Senin, 29 Agustus 2016

BERHATI - HATILAH KEPADA PARA PENDAKWAH

Baru Awal-Awal Mengenal Dakwah, Jangan Merasa Derajat Lebih Tinggi

Ketika awal-awal mengenal dakwah ahlus sunnah bisa jadi ada rasa bangga dan sombong bahwa ia telah mendapat hidayah dan merasa ia sudah selamat dunia-akherat. Padahal ini adalah Ini baru fase yaq’zah [keterbangunan], awal mengangkat jangkar kapal, baru akan mulai mengarungi ilmu, amal, dakwah dan bersabar diatasnya.

Maka janganlah kita menganggap diri kita akan selamat dari dosa dan maksiat hanya karena baru mengenal dakwah ahlus sunnah, Allah subhanahu wa ta’alaberfirman:

فَلَا تُزَكُّوا أَنفُسَكُمْ هُوَ أَعْلَمُ بِمَنِ اتَّقَى

“Maka janganlah kamu menganggap dirimu suci. Dialah yang paling mengetahui siapa orang yang bertakwa.” [An-Najm: 32]

Muhammad bin Ya’qub Al-Fairuz Abadi rahimahullah menukil penafsiran Ibnu Abbas radhiallahu ‘anhuma tentang ayat ini:

“Jangan kalian membebaskan diri kalian dari dosa dan Dialah yang paling mengetahui siapa yang bertakwa/takut dari maksiat dan membuat perbaikan”
[Tanwirul Miqbaas 1/447)

Seharusnya jika kita menisbatkan pada dakwah salafiyah maka ingatlah pesan salaf [pendahulu] kita yaitu sahabat Ibnu Mas’ud :

“Kalau kalian mengetahui dosa-dosaku maka tidak akan ada dua orang yang berjalan di belakangku dan sungguh kalian akan melemparkan tanah di atas kepalaku, dan aku berangan-angan Allah mengampuni satu dosa dari dosa-dosaku dan aku dipanggil Abdullah bin Kotoran.” [HR.Hakim Al-Mustadrok 3/357 no 5382, shahih]

Semoga kita selalu bisa tawadhu’, Semakin berilmu dan semakin tidak sombong dan tawadhu’.

Ini juga muhasabah diri kami sendiri, belum tentu penulis lebih baik
nastagfirullah

BERBUAT BAIK KEPADA ORANG TUA YANG SUDAH MENINGGAL

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Segala puji bagi Allah seru sekalian alam. Shalawat dan salam atas Rasulillah –Shallallahu 'Alaihi Wasallam-, keluarga dan para sahabatnya.

Berbuat baik kepada orangtua merupakan satu bentuk ketaatan yang besar nilainya. Allah memerintahkan berbuat baik kepada orangtua langsung dalam kitab-Nya, disandingkan dengan perintah bertauhid kepada-Nya. Ini menunjukkan sangat wajibnya berbuat baik kepada keduanya.

“Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan beribadah selain kepada-Nya dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. ” (QS. Al-Isra’: 23)

“Beribadahlah kepada Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apapun. Dan berbuat baiklah kepada kedua orang tua.” (QS. Al-Nisa’: 36)

Bahkan terhadap orangtua yang musyrik dan mengajak kepada kesyirikan, Islam tidak membolehkan anak berbuat kurang ajar. Islam tetap memerintahkan berbuat baik kepada keduanya tanpa menuruti ajakan mereka tersebut.

“Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan Aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik.” (QS. Luqman: 15)

“Dan Kami wajibkan manusia (berbuat) kebaikan kepada dua orang ibu-bapaknya. Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan Aku dengan sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya.” (QS. Al-Ankabut: 8)


Orangtua menjadi sebab hadirnya seorang manusia di dunia ini. Keduanya telah merawat, menjaga, dan membesarkannya. Ibu begadang bermalam-malam untuk menjaga dan merawatnya saat ia bayi. Semua urusannya dikerjakan oleh ibunya, menyusui, memandikan, menyiapkan baju, menyiapkan makanan dan menyuapi sampai menceboki, dan lainnya.

Bapak banting tulang, peras keringat untuk mencari nafkah guna mencukupi kebutuhan hidupnya. Mengumpulkan duit untuk membelikan makan, baju, mainan, dan biaya sekolah anak-anaknya. Besarnya jasa tersebut, sehingga Allah menposisikan taat kepada orangtua setelah beriman kepada-Nya.

