Kamis, 28 Januari 2016

KEAJAIBAN SADAQAH



PERGI HAJI HANYA DENGAN UANG SERATUS RUPIAH

Bismillah ... TAHUN 1991, ibadah haji, ONH-nya sekitar enam juta rupiah.

Bertambah lama seiring dengan perubahan nilai tukar rupiah, ONH semakin misalnya tujuh juta, sembilan juta, dua belas juta, dua puluh satu juta, dua puluh lima juta rupiah,

Bagaimana kalau ada orang yang pergi haji dengan modal ‘seratus rupiah’ saja?

Pada hari minggu pagi yang cerah, seperti biasanya saya pergi belanja di salah satu pasar. Suatu ketika saya belanja palawija pada seorang ibu setengah baya. Ada satu hal yang membuat saya terpana. Saya sangat tertarik melihat cara ibu tersebut melayani pembelinya.

Karena tertarik, maka setiap saya pergi ke pasar tersebut saya selalu memperhatikan lebih seksama lagi terhadap perilakunya. Beberapa kali saya perhatikan menjadikan saya lebih ‘penasaran’ untuk lebih mengikuti secara rutin kejadian demi kejadian yang ‘diperagakan’ oleh ibu tersebut.

Katakanlah ia bernama Ibu Asih. Apa yang dilakukannya setiap ia melayani pembelinya? Yang membuat saya kagum tiada habisnya ialah, setiap ia selesai menjual barang dagangannya, secara spontan mulutnya selalu bergumam lirih dengan ucapan “Alhamdulillah.”

Apakah dagangannya laku sedikit atau laku banyak, selalu saja mulutnya bergumam alhamdulillah sebagai ungkapan rasa syukurnya.

Yang lebih menarik lagi ialah setiap ada orang peminta-minta yang menengadahkan tangannya, tidak satupun yang tidak diberinya, demikian pula tak satupun seorang pengamen yang lewat yang tidak diberinya.

Meskipun ia sedang sibuk melayani orang-orang yang sedang membeli barang dagangannya, selalu saja ia menyempatkan tangannya untuk memberi mereka. Diambilnya uang logam seratus rupiah, yang rupanya sudah disediakan untuk orang-orang tersebut.

Sayangnya saya tidak pernah bertanya kepadanya kira-kira ada berapa puluh orang dalam satu hari ia memberi orang miskin dan para pengamen tersebut .

Ini sebuah kejadian yang nampaknya biasa-biasa saja. Tetapi memiliki nilai yang sangat tinggi dalam kehidupan sosial maupun dalam kehidupan religius. Ucapan syukur beserta penghayatan dan sekaligus pengamalannya telah diperagakan oleh ibu Asih. Meskipun dengan cara sederhana dan dengan nilai rupiah yang kecil.

Hal ini sangat berbeda sekali dengan kondisi sebuah toko yang lebih besar, yang letaknya tidak seberapa jauh dari ibu penjual palawija ini.

Di depan toko itu tertempel kertas putih bertuliskan kalimat yang cukup ‘sopan’ yaitu : ‘maaf, ngamen gratis’
Sebuah retorika yang cukup sopan dan lembut, tetapi jika dilihat dari sudut pandang yang lebih arif, kita bisa menyimpulkan bahwa hati dan perasaan ibu Asih jauh lebih lembut dari pemilik toko tersebut.

Saya menaksir bahwa keuntungan yang diraih oleh pemilik toko tersebut nampaknya cukup besar setiap harinya. Tetapi ia tidak mau dan tidak rela ‘berbagi rasa’ dengan para pengamen dan para pengemis, walaupun hanya seratus rupiah saja.

Sungguh sangat berbeda dengan kondisi ibu Asih, yang dagangannya jauh lebih kecil dibanding toko tersebut, tetapi ia mempunyai hati yang lembut dan rasa welas asih kepada para pengamen dan para peminta-minta.

Setelah saya amati sekian lama, hasil dari perilaku ibu Asih tersebut sungguh luar biasa. Kami perhatikan barang dagangannya bertambah lama semakin bertambah besar. Dan klimaksnya, beberapa waktu yang lalu ia dapat pergi menunaikan ibadah Haji bersama suaminya.

