnya hanya sementara ) atau kehidupan di akhirat ( yang kekal dan abadi ) .

Pada zaman Nabi saw ada umat beliau yang bertanya kepada beliau yaitu ; 1. Bagaimanakah hukumnya khamar dan judi ? ; 2. Harta apakah yang harus mereka nafkahkan ? ; 3. Bagaimanakah perlakuan mereka terhadap anak yatim ?

Kemudian beliau menjawabnya sebagai berikut ;

1. Khamar adalah sejenis minuman apapun yang memabukkan dan judi apapun bentuknya adalah suatu jenis permainan yang biasanya ada taruhan. Karena taruhan berarti ada yang diuntungkan dan pati ada yang dirugikan. Keduanya baik khamar maupun judi merupakan dosa besar. Kenapa disebut dosa besar ? Karena lebih besar muharatnya daripada manfaatnya ;

2. Allah membagikan rezeki kepada hambaNya itu berbeda-beda tergantung bagaimana kehendak Allah besar atau kecilnya . Dan dari rezeki yang di dapat hamba2Nya itu ada sebagian bukan milik mereka, akan tetapi milik kaum dhuafa, fakir, miskin, ibnu sabil atau musafir. Jadi yang dinafkahkan itu adalah harta yang melebihi dari kebutuhan hidupnya.Dan dalam menafkahkan juga ada aturannya yaitu jangan terlalu boros tapi juga jangan terlalu kikir, selain dari itu cara menafkahkan harta tersebut adalah yang sesuai dengan kehendak Allah. Jangan hanya memperturutkan hawa nafsunya sendiri saja .

3. Anak yatim merupakan anak emas Allah dan RasulNya, mereka juga sama dengan kita-kitaan yaitu sebagai hamba Allah, juga saudara kita sesama muslim, hanya kebetulan nasib mereka lebih buruk dari kita. Untuk itu kita harus perlakukan mereka dengan baik, angkat derajat mereka, santuni mereka, kalau mampu peliharalah mereka, dan bila kita berminat menikahinya juga itu lebih baik, Perlakukan mereka seperti kita memperlakukan diri kita sendiri.
Anak yatim itu sungguh amat memerlukan bimbingan, arahan, perhatian dari kita semua. Apapun yang kita lakukan terhadap ketiga hal tersebut di atas Allah benar-benar mengetahuinya dan Dia tidak akan menyia-nyiakan apa yang telah kita lakukan

Semoga kita semua bisa menjauhi minuman apapun yang akan membuat kita mabuk. Dan dapat menjauhi perbuatan judi yang akan merusak diri kita sendiri. Serta kita dapat menafkahkan harta kita di jalan Allah, sehingga tidak membuat Allah murka. Selain dari itu kita dapat membantu saudara-saudara kita yang kehidupannya lebih susah dari kita , terutama sekali para anak yatim.

Aaaamiin Ya Rabbal 'Aalamiin


SURAT AL BAQARAH AYAT 218



Allah berfirman di dalam QS Al Baqarah ayat 218 yang artinya berbunyi sebagai berikut ;

"Sesungguhnya orang-orang yang beriman, orang-orang yang berhijrah dan berjihad di jalan Allah, mereka itu mengharapkan rahmat Allah, dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang "

Melalui ayat ini Allah memberitahukan kepada kita Dia akan mengampuni dan amat menyayangi orang-orang berikut ini ;

1. Mereka yang beriman kepada Allah, Hari Kemudian, Malaikat2Nya, Kitab2Nya, Rasul2Nya, KetetapanNya ( baik atau buruk ), yang kesemuanya itu Dialah yang mengatur dan menetapkannya ;

2. Mereka yang berhijrah di jalan Allah, artinya berpindah untuk mengikuti ajaran yang benar meninggalkan apa yang telah dijalaninya selama ini adalah salah menurut syariat agama .

3. Mereka yang berjihad di jalan Allah. Maksudnya berjuang di jalan Allah, karena Allah dan hanya untuk Allah, apakah dengan hartanya, tenaganya atau bahkan sampai jiwanya diperuntukkan hanya untuk Allah semata .