Saat kedua orangtua masih hidup, birrul walidain bisa berupa mentaati perintah keduanya, memuliakan dan menunjukkan rasa sayang kepada keduanya, berbicara yang sopan, diam saat kedua berbicara, tidak membantah petuahnya, mengobatkan saat sakit, melindungi mereka saat terancam, dan memberikan bantuan baik fisik maupun harta saat keduanya membutuhkan.


Sesungguhnya birrul walidain bukan saat meduanya masih hidup, tapi juga berlanjut saat keduanya sudah tiada. Apa saja bentuk berbuat baik kepada orangtua pasca keduanya tiada?


Dari Abu Usaid Malik bin Rabi'ah As-Sa'idiy, ia berkata : Pada suatu waktu kami duduk di samping Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam, tiba-tiba datanglah seorang laki-laki dari Bani Salamah, lalu bertanya,

"Wahai Rasulullah, apakah masih ada kesempatan untuk aku berbuat baik kepada kedua orangtuaku setelah mereka meninggal?” Beliau menjawab, “Ya. Mendoakan dan memintakan ampunan untuk keduanya, melaksanakan janji keduanya sesudah meninggal, menyambung jalinan silaturrahim mereka dan memuliakan teman mereka.” (HR. Abu Dawud, Ibnu Majah, dan Ahmad)

Perkara yang hendaknya dilakukan anak untuk kedua orang tuanya yang sudah meninggal dunia, yaitu:

1. Mendoakan kebaikan untuk keduanya, termasuk di dalamnya melaksanakan shalat jenazah keduany. Intinya memohon kepada Allah agar Allah merahmati keduanya. Dan ini bentuk amal baik kepada orang tua saat mereka masih hidup maupun sudah meninggal. Jika Allah merahmati berarti Allah melimpahkan semua bentuk kebaikan kepada keduanya dan menghindarkan berbagai keburukan dari keduanya.

2. Istighfar untuk keduanya: memohonkan kepada Allah agar mengampuni dosa-dosa keduanya. Ini merupakan kebaikan paling utama sesudah mereka meninggal.

3. Menunaikan janji keduanya setelah meninggal berarti melaksanakan wasiat keduanya. Maka bagi anak, baik laki-laki atau perempuan untuk melaksanakan wasiat keduanya jika sesuai syariat.

4. Memuliakan teman-teman keduanya; termasuk kawan karibnya, rekan kerjanya, kerabatnya keduanya. Seorang anak-anak menghormati dan memuliakan mereka, di antaranya dengan berkata sopan dan baik kepada mereka, menjenguk saat mereka sakit, membantuk saat kesusahan, member hadiah, dan semisalnya.

5. Menyambung silaturahim (hubungan kekerabatan) keduanya, yaitu berbuat baik kepada paman dan bibi dari jalur ayah maupun ibu, kerabat-kerabat mereka. Berbuat baik kepada mereka dan menyambung kekerabatan mereka termasuk memuliakan orang tua.

6.Imfak/Sedekah anda niatkan untuk orang tua sudah meninggal dunia,dan pahala Imfak/sedekah yang anda niatkan kepada orang tua yang sudah meninggal dunia Insy Allah akan sampai kepada mereka.

Sampainya pahala Imfak/sedekah atas nama orang tua yang sudah meninggal dunia disabdakan oleh Rasullullah saw.

Berikut ini sejumlah hadits shahih dari Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wasallam yang menjelaskan faedah dan kebaikan dari sedekah untuk orangtua atau saudara yang sudah meninggal dunia.

“Sesungguhnya ibuku meninggal dunia secara mendadak dan tidak sempat berwasiat. Saya menduga, jika ia bisa berbicara ia akan bersedekah, apakah ada pahala baginya jika aku bersedekah untuknya?" Beliau menjawab, "Ya" (HR. Muslim)

Ibnu Abbas memberitakan kepada kami bahwa Sa'ad bin Ubadah r.a. sedang tidak ada di tempat ketika ibunya meninggal. Ia berkata, "Ya Rasulullah, sesungguhnya ibuku wafat, sedang saya tidak di sana. Apakah sesuatu berguna untuknya, jika kusedekahkan untuknya?" Beliau menjawab, "Ya." Ia berkata, "Sesungguhnya saya persaksikan kepadamu bahwa kebunku Al Mikhraf menjadi sedekah untuk ibuku." (HR. Bukhari)