Dan saya pun merenung. Allah telah mengganti nilai seratus rupiah yang diperuntukkan bagi orang-orang miskin itu. Sekarang tumbuh menjadi dua buah ONH bu Asih dan suaminya. Sungguh luar biasa!
Satu lagi yang dapat saya simpulkan, bahwa ucapan alhamdulillah di bibir ibu Asih mempunyai timbangan setara dengan lima puluh juta rupiah. Subhaanallah…

Apa janji Allah Swt? 

“Barangsiapa yang mensyukuri nikmatKu, pasti akan Aku tambah, dan barang siapa yang lalai dan kufur terhadap nikmatKu, maka tunggulah siksaKu amatlah pedihnya.” (QS. Ibrahim : 7).

Melihat contoh sederhana dalam kehidupan semacam ini, sebagai orang yang beriman tentu hati kita menjadi tergerak untuk menirunya. Meniru kelemahlembutan hatinya. Meniru kepeduliannya. Meniru rasa percaya dirinya akan balasan dari Allah Swt. Dan meniru bagaimana cara mengungkapkan rasa syukurnya.

Yah, kadang-kadang manusia memang harus banyak belajar dari manusia lainnya. Bahkan dari semua peristiwa yang telah terjadi. Karena semua peristiwa yang telah terjadi di dunia ini adalah contoh berharga yang harus kita pelajari, kita baca, dan kita renungkan. Semua itu merupakan ilmu Allah yang sangat mahal nilainya.

Dengan ‘modal’ seratus rupiah, bu Asih berangkat Haji bersama suami. [keajaiban sedekah]

Wallahu Ta'ala A'la Wa A'lam Bis-Shawab.

AL QUR'AN ITU DIPERUNTUKKAN UNTUK MANUSIA



Siapa pun yang berinteraksi dengan al-Qur-an secara baik, Pasti akan mendapatkan pahala dan balasan yang berlipat ganda, Orang yang membaca, memahami, menghafalkan dan mengamalkan,
Maka akan mendapatkan kemuliaan di sisi ALLAH ‘Azza wa Jalla.

Pertama,
Menjadi perniagaan yang tidak akan merugi.
"Sesungguhnya orang yang selalu membaca kitab ALLAH dan mendirikan shalat dan menafkahkan sebagian rezeki yang KAMI anugerahkan kepada mereka dengan diam-diam dan terang-terangan, mereka itu mengharapkan perniagaan yang tidak merugi" [QS. al-Fathir: 29].

Kedua,
Merupakan amal yang terbaik.
"Sebaik-baik kalian adalah orang yang belajar al-Qur-an dan mengajarkannya" [HR. Bukhari].

Ketiga,
Mendapat derajat atau kedudukan yang tinggi di sisi ALLAH.
"Orang yang membaca al-Qur-an dengan mahir akan bersama-sama Malaikat yang mulia lagi taat” [HR. Bukhari dan Muslim].

Keempat,
Mendapat Sakinah (ketenangan jiwa) dan Rahmat.
"Tidaklah berkumpul suatu kaum dalam satu rumah ALLAH untuk membaca dan mempelajari al-Qur-an kecuali turun atas mereka Sakinah dan Rahmat serta diliputi oleh Malaikat serta ALLAH sebut di hadapan Malaikat (sisi-NYA)" [HR. Muslim].

Kelima,
Mendapat sebaik-baik anugerah ALLAH Subhanahu wa Ta’ala.
Rasulullah bersabda dalam hadits qudsi, ALLAH berfirman:
"Barang siapa yang sibuk dengan al-Qur-an dan zikir dari meminta-KU, AKU akan memberikan kepadanya sebaik-baik anugerah-KU. Keutamaan kalamullah (al-Qur-an) atas kalam-kalam selainnya seperti keutamaan ALLAH atas semua makhluk-NYA" [HR. Tirmidzi].

Keenam,
Seperti buah utrujah yang wangi dan lezat.
"Perumpamaan orang beriman yang membaca al-Qur-an seperti buah utrujah, aromanya wangi dan rasanya lezat, perumpamaan orang beriman yang tidak membaca al-Qur-an itu seperti kurma, tidak beraroma tapi rasanya manis. Perumpamaan orang munafik yang membaca al-Qur-an itu seperti buah raihanah, aromanya wangi tapi rasanya pahit. Dan perumpamaan orang munafik yang tidak membaca al-Qur-an seperti buah handhalah (semacam labu), tidak beraroma dan rasanya pahit" [HR. Bukhari dan Muslim].