4. Apapun yang mereka lakukan tidak mengharapkan untuk mendapat surga, juga bukan tidak mau neraka. Akan tetapi yang diharapkan adalah hanya izin Allah, barakah dari Allah, rahmat Allah dan rido Allah, selain itu tidak ada .

Orang-orang yang demikin ini sudah benar-benar yakin akan apa yang telah, sedang dan akan diperbuat Allah itu demi kebaikannya semua atas dasar Kasih dan Sayang-Nya.

Mereka sudah yakin benar dengan Maha Adilnya Allah, tidak ada seorang hambapun yang akan dirugikan .

Mereka sudah yakin benar dengan Maha Kasih dan Sayangnya Allah, Dia tidak akan menzalimi hamba2nya sedikitpun .

Mereka yakin benar walaupun telah berbuat banyak dosa, lalu segera memohon ampunanNya dan bertobat kepadaNya, mk akan diterima semuanya, dan mereka berjanji menyesali atas apa yang telah dikerjakannya selama ini, Kemudian memohon ampunannya dan berjanji untuk tidk mengulanginya atau terperosok di lobang yang sama lagi.

Semoga kita semua termasuk golongan orang-orang yang seperti ini dan selalu mendapat naungan rahmatNya dan selalu meridoi atas apa yang kita kerjakan.

Aaaamiin  Ya  Rabbal 'Aalamiin .

Selasa, 25 November 2014

SURAT AL BAQARAH AYAT 217



Allah swt berfirman di dalam QS Al Baqarah ayat 217 yang artinya berbunyi

" Mereka bertanya kepadamu tentang berperang pada bulan Haram. Katakanlah, " Bereperang dalam bulan itu adalah dosa besar ; tetapi menghalangi (manusia) dari jalan Allah, kafir kepada Allah, (menghalangi masuk) Masjidil Haram, dan mengusir penduduknya dari sekitarnya, lebih besar dosanya di sisi Allah. Dan berbuat fitnah lebih besar ( dosanya) dari pada membunuh. Mereka tidak henti-hentinya memerangi kamu sampai mereka (dapat) mengembalikan kamu dari agamamu (kepada kekafiran), maka mereka itulah yang sia sia amalannya di dunia dan di akhirat, dan mereka itulah penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya "

Melalui ayat ini Allah memberitahukan kepada kita bahwa umat di zaman Nabi Muhammad saw bertanya kepada beliau tentang hukumnya berperang ( peperangan ) yang terjadi di bulan Haram ?

Allah memerintahkan beliau agar memberikan penjelasan kepada mereka dengan singkat dan jelas yaitu ;

1. Berperang atau saling bermusuhan , berbuat zalim di bulan Haram itu hukumnya berdosa besar ;

2. Mereka akan berdosa lebih besar lagi apabila di bulan itu  a, Menghalangi orang lain yang akan berbuat kebajikan, yang akan ibadah kepada Allah . b. Ingkar kepada Allah dan juga kepada RasulNya ; c. Menghalangi/mencegah orang lain yang akan beribadah di Masjidilharam ( Masjid, Tajug, Surau, Langgar yang kesemuanya itu merupakan rumah Allah untuk beribadah) ; d. Mengusir orang-orang yang beriman dari tempat dimana mereka tinggal, karena orang kafir merasa terganggu kegiatannya ;

3. Membunuh orang lain itu berdosa besar, tapi berbuat fitnah terhadap orang lain osanya lebih besar daripada membunuh ;

4. Orang-orang kafir dan musyrik itu selalu berusaha mempengaruhi,membujuk,merayu orang-orang yang beriman agar mereka mengikuti jejaknya ( kembali kepada kekafiran) dengan berbagai macam cara. Bisa dengan cara memberikan bantuan ekonomi, mempekerjakan mereka di tempat yang sudah disediakan dngan mudah, memberikan kedudukan yang baik, atau bisa juga dengan wanita, sampai orang-orang beriman itu tunduk kepada mereka ;

5.Orang-orang yang seperti ini bila meninggal dalam kekafiran, maka segala amal perbuatannya dan juga  harta benda yang dimilikinya itu akan ditolak Allah, walaupun untuk tujuan kebaikan misalnya untuk membangun masjid, mmembantu fakir miskin, menyantuni anak yatim dsb, semuanya ditolak Allah ;

6.Dan mereka rezeki yang di dapat di dunia tidak ada berkah dari Allah, kemudian di akhirat mereka dihinakan Allah. Sungguh mereka itu hidupnya berada di dalam kesesatan yang nyata, waktu yang disediakan di sia-siakan begitu saja .