Seseorang berkata kepada Nabi, "Sesungguhnya ayahku meninggal dunia dan tidak berwasiat, apakah sedekahku bisa menebus (kesalahan) nya?" Beliau menjawab, "Ya" (HR. Muslim)

Seorang laki-laki berkata kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, "Sesungguhnya ibuku meninggal dunia secara mendadak. Saya menduga, jika ia bisa bicara, ia akan bersedekah. Apakah ia bisa mendapatkan pahala jika saya bersedekah untuknya?" Beliau menjawab, "Ya." (HR. Bukhari)

Hadits-hadits shahih dari Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa sallam di atas kiranya cukup bagi kita untuk menjelaskan duduk perkara sedekah dalam bentuk materi yang diniatkan untuk orang tua atau saudara yang sudah meninggal dunia.

Pertama : keseluruhan hadits menjelaskan bolehnya bersedekah yang diniatkan ganjarannya untuk kedua orang tua atau saudara yang sudah meninggal dunia.

Kedua : hadits-hadits di atas juga menjelaskan bahwa pahala dari sedekah akan sampai kepada orang tua atau saudara meskipun mereka sudah meninggal dunia.

Ketiga : hadits-hadits di atas, khususnya hadits yang ketiga, menjelaskan bahwa sedekah untuk orang tua atau saudara yang sudah meninggal dunia juga bisa menebus kesalahan dan dosa-dosa mereka semasa hidupnya.

Dari bahasan ini dapat kita simpulkan bahwa anak muslim wajib berusaha memberikan kebaikan kepada orang tua dan menghilangkan bahaya dari keduanya, saat mereka masih hidup maupun sudah meninggal dunia. 


Karena mereka memiliki banyak jasa terhadap anak-anaknya saat si anak masih kecil, dirawat, disayang, dididik dan dibesarkan. 

Kewajban anak adalah membalas kebaikan mereka dengan kebaikan, pengorbanan dengan pengorbanan, khususnya terhadap ibu. 

Wallahu A’lam

MENYONGSONG DATANGNYA HARI RAYA QURBAN ( IDHUL ADHA )

Assalamuallaikum Wr. Wb

Teguran , Saya menangis dan malu baca cerita ini . .
Bilamana artikel ini dirasa bermanfaat bagi Para Sahabat ?
Maka Sebarkanlah dgn cara "share/bagikan" dibawah catatan ini .


Seorang pedagang hewan qurban berkisah tentang pengalamannya: Seorang ibu datang memperhatikan dagangan saya. Dilihat dari penampilannya sepertinya tidak akan mampu membeli. Namun tetap saya coba hampiri dan menawarkan kepadanya, “Silahkan bu…”, lantas ibu itu menunjuk salah satu kambing termurah sambil bertanya,”kalau yang itu berapa Pak?”.

“Yang itu 700 ribu bu,” jawab saya. “Harga pasnya berapa?”, Tanya kembali si Ibuu. “600 deh, harga segitu untung saya kecil, tapi biarlah…… . “Tapi, uang saya hanya 500 ribu, boleh pak?”, pintanya. Waduh, saya bingung, karena itu harga modalnya, akhirnya saya berembug dengan teman sampai akhirnya diputuskan diberikan saja dengan harga itu kepada ibu tersebut.

Sayapun mengantar hewan qurban tersebut sampai kerumahnya, begitu tiba dirumahnya, “Astaghfirullah……, Allahu Akbar…, terasa menggigil seluruh badan karena melihat keadaan rumah ibu itu.

Rupanya ibu itu hanya tinggal bertiga, dengan ibunya dan puteranya dirumah gubug berlantai tanah tersebut. Saya tidak melihat tempat tidur kasur, kursi ruang tamu, apalagi perabot mewah atau barang-barang elektronik,. Yang terlihat hanya dipan kayu beralaskan tikar dan bantal lusuh.

Diatas dipan, tertidur seorang nenek tua kurus. “Mak…..bangun mak, nih lihat saya bawa apa?”, kata ibu itu pada nenek yg sedang rebahan sampai akhirnya terbangun. “Mak, saya sudah belikan emak kambing buat qurban, nanti kita antar ke Masjid ya mak….”, kata ibu itu dengan penuh kegembiraan.

Si nenek sangat terkaget meski nampak bahagia, sambil mengelus-elus kambing, nenek itu berucap, “Alhamdulillah, akhirnya kesampaian juga kalau emak mau berqurban”.