Ketujuh,
Mendapat kebaikan berlipat ganda.
"Barang siapa membaca satu huruf dari kitabullah baginya satu kebaikan. Satu kebaikan (dibalas) dengan sepuluh kali lipatnya. Aku tidak mengatakan alif lam mim satu huruf, tetapi alif satu huruf, lam satu huruf, dan mim satu huruf" [HR. Tirmidzi].

Kedelapan,
Memberikan syafa’at ketika hari kiamat kelak.
"Bacalah al-Qur-an, sesungguhnya pada hari kiamat ia akan memberikan syafa’at kepada pembacanya" [HR. Muslim].

Semoga kita terinspirasi dan bersemangat, Dalam menjaga rutinitas kita dalam membaca al-Qur-an,
 Agar ALLAH Subhanahu wa Ta’ala merahmati kita semua.

Aamiin…..

BERUNTUNGLAH KITA MENJADI UMAT RASULULLAH



BERUNTUNGLAH KITA MENJADI UMAT RASULULLAH

Rasulullah Muhammad bin Abdillah shallallahu ‘alaihi wa sallam yang merupakan penutup para Nabi dan para Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam, pemimpin, paling utama dan paling mulia diantara mereka disisi Allah 

Ta’ala, telah Allah Ta’ala utus untuk menjadi rahmat bagi alam semesta,

وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلَّا رَحْمَةً لِلْعَالَمِينَ

“Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam” (QS. Al-Anbiyaa`: 107).

Syaikh Abdur Rahman As-Sa’di rahimahullah mengatakan,

ثم أثنى على رسوله، الذي جاء بالقرآن فقال: { وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلَّا رَحْمَةً لِلْعَالَمِينَ } فهو رحمته المهداة لعباده، فالمؤمنون به، قبلوا هذه الرحمة، وشكروها، وقاموا بها، وغيرهم كفرها، وبدلوا نعمة الله كفرا، وأبوا رحمة الله ونعمته.

“Kemudian Allah memuji Rasul-Nya yang membawa Wahyu Al-Qur`an, dengan berfirman وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلَّا رَحْمَةً لِلْعَالَمِينَ , maka beliau adalah bentuk kasih sayang-Nya yang dihadiahkan kepada hamba-hamba-Nya”
Al-Baghawi rahimahullah mengatakan,

[وقال ابن عباس : هو عام في حق من آمن ومن لم يؤمن فمن آمن فهو رحمة له ] في الدنيا والآخرة ومن لم يؤمن فهو رحمة له في الدنيا بتأخير العذاب عنهم

“Ibnu Abbas menjelaskan, ‘Hal ini (tentang keberadaan beliau sebagai rahmat) sifatnya umum, baik rahmat untuk orang yang beriman, maupun untuk orang yang tidak beriman. Barangsiapa yang beriman maka beliau menjadi rahmat baginya] di dunia dan akhirat. Adapun orang yang tidak beriman, maka beliau rahmat baginya di Dunia (saja) dalam bentuk diakhirkan adzab dari orang tersebut’”. (Tafsir Al-Baghawi :196).

Dengan diutusnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam kepada kita, berarti Allah menyayangi kita, dengan menurunkan wahyu yang dibawa oleh beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam yang berisikan petunjuk kepada setiap kebaikan dan menjauhkan manusia dari setiap keburukan. 

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pun menyayangi kita, dengan menjelaskan wahyu tersebut dengan sebaik-baik penjelasan dan menberi contoh bagaimana mengamalkannya. 

Beliau sangat sayang kepada umatnya, sehingga tidak ada satu pun kebaikan kecuali beliau tunjukkan dan tidak ada satupun keburukan kecuali beliau peringatkan umat darinya. 

Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah rahmatan lil’alamin.

Allah pun mewajibkan kepada hamba-hamba-Nya untuk ta’at kepada beliau, mencintainya, memuliakannya, dan menunaikan hak-haknya 

Beliau juga diutus oleh Allah sebagai hujjah atas seluruh makhluk-Nya.
Dan berkat Nabi yang paling mulia, kita pun menjadi Umat Yang paling Mulia...Maka bershalawatlah pada Baginda Rasulillah..

Subhanallah .. Allahumma shalli wasallim 'ala sayyidina Muhammad. Wa'ala alihi washahbihi ajma'in ..