Semoga kita semua tidak seperti mereka. Oleh karenanya janganlah bosan-bosannya kita bermohon kepada Allah agar dilindungi dari perbuatan kafir dan syirik serta dari orang-orang kafir dan musyrik .

Aaaamiin Ya Rbbal 'aalamiin

WAKTU

Waktu identik dengan masa ;

Keberadaan manusia di dunia ini adalah ditentukan oleh waktu

Semakan brtambahnya usia manusia maka semakin berkranglah umurnya .

Waktu itu selalu berputar atau beregerak ke depan, tidak ada yang mundur atau bergerak ke belakang .

Barangsiapa yang bisa memanfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya maka dia termasuk golongan orang yang beruntung.

Dan bagi manusia yang tidak bisa memanfaatkan waktu maka dia termanusia yang rugi.

Beruntung dan ruginya itu bukan ukuran manusia, akan tetapi menurut Allah .

Suksesnya manusia di dunia belum tentu sukses di akhirat , dan gagalnya manusia di dunia belum tentu gagal ketika di akhirat . Semuanya itu hanya Allah yang tahu .

Minggu, 23 November 2014

SURAT AL BAQARAH AYAT 216




Allah swt befirman di dalam QS Al Baqarah ayat 216  yang artinya berbunyi

“ Diwajibkan atas kamu berperang, padahal berperang itu adalah sesuatu yang kamu benci. Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu .dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu ; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui “ .
Melalui ayat ini Allah memberitahukan kepada kita bahwa orang-orang zaman dulu itu amat benci apabila diperintahkan untuk berperang.
Menurut kami sampai zaman sekarangpun manusia itu amat benci kalau disuruh berperang. Sekarang lagi marak tawuran, demo, turun ke jalananan dengan modal keberanian yang tidak pakai perhitungan untung ruginya, dengan membawa batu, lalu melemparkan batu itu kepada para petugas atau apa saja yang bisa dijadikan sasaran. Jalan di blokir, sehingga menghambat arus lalu lintas, membakar ban di tengah jalan, seolah-olah jalan itu milik pribadinya. Mulutnya diumbar mentang-mentang pandai bicara, mentang-mentang lidah tak bertulang dsb yang mana kegiatan itu amat anakis, meresahkan bahkan menakutkan masyarakat.
Sekarang apakah mereka berani gak kalau disuruh berperang yang ssungguhnya ,melawan musuh dengan memanggul senjata dimana taruhannya nyawa. Ukurannya adalah dibunuh atau membunuh, berani gak mereka melakukan itu. Kami kira itu membutuhkan suatu keberanian yang luar biasa, dan keberanian itu tidak timbul begitu saja tanpa melalui proses pendidikan kemiliteran.
Lalu Allah memerintahkan untuk berperang di jalanNya dan Allah menjanjikan bila ada yang mau berperang untuk menegakkan agamaNya, syiar agamaNya. Dan andaikata orang itu meninggal, maka jaminannya adalah surga. Perang yang demikian ini masih dianggap kecil sudah mandapat jaminan surga, apalagi kalau perang itu lebih besar lagi yaitu memerangi hawa nafsu sendiri, pasti maninannya akan lebih dari itu .
Kemudian manusia itu suka mengambil keputusan singkat, tanpa melihat dari sisi yang lain,  misalnya dia menyukai sesuatu, tahu-tahu barang itu dijauhkan bahkan diambil oleh pemiliknya ( Allah ), apa yang terjadi ? Langsung marah-marah karena barang itu barang yang langka, harganya mahal, membelinya juga dapat menabung sekian tahun dst. Ini baru dari kaca mata dirinya sebagai manusia.
Sekarang menurut kaca mata Allah semahal apapun barang itu adalah milikNya. Walaupun dapat dibeli dangan harga mahal, juga uangnya adalah milikNya. Lalu mengapa aku ambil dengan caraKu ( apakah ketinggalan, jatuh, dicuri, dirampok ) orang lain. Itu kan hanya cara, yang jelas barang itu sudah tidak menjadi miliknya lagi. Karena barang itu lama kelamaan akan merusak dirinya. Aku pantau selama ini ibadahnya sudah bagus, dan gara-gara barang itu, seringkali lupa diri, dengan Aku sudah mulai menjauh, sudah banyak lalainya dst, makanya aku cabut, aku ambil, karena aku lebih mengetahui daripada dirinya, lebih sayang kepada dirinya. Karena barang itu aku ambil, maka akan aku gantikan dengan barang yang lain yang menurut Aku lebih baik buat dirinya. Hal yang seperti inilah yang jarang dimiliki olah hamba Allah, kecuali kalau dia memang benar-benar sudah mendapat hidayahNya, maka pasti hanya senyum simpul aja, karena pasti akan digantikan dengan yang lebih baik lagi.
Sebaliknya bisa saja terjadi sebaliknya sesuatu itu buruk dimata manusia. Seperti Sang Cowok ingin mencari pendamping sebagai calon istrinya. Tahu tahu keinginannya itu dipenuhi, lalu Allah mendatangkan seseorang buatnya, si cewek itu senang kepadanya. Padahal menurut Allah, si cewek itu amat baik hatinya, ibadahnya bagus, berbudi pekerti luhur, sangat sopan dan santun dengan siapapun, berjiwa penyabar, tampang sederhana dsb. Namun apa menurut penilaian sang cowok. Waow cewek begini sih cewek kampungan, tampangnya aja gak simpatik. Prilakunya juga kayanya kuno banget, ntar kalau dibawa gaul pasti deh akan mematikan derajat aku. Itulah hanya sekedar contoh, dan memang hal ini sering terjadi di kalangan masyarakat luas.
Perlu diingat bahwa Allah itu lebih mngetahui daripada apa yang diketahui manusia. Apakah manusia bisa melihat apa yang ada di hati manusia, apa yang ada di benak pikiran manusia. Tidak ada yang mampu, walaupun di tes dengan alat yang amat canggih , berupa test kebohongan / kejujuran. Akan tetapi Allah lebih mengetahui apa yang ada di lubuk hati manusia yang paling dalam, se kecil apapun tdk akan terlewatkan.
Ayat ini mengingatkan kita agar kita jangan takabur, jangan sombong dengan apa yang telah dimiliki. Walaupun anda merasa bahwa diri anda sudah menjadi seorang yang kaya raya, seorang milyader, apakah semuanya itu bisa menjamin keselamatan anda di hadapan Allah. Atau bisa juga di antara anda itu hidupnya selalu sengsara dan menderita, apakah anda akan celaka di mata Allah ? juga belum tentu.
Oleh karena itu marilah sejak saat ini kita jalani hidup ini, menikmati kehidupan ini , kita isi dengan hal hal yang disukai Allah, sehingga apa yang dimiliki kita itu akan membawa berkah dan selalu mendapat ridoNya.

Aaaamiin  Ya  Rabbal “aalamiin.

SURAT AL BAQARAH AYAT 215




Allah swt befirman di dalam QS Al Baqarah ayat  215 yang artinya berbunyi

“ Mereka bertanya kepadamu tentang apa yang mereka nafkahkan. Jawablah , “ Apa saja harta yang kamu nafkahkan hendaklah diberikan kepada ibu-bapak, kaum kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin dan orang-orang yang sedang dalam perjalanan “. Dan apa saja kebajikan yang kamu buat, maka sesungguhnya Allah Maha Mengetahuinya “

Melalui ayat ini Allah memberitahukan kepada kita semua bahwa pada saat itu umat Rasullah saw bertanya kepada beliau tentang bagaimanakah cara menafkahkan harta yang telah didapat dengan baik dan benar.

Allah memerintahkan beliau untuk menjawab pertanyaan2 umatnya dan menjelaskan hal itu dengan sejelas-jelasnya yaitu agar harta apapun yang telah mereka miliki itu, bukan berarti miliknya sendiri, akan tetapi milik Allah yang telah Dia titipkan kepada kalian semua.

Agar harta tersebut tidak menjadikan kalian celaka baik ketika kalian masih berada di dunia maupun ketika kalian kembali menghadap Allah di akhirat, maka harta tersebut selain untuk diri kalian sendiri juga hendaknya dikeluarkan/dinafkahkan sebagian lagi kepada

1.      Kepada ibu bapa artinya kepada kedua orang tua kalian. Mengapa ? Karena kalian tidak langsung besar seperti sekarang ini, akan tetapi kalian telah dipelihara oleh mereka dengan ikhlas karena Allah. Artinya mereka membesarkan kalian itu tidak meminta imbalan sedikitpun kepada kalian, akan tetapi imbalannya cukup hanya dari Allah saja. Dan sekarang ada perintah harta itu sebagian harus dikeluarkan untuk mereka, maka harus dilaksanakan .

2.      Selain kepada kedua orang tua kalian juga kepada kaum kerabat apakah mareka itu masih family sendiri atau tetangga di sekitar kita atau siapapun yang memang benar-benar sangat membutuhkan bantuan ;

3.      Juga kepada anak-anak yatim. Karena mereka benar-benar membutuhkan bukan hanya harta saja ,akan tetapi juga bimbingan, tuntunan, arahan dari kalian semua sehingga dalam menjalani hidupnya itu tidak merasa rendah diri dengan sesamanya. Dan kalau memang kalian mampu ambil mereka, atau kalau gak bisa maka bisa kalian menyantuni mereka, sampai mereka benar-benar bisa mandiri ;

4.      Juga orang-orang miskin, maksudnya fakir miskin dan kaum dhuafa’. Itulah mengapa Allah menciptakan alam itu saling berpasangan ? Karena keduanya saliang ketergantungan. Termasuk ada si Kaya berarti ada si Miskin. Si Kaya bisa beramal dengan hartanya dan si Miskin bisa beramal dengan tenaganya dan ketrampilannya, sehingga mereka bisa saling menambah amal ibadah. Kecuali kaum dhuafa’ yang memang benar-benar sangat memerlukan bantuan ka
lian ;

5.      Dan orang-orang yang dalam perjalanan/musafir. Musafir disini adalah mereka yang begitu keluar rumah meninggalkan tempat tinggalnya itu melakukan syiar menegakkan agama Allah .Atau orang yang dalam perjalanan kemudian terkena musibah misalnya kehabisan ongkos karena kurang perhitungan atau karena dompetnya dicuri orang lain, atau dijegal orang lain. Bukan musafir yang sudah menjadi profesinya berpakaian ala orang miskin, padahal rumah tempat tinggalnya sudah bagus. Hal ini kalian tidak tahu yang sebenarnya. Oleh karena itu Allah menjelaskan lagi lebih rinci di penghujung ayat ini yaitu

    Dan apa saja kebajikan yang kamu buat, maka sesungguhnya Allah Maha Mengetahuinya “ Artinya sekecil apapun amal kebajikan yang kalian lakukan apakah yang nampak ataupun yang tidak nampak, disengaja ataupun yang tidak disengaja, besar ataupun kecil, semuanya itu diketahui Allah.

Semoga kita semua dapat melakukan apa yang telah disampaikan Allah melalui ayat ini, ikhlas karena Allah dan hanya untuk Allah semata.

Aaaamiin Ya  Rabbal ‘aalamiin

SURAT AL BAQARAH AYAT 214




Allah swt befirman di dalam QS Al Baqarah ayat 214 – 215 yang artinya berbunyi

“ Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum datang kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu ? “
“Mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan ( dengan bermacam-macam  cobaan ) sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya  “ Bilakah datangnya pertolongan Allah ? “ Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat “

Melalui ayat ayat ini Allah memberitahukan kepada kita semua bahwa Dia membuat surga dan neraka itu adalah untuk memenuhi janjiNya , yaitu setiap perbuatan itu akan ada imbalannya apakah baik atau buruk, semuanya diberi imbalan dan tidak akan dirugikan sedikitpun.

Sungguh janji Allah itu benar. Di tidak akan pernah ingkar janji sedikitpun. Semua apa yang telah ditetapkanNya tidak akan berubah sedikitpun sejak awal hingga akhir .

Contoh sederhana, kalau kita ingin makan nasi maka harus diawali dengan menanam bibitnya dulu, terus bila sudah cukup umur, baru di tebarkan di sawah. Kemudian dipelihara, bila ada rumput disekitar pohon padi maka harus dibersihkan, bila kurang air harus di airi, bila kurang sehat maka harus diberi pupuk. Setelah berbuah dan sudah waktunya di panen, maka barulah dapat hasilnya, namun belum bisa dimakan. Setelah diproses lagi dari biji padi hingga jadi beras, barulah ditanak. Setelah matang terus diangkat, masih belum juga bisa dimakan. Setelah di letakkan di piring dan tidak cukup panas, tidak akan membahayakan lidah dan mulut, barulah bisa dimakan. Itulah proses, dan proses inilah yang disebut ujian dan cobaan. Apabila setelah diuji dan dicoba ( yang memerlukan waktu ) ternyata lulus, barulah bisa menikmati hasilnya.

Hal inilah yang disampaikan melalui ayat ayat tersebut. Janganlah kita beranggapan karena kita rajin ibadahnya, rajin sadaqahnya, rajin puasanya dan rajin dakwahnya lalu berkeyakinan bahwa kita akan mendapatkan surga. Apakah ibadah yang telah kita kerjakan sudah sesuai dengan yang dikehendaki Allah dan RasulNya ? Itu hanya Allah yang tahu.

Ingat baik - baik semakin kita mendekati Allah maka semakin berat pula ujian dan cobaan datang kepada kita. Tapi kalau kita sudah yakin bahwa Allah itu Maha Adil, Dia tidak akan zalim terhadap hambaNya sedikitpun, maka setiap ujian dan cobaan yang datang itu akan dihadapinya dengan senyum simpul, tidak terasa berat.

Ujian dan cobaan yang datang kepada kita itu bila melihat para tokoh-tokoh pendahulu kita, tidak seberat dari apa yang telah mereka alami. Makanya untuk menghindari rasa putus asa hamba2Nya Allah sudah menyiapkan jawabannya kalau ada yang bertanya, “ Kapan datangnya pertolongan Allah ? “ Jawabannya adalah yakinlah anda bahwa “ pertolongan Allah itu sesungguhnya amat dekat. Dekat menurut ukuran Allah jangan disamakan dengan dekat menurut ukuran kita.

Semoga kita semua diberi kekuatan dan kesabaran di dalam menerima berbagai macam ujian dan cobaan dari Allah itu, sehingga semuanya dapat diatasi dengan mudah.

Aaaaminn  Ya  Rabbal  ‘aalamiin .

SURAT AL BAQARAH AYAT 213




Allah berfirman di dalam QS Al Baqarah ayat 213 yang artinya berbunyi sebagai beikut 

" Manusia itu adalah umat yang satu , ( Setelah timbul perselisihan ), maka Allah mengutus para nabi, sebagai pemberi kabar gembira  dan pemberi peringatan dan Allah menurunkan bersama mereka Kitab dengan benar, untuk memberi keputusan di antara manusia tentang perkara yang mereka perselisihkan. Tidaklah berselisih tentang Kitab itu melainkan orang yang telah didatangkan kepada mereka Kitab, yaitu setelah kepada mereka keterangan-keterangan yang nyata, karena dengki antara mereka sendiri. Maka Allah memberi petunjuk orang-orang yang beriman kepada kebenaran tentang hal yang mereka perselisihkan itu dengan kehendak-Nya. Dan Allah selalu memberi petunjuk orang yang dikehendaki-Nya kepada jalan yang lurus."

Melalui ayat ini Allah memberitahukan kepada kita semua bahwa 

1. Manusia itu awalnya berkumpul menjadi satu, namun karena masing2 punya kepentingan yang berbeda , akhirnya terpecah dan sering berselisih .;

2. Untuk melereai mereka itu maka Allah mengutus para RasulNya sambil dibekali Kitab dari Allah sebagai pedoman untuk penyampaian, bahwa yang disampaikan itu bukan dari diri mereka sendiri, akan tetapi dari Allah ;

3. Tugas para Rasul ini adalah memberikan peringatan kepada mereka bagi siapa saja yang melanggar aturan main Allah dan RsulNya maka akan celaka. Dan memberikan berita gembira kepada mereka yang degan ikhlas melaksanakan aturan main Allah dan RasulNya mka akan mendapatkan kebahagiaan ;

4. Setelah berita dari Allah itu disampaikan kepada mereka dengan menunjukkan bahwa apa yang disampaikan itu adalah dari Allah ,sambil menunjukkan KitabNya, maka sebagian dari mereka ada yang menerima dan langsung mentaatinya, tapi kebanyakan dari mereka itu menolaknya. Mereka bersikukuh dengan pendapat mereka sendiri, karena pendapat mereka itu adalah yang paling benar ;

5. Bagi mereka yang menolak berita itu berarti sama saja menolak Allah dan RasulNya, maka dihati mereka itu ada penyakit sombong. Sedangkan sombong itu adalah karakter yang dimiliki oleh Iblis yaitu saat para Malaikat dan jin diperintah sujud kepada Adam as sebagai penghormatan semuanya kepada beliau. Para malaikat patuh, tunduk dan taat, namun Iblis tidak, karena merasa bahwa dirinya lebih mulia dari Adam as ;

6. Keimanan ,hidayah itu milik Allah, Dia akan berikan kepada siapa yang Dia kehendaki dan Dia akan cabut dari siapapun yang Dia kehendaki. Sesungguhnya Dia itu Maha Kuasa atas segala sesuatunya ;

7. Bagi merka yang mendapatkan hidayah dan keimanan berarti mereka termasuk kelompok orang-orang yang beriman .

Semoga kita semua termasuk kelompok atau golongan orang-orang yang beriman, dan menjadi orang yang benar-benar sesuai dengan apa yang dikehendaki Allah berdasarkan tuntunan KitabNya yang dibawa oleh utusanNya. 
Aaaamiin  Ya Rabbal 'aalamiin

Sabtu, 22 November 2014

SURAT AL BAQARAH AYAT 212




Allah swt berfirman di dalam QS Al Baqarah ayat 212 yng artinya berbunyi sbb "

" Kehidupan dunia dijadikan indah dalam pandangan orang-orang kafir, dan mereka memandang hina orang - orang yang beriman. Padahal orang - orang yang bertaqwa iu lebih mulia daripada mereka di hari kiamat . Dan Allah memberi rezeki kepada orang - orang yang dikehendaki-Nya tanpa batas "

Melalui ayat ini Allah memberitahukan kepada kita semua bahwa 

" Kehidupan dunia dijadikan indah dalam pandangan orang-orang kafir " maksudnya orang-orang kafir yang diejar-kejar hanya urusan keduniaan saja, tanpa memikirkan bekal untuk kehidupan akhirat mereka. Yang dacari hanya kesenangan belaka, hanya memperturutkan hawa nafsunya saja. Untuk rusan keduniaan dicari dengan berbagai macam langkah, tidak perduli apakah caranya itu halal atau haram, yang penting tercapai.

Lalu, " mereka memandang hina orang - orang yang beriman " maksudnya orang-orang kafir tidak memandang atau menghormati orang beriman, bahkan menghinanya, menyepelekannya, memperolok-oloknya, karena mayoritas kehidupan orang-orang yang beriman itu jauh lebih rendah dibandingkan mereka ( orang-orang kafir ). Orang-orang kafir kehidupannya mewah sedangkan orang-orang yang beriman amat sederhana.

Lalu, " Padahal orang - orang yang bertaqwa iu lebih mulia daripada mereka di hari kiamat " maksudnya sewaktu di dunia orang-orang kafir sangat sibuk dengan urusan dunianya, sehingga lupa tentang urusan akhiratnya, makanya begitu sudah berada di akhirat mereka bingung karena gak membawa apa-apa. Sebaliknya bagi orang-orang yang beriman sewaktu di dunia mereka sangat sibuk untuk mempersiapkan bekal akhiratnya, walaupun mereka ketika berada di dunia lebih sengsara dan menderita, dan begitu di akhirat , apa yang telah mereka kerjkan selama itu dikembalikan kepada mereka masing-masing, sehingga mereka hidup berbahagia di sisi Allah .

Lalu, " Dan Allah memberi rezeki kepada orang - orang yang dikehendaki-Nya tanpa batas " maksudnya Allah lah Pemilik rezeki, dan Dia akan memberikan rezeki kepada siapa yang Dia kehendaki dan mencabut rezeki dari siapa yang Dia kehendaki. Sungguh Dia Maka Kuasa atas segala sesuatunya .