“Nih Pak, uangnya, maaf ya kalau saya nawarnya kemurahan, karena saya hanya tukang cuci di kampung sini, saya sengaja mengumpulkan uang untuk beli kambing yang akan diniatkan buat qurban atas nama ibu saya….”, kata ibu itu

Kaki ini bergetar, dada terasa sesak, sambil menahan tetes air mata, saya berdoa , “Ya Allah…, Ampuni dosa hamba, hamba malu berhadapan dengan hamba-Mu yang pasti lebih mulia ini, seorang yang miskin harta namun kekayaan Imannya begitu luar biasa”.

“Pak, ini ongkos kendaraannya…”, panggil ibu itu,”sudah bu, biar ongkos kendaraanya saya yang bayar’, kata saya.

Saya cepat pergi sebelum ibu itu tahu kalau mata ini sudah basah karena tak sanggup mendapat teguran dari Allah yang sudah mempertemukan dengan hambaNya yang dengan kesabaran, ketabahan dan penuh keimanan ingin memuliakan orang tuanya…….

Untuk mulia ternyata tidak perlu harta berlimpah, jabatan tinggi apalagi kekuasaan, kita bisa belajar keikhlasan dari ibu itu untuk menggapai kemuliaan hidup. Berapa banyak diantara kita yang diberi kecukupan penghasilan, namun masih saja ada kengganan untuk berkurban, padahal bisa jadi harga handphone, jam tangan, tas, ataupun aksesoris yg menempel di tubuh kita harganya jauh lebih mahal dibandingkan seekor hewan qurban. Namun selalu kita sembunyi dibalik kata tidak mampu atau tidak dianggarkan.

Semoga bermanfaat.
Jangan Lupa Setelah Membaca jadikan renungan atau refleksi diri kita masing2. 


Wassalamuallaikum Wr. Wb

Sabtu, 27 Agustus 2016

DIBALIK KEGELAPAN ADA PENERANGNYA..

DIBALIK KEGELAPAN ADA PENERANGNYA..
AMAR MA’RUF NAHI MUNKAR
Assalamualaikum warohmatullaahi wabarokaatuh

Islam bukanlah agama individual/nafsi-nafsi yang hanya mementingkan diri sendiri. Namun juga merupakan agama sosial di mana setiap anggota masyarakat harus melakukan kewajiban Amar Ma’ruf Nahi Munkar terhadap sesama. Menyuruh mengerjakan kebaikan dan Mencegah perbuatan mungkar.
“Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasihat menasihati dengan kebenaran dan nasihat menasihati dengan kesabaran.” [Al ‘Ashr 2-3]


Dari surat Al ‘Ashr di atas jelas. Selain beriman dan mengerjakan perbuatan baik, kita juga harus nasehat-menasehati dengan kebenaran dan kesabaran. 

Artinya kita tidak bisa diam saja melihat kemungkaran, namun dengan sabar terus menasehati agar orang-orang lain juga ikut berbuat baik dan benar dan menghentikan perbuatan mungkar.

Allah menyebut orang yang shalat, menunaikan zakat, dan menyuruh berbuat kebaikan dan mencegah kemungkaran sebagai penolong agamaNya


“Orang-orang yang jika Kami teguhkan kedudukan mereka di muka bumi niscaya mereka mendirikan sembahyang, menunaikan zakat, menyuruh berbuat ma’ruf dan mencegah dari perbuatan yang mungkar; dan kepada Allah-lah kembali segala urusan.” [Al Hajj 41]


Luqman juga menyuruh anaknya untuk menyuruh berbuat kebaikan dan mencegah perbuatan mungkar dan bersabar terhadap resiko yang mungkin dihadapi karena itu.

"Hai anakku, dirikanlah salat dan suruhlah manusia mengerjakan yang baik dan cegahlah mereka dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah).” [Luqman 17]

Jika kita tidak mau melaksanakan amar ma’ruf nahi munkar, maka Allah akan menyiksa kita dengan pemimpin yang zhalim dan menindas kita dan tidak mengabulkan segala doa kita:


Hendaklah kamu beramar ma’ruf (menyuruh berbuat baik) dan bernahi mungkar (melarang berbuat jahat). Kalau tidak, maka Allah akan menguasakan atasmu orang-orang yang paling jahat di antara kamu, kemudian orang-orang yang baik-baik di antara kamu berdo’a dan tidak dikabulkan (do’a mereka). (HR. Abu Zar)

Allah mengutuk para pendeta Yahudi dan Nasrani karena mereka meninggalkan amar ma’ruf dan nahi munkar dan menyiksa mereka dengan bencana dan malapetaka.

Wahai segenap manusia, menyerulah kepada yang ma’ruf dan cegahlah dari yang mungkar sebelum kamu berdo’a kepada Allah dan tidak dikabulkan serta sebelum kamu memohon ampunan dan tidak diampuni. Amar ma’ruf tidak mendekatkan ajal. Sesungguhnya para robi Yahudi dan rahib Nasrani ketika mereka meninggalkan amar ma’ruf dan nahi mungkar, dilaknat oleh Allah melalui ucapan nabi-nabi mereka. Mereka juga ditimpa bencana dan malapetaka. (HR. Ath-Thabrani)

Kita wajib melakukan amar ma’ruf dan nahi mungkar serta saling nasehat-menasehati. Tidak ada yang maksum selain Nabi. 

Oleh karena itu, manusia biasa, ustadz, ulama, atau murobbi dan sebagainya, jika keliru, kita wajib mengkoreksinya. Jika tidak, maka nasib kita seperti para Rabi Yahudi dan Rahib Nasrani yang dilaknat Allah. 

Jika kemaksiatan dan kemungkaran merajalela, maka Allah menurunkan siksa yang tidak hanya menimpa orang yang zalim saja.

“Dan peliharalah dirimu dari pada siksaan yang tidak khusus menimpa orang-orang yang zalim saja di antara kamu. Dan ketahuilah bahwa Allah amat keras siksaan-Nya.” [Al Anfaal 25]

Saudaraku,
Siapa yang memasuki kubur dengan tidak membawa bekal, sama seperti orang yang belayar di lautan dengan tidak berperahu.


Saudaraku,
- Sesungguhnya iblis itu,Berdiri di hadapanmu, 
Iblis yang dilaknat Allah swt, menyuruhmu meninggalkan agama
Siapa yang menyahut seruan iblis keluarlah agamanya.


Saudaraku,
- Nafsu berada di sebelahmu, 
Nafsu menyuruhmu berbuat maksiat,keinginan hawa nafsu menyerumu ke arah syahwat. 
Siapa yang menyahut seruan nafsu keluar rohnya (roh kemanusiaan).


Saudaraku,
- Dunia berada di belakangmu, 
Dunia menyerumu (mengajak) supaya memilihnya daripada memilih Akhirat. 
Siapa yang menyahut seruan syahwat,keluarlah akalnya.


Saudaraku,
- Anggota badanmu berada di sekelilingmu 
Anggota badanmu menyerumu berbuat dosa. 
Siapa yang menyahut seruan anggota badannya, keluarlah Syurganya.


Saudaraku,
- Allah selalu bersamamu,dimanapun engkau berada.
Allah menyerumu (mengajak) untuk masuk ke Syurga Nya dan keampunan-Nya. 
Siapa yang menyahut seruan Allah, keluarlah kejahatannya dan memperoleh segala kebaikan Dunia dan Akherat.


Saudaraku,
Kegelapan itu ada lima perkara dan penerangnya juga ada lima perkara yaitu:
1. Cinta dunia itu kegelapan dan penerangnya adalah taqwa.
2. Dosa itu kegelapan dan penerangnya adalah taubat.
3. Akhirat itu kegelapan, penerangnya adalah amal soleh.
4. Kubur itu kegelapan, penerangnya adalah kalimah ‘La ilaha illallah Muhammadur Rasulullah.’
5. Siratul Mustaqim itu kegelapan, penerangnya adalah yakin.


Saudaraku,
Ada delapan perkara yang menjadi perhiasan kepada delapan perkara, 
1.Menjaga perkara yang haram adalah perhiasan kepada fakir. 
2.Syukur perhiasan kepada nikmat. 
3.Sabar perhiasan kepada bala. 
4.Tawaduk perhiasan kepada kemuliaan. 
5.Berlemah lembut perhiasan kepada ilmu. 
6.Merendah diri perhiasan kepada orang yang berbicara 
7.Meninggalkan riya perhiasan kepada kebaikan. 
8.Khusyuk perhiasan kepada Sholat.


Saudaraku,
Janganlah engkau ujub (bangga) dengan perhiasan dunia. Karena sesungguhnya Allah memurkainya hingga engkau menceraikan perhiasan itu.


Perintah Allah jelas: Menyuruh orang berbuat baik dan mencegah perbuatan yang mungkar.
Pada suatu hari Rasulullah Saw bersabda kepada para sahabatnya: 


“Kamu kini jelas atas petunjuk dari Robbmu, menyuruh kepada yang ma’ruf, mencegah dari yang mungkar dan berjihad di jalan Allah. Kemudian muncul di kalangan kamu dua hal yang memabukkan, yaitu kemewahan hidup (lupa diri) dan kebodohan. Kamu beralih kesitu dan berjangkit di kalangan kamu cinta dunia. Kalau terjadi yang demikian kamu tidak akan lagi beramar ma’ruf, nahi mungkar dan berjihad di jalan Allah. Di kala itu yang menegakkan Al Qur’an dan sunnah, baik dengan sembunyi maupun terang-terangan tergolong orang-orang terdahulu dan yang pertama-tama masuk Islam. (HR. Al Hakim dan Tirmidzi)

Namun tidak jarang orang karena kemewahan hidup dan cinta dunia akhirnya tidak mau lagi beramar ma’ruf nahi munkar. Bahkan karena mendapat uang atau jabatan, tidak segan-segan mereka justru mendukung kemungkaran dan mencegah perbuatan baik.

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengikuti langkah- langkah syaitan. Barangsiapa yang mengikuti langkah-langkah syaitan, maka sesungguhnya syaitan itu menyuruh mengerjakan perbuatan yang keji dan yang mungkar…” [An Nuur 21]


Semoga kita semua diberi kekuatan oleh Allah SWT sehingga bisa mengerjakan perbuatan baik dan menjauhi kemungkaran serta mengajarkannya kepada orang lain.


Wallahu a’lam.

Kamis, 25 Agustus 2016

BANYAK-BANYAKLAH BERBUAT KEBAIKAN

Assalaamu’alaikum Warahmatullaahi Wabarakaatuh.
Bismillaahirrahmaanirrahiim.

Dengan banyak berbuat kebaikan terhadap orang lain, maka jiwa akan menjadi tenang, tentram dan damai, salam, bahagia dan sejahtera.

Kebaikan selalu menentramkan jiwa,
Dan kejelekan selalu menggelisahkan jiwa,
Itulah realita yang ada pada umumnya manusia.

Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:
“Tinggalkanlah yang meragukanmu dan beralihlah pada apa yang tidak meragukanmu. Sesungguhnya kejujuran lebih menenangkan jiwa, sedangkan dusta (menipu) akan menggelisahkan jiwa” [HR. Tirmidzi no. 2518 dan Ahmad 1/200].

Dalam Hadits lainnya Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:
“Kebaikan adalah dengan berakhlak yang mulia. Sedangkan kejelekan (dosa) adalah sesuatu yang menggelisahkan jiwa. Ketika kejelekan tersebut dilakukan, tentu engkau tidak suka hal itu nampak di tengah-tengah manusia” [HR. Muslim no. 2553].

Yang namanya dosa,
Selalu menggelisahkan jiwa,
Membuat hidup tidak tenang,
Jiwanya sungguh sulit untuk tenang.

Lantas bagaimana jika ada yang melakukan dosa,
Malah hatinya begitu tentram-tentram saja?

Jawabannya…..
Itulah keadaan hati yang penuh kekotoran,
Yang telah tertutupi dengan noda hitam,
Karena tidak kunjung berhenti dari maksiat.

ALLAH Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
“Sekali-kali tidak (demikian), sebenarnya apa yang selalu mereka usahakan itu menutupi hati mereka” [QS. al-Muthaffifin: 14].

Jika hati terus tertutupi karena maksiat,
Maka sungguh sulit mendapatkan petunjuk,
Dan melakukan kebaikan.

Ibnul Qayyim Rahimahullah mengatakan:
“Jika hati sudah semakin gelap, maka amat sulit untuk mengenal petunjuk kebenaran” [Lihat Ad-Daa’ wad Dawaa’, cetakan pertama, 1424 H, hal. 107].

Yaa ALLAH…!!!
Kami memohon kepada-MU,
Untuk mudah melakukan berbagai kebajikan,
Dan meninggalkan berbagai kemungkaran.
Aamiin…..

Minggu, 21 Agustus 2016

HIKMAH DIBALIK MUSIBAH .

Assalaamu’alaikum Warahmatullaahi Wabarakaatuh.
Bismillaahirrahmaanirrahiim.
Khalifah Umar Ibnu Khaththab mengatakan:
Setiap musibah menimpaku,
Terdapat tiga kenikmatan.

Pertama, Tidak menggoyahkan iman dan agamaku.
Kedua, Tidak lebih besar daripada apa yang telah ditentukan ALLAH.
Ketiga, ALLAH menjanjikan pahala besar bagi yang sabar.

Dalam setiap musibah baik jiwa maupun harta,
Selalu terselip nikmat dan hikmah di dalamnya,
Bila kita mau berpikir dan hati dekat dengan petunjuk ALLAH,
Maka kita akan selalu berprasangka baik terhadap Sang Pencipta.

Musibah yang harus dihindari adalah bila menyangkut urusan agama,
Terhadap yang satu ini tiada pelipur lara dan ucapan belasungkawa,
Hanya satu jalan keluarnya,
Yaitu segera bertaubat dan kembali kepada ALLAH Ta’ala.

ALLAH Subhanahu wa Ta’ala dalam firman-NYA:
“Dan orang-orang yang tidak menyembah tuhan yang lain beserta ALLAH dan tidak membunuh jiwa yang diharamkan ALLAH (membunuhnya) kecuali dengan (alasan) yang benar, dan tidak berzina, barang siapa yang melakukan yang demikian itu, niscaya dia mendapat (pembalasan) dosa(nya), (yakni) akan dilipat gandakan azab untuknya pada hari kiamat dan dia akan kekal dalam azab itu, dalam keadaan terhina, kecuali orang-orang yang bertaubat, beriman dan mengerjakan amal shalih, maka itu kejahatan mereka diganti ALLAH dengan kebajikan. Dan adalah ALLAH Maha-pengampun lagi Maha-penyayang” [QS. al-Furqan: 68 – 70].

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:
“Sesungguhnya ALLAH itu begitu bergembira dengan taubat hamba-NYA melebihi kegembiraan seseorang di antara kalian yang menemukan kembali untanya yang telah hilang di suatu tanah yang luas” [HR. Bukhari no. 6309 dan Muslim no. 2747].

Semoga ALLAH Subhanahu wa Ta’ala,
Menjadikan kita hamba yang gemar untuk bertaubat.
Aamiin…..

Minggu, 14 Agustus 2016

ISTRIKU TIDAK CANTIK

Istriku tidak cantik, standar dan biasa saja. Aku juga sadar bahwa dia tidak cantik dan kalau bersanding denganku maka aku nampak lebih rupawan dari dia. 

Badannya kecil ada dibawah dadaku, kulitnya juga agak hitam, lebih putih kulitku, satu lagi kakinya agak pincang, yang kanan lebih kecil sedikit daripada yang kiri.


Aku menyadarinya ketika aku sudah menikahinya, namun aku sadar bahwa aku telah memilih dia dengan ikhlas dihatiku, kan aku yang memilih, bukan dia yang memaksa, dan walau istriku tidak cantik, namun aku mencintainya. 


Allah taburkan rasa cinta itu setelah aku menikahinya.



Dimataku dia tetap tidak cantik, namun aku nyaman bila melihat senyumannya. Dia selalu menerima apa adanya aku, sempat aku pulang tidak bawa gaji seperti yang dijanjikan di lembar penerimaan karyawan bahwa gajiku tertera 4 juta sekian-sekian, namun karena aku selalu terlambat dan juga sering bolos lantaran mengantar si kecil ke rumah sakit dan juga si sulung ke sekolah maka hampir 40 % gajiku dipotong.



Subhanallah.. dia tidak bersungut, malah segera bersiap menukar menu makanan dengan yang lebih sederhana dan bersikeras meminjam komputer butut kami untuk menulis artikel yang dikirimkannya ke beberapa majalah yang terkadang satu atau dua artikel ditayangkan, dan baginya itu sudah Alhamdulillah bisa menambah sambung susu anakku.



Istriku tidak cantik, namun aku ingat, banyak sekali sumber daya alam yang buruk bahkan legam dan membuat tangan kotor namun tetap dicari, diburu dan dipertahankan orang, seperti batubara. 


Istriku mungkin bukan emas, dia mungkin batubara, keberadaannya selalu menghangatkan hatiku dan selalu membuatku tidak merasakan resah.


Aku membayangkan bila aku menyimpan batubara satu kilo dirumahku dibandingkan dengan menyimpan emas satu kilo dirumahku, maka aku tidak akan dapat berjaga semalaman bila emas yang kusimpan. 


Namun bila batubara yang ku simpan, aku masih punya izzah ada barang yang ku simpan yang cukup berharga, namun aku tetap dapat tidur nyenyak dengannya.


Bayangkan bila istriku sangat cantik, mungkin aku tidak akan tenang membayangkan dia ke pasar dilirik semua lelaki, membayangkan dia sms-an dengan bekas pacar-pacarnya dulu, membayangkan mungkin dia bosan padaku. 


Ah.. aku bersyukur istriku tidak cantik sehingga aku bisa tidur nyenyak walau banyak nyamuk sekalipun. Istriku tidak cantik, namun dia adalah istri terbaik untukku.


Pesanku: Aku selalu melihat sisi baik dari istriku yang membuatku merasa sama dan nyaman dengannya. Bukan cantik yang membuat kita cinta, namun cintalah yang membuat kita cantik.

Jumat, 12 Agustus 2016

HEBATNYA SURAT AL MULK


Masyaallah, Ternyata Surat Al-Mulk Memiliki Faedah Luar Biasa

Tidak adalagi yang lebih sempurna selain Al-Quran, semua signal ilmu pengetahuan,

tata cara berprilaku dan bernegara semua tertuang dengan sangat baik didalamnya.

Sekalipun tidak pernah Al-Quran itu dapat dirubah oleh manusia karena memang Al-Quran adalah

bukti otentik akan kebesaran Allah SWT. Penciptaan manusia serta penciptaan alam raya semua di kupas habis oleh Al-Quran ,

padahal secara logika ketika Al-Quran turun ke bumi ini pada dahulu kala tidak ada namanya penelitian ataupun ilmu pengetahuan yang bisa menandinginya.

Termasuk diturunkannya surat Al Mulk didalam Al Quran yang dapat memberikan keterangan jelas dan sangat dahsyat faedah serta keutamaan dari surat tersebut.
Tentang Surat Al-Mulk

Surah Al Mulk (bahasa Arab:الملك ) adalah surah ke 67 dalam Al-Qur’an.

Surah ini tergolong surah ‘makkiyah’ yang terdiri daripada 30 ayat.

Dinamakan Al Mulk kerana kata Al Mulk yang terdapat pada ayat pertama surah ini. yang berarti ‘Kerajaan’.

Surat ini disebut juga dengan ‘At Tabaarak’ yang berrrti Maha Suci.

Secara umumnya, surah ini banyak mengisahkan tentang kekuasaan Allah terhadap makhluk ciptaan-Nya.

Ini jelas digambarkan daripada tajuk surah ini, al-Mulk, yang bermaksud ‘kerajaan’.

Pada awal surah, ayat ini diceritakan kesempurnaan ciptaan alam ini, yang tidak ada cacat-celanya.

Allah telah menciptakan alam ini daripada awal yang tiada apa-apa kepada yang ada dan seterusnya menjaga alam ini dengan penuh kesempurnaan.

Allah berkuasa menciptakan dan mematikan sesuatu menurut kehendak-Nya.

Keistimewaan Dan Keutamaan Surat Al-Mulk

Keistimewaan Dan Keutamaannya tersebut diketahui karena Baginda Rasulullah SAW menyebutkan tentang khasiat surat al-Mulk ini diantaranya:

Dalam salah satu sabdanya. Rasulullah mengatakan bahwa Surat al-Mulk itu menjaga dan memelihara pembacanya dari azab kubur.

Ibnu Abbas berkata: “Pada suatu hari ada seseorang menghampar jubahnya di atas kuburan dan ia tidak tahu bahwa tempat itu adalah kuburan, ia membaca surat Al-Mulk, kemudian ia mendengar suara teriakan dari kuburan itu:

Inilah yang menyelamatkan aku. Kemudian kejadian itu diceriterakan kepada Rasulullah saw.

Lalu beliau bersabda: Surat Al-Mulk dapat menyelamatkan penghuni kubur dari azab kubur.”
(Ad-Da’awat Ar-Rawandi, hlm 279/817; Al-Bihar 82/ 64, 92/313/2, 102/269/

Imam Muhammad Al-Baqir (sa) berkata:

“Surat Al-Mulk adalah penghalang dari siksa kubur, surat ini termaktub di dalam Taurat,

barangsiapa yang membacanya di malam hari ia akan memperoleh banyak manfaat dan kebaikan