Semoga yang like dan mengucapkan Aamiin di kolom komentar tidurnya bisa bermimpi bertemu Rasulullah Saw, akhlaknya seperti beliau, punya keluarga yang sakinah mawaddah wa rahmah dan di akhirat dijamin Allah masuk surga firdaus tanpa hisab bersama Rasulullah Saw dan para Nabi & Rasul lainnya. Aamiin

DERAJAT MULIANYA SEORANG HAMBA

DERAJAT MULIANYA SEORANG HAMBA

Apakah rahasia seseorang sehingga bisa menjadi mulia ?

Ternyata rahasianya adalah AMALAN HATI, itulah yang menyampaikan seseorang kepada kedudukan yang begitu tinggi dan mulia.


Pada setiap ibadah: ada inti dan ada bentuk lahir.
 

Bentuk lahir sholat adalah ruku’, sujud, dan rukun-rukun yang lainnya.. sedang intinya: kekhusyu’an.
 

Bentuk lahir puasa adalah menahan diri dari semua pembatalnya mulai dari terbit fajar hingga terbenam matahari.. sedang intinya: ketakwaan.

Bentuk lahir haji adalah towaf, sai, wukuf di arofah, mabit di muzdalifah, melempar jumroh, dst… sedang intinya: mengagungkan syiar-syiar Allah

Bentuk lahir ibadah doa adalah mengangkat tangan, menghadap kiblat, kata-kata munajat dan permohonan.. sedang intinya: perasaan butuh dan bergantung kepada Allah.

Bentuk lahir amalan dzikir adalah bacaan tasbih, tahlil, takbir, hamdalah, dst… sedang intinya: mengagungkan Sang Pencipta, dan hadirnya rasa cinta, takut, dan berharap kepadaNya.




Yang terpenting dari itu semua adalah amalan hati, baru kemudian amalan luarnya.

Karena, kelak yang akan tersingkap adalah semua rahasia. [QS. At-Thoriq:9]

Kelak, yang akan disingkap adalah hati yang ada di dalam dada. [QS. Al-Adiyat:10]

Kelak, tidaklah selamat, kecuali orang yang mendatangi Allah dengan hati yang suci.[QS. Asy-Syu’aro':89]

Kelak, tidaklah masuk surga, kecuali orang yang takut kepada Allah yang maha penyayang saat menyendiri, dan dia datang dengan hati yang bertaubat. [QS. Qof:33]


Kita semua tahu, bahwa iman adalah amalan hati, perkataan lisan, dan amalan anggota badan.. Sayangnya, seringkali usaha kita bertumpu pada bentuk lahir sebuah amalan, namun kita lupakan inti dan pokoknya, yakni amalan hati.


Mari kita simak penuturan Bakr bin Abdullah al-Muzani, seorang ulama dari generasi tabiin tentang rahasia di balik ini, dia mengatakan:

“Abu Bakar tidaklah mengungguli mereka dengan banyaknya amalan sholat ataupun puasa, namun dengan sesuatu yang meresap sempurna di dalam hatinya”.

Amalan hati itulah yang menjadikan iman beliau lebih berat meski ditimbang dengan iman penduduk bumi seluruhnya, sebagaimana dikatakan oleh Sahabat Umar rodhiallohu anhu.
 

Sungguh dia bukan seorang yang fakir seperti Abu Dzar atau Abu Huroiroh, tapi dia lebih mulia dari  dari orang kebanykan .

Dia juga bukan orang yang banyak mendapat siksaan, seperti Khobbab atau Bilal, atau Yasir, atau Sumayyah… tapi dia lebih utama dari orang kebanyakan ..

Dia tidak pula terluka dalam peperangan sebagaimana terlukanya Tholhah, atau Abu Ubaidah, atau Kholid bin Walid… tapi dia lebih afdhol dari orang kebanyakan .

Dia bukan orang yang mati syahid di jalan Allah sebagaimana Umar bin Khottob, atau Hamzah bin Abdul 
 Muttholib, atau Mush’ab bin Umair, atau Sa’ad bin Mu’adz… tapi dia lebih mulia dari orang kebanyakan..


Jika jarak di dunia ini bisa ditempuh dengan langkah kaki… maka jarak di akherat bisa ditempuh dengan langkah HATI.

SubhanAllah .. Allahumma shalli wasallim 'ala sayyidina Muhammad. Wa'ala alihi washahbihi ajma'in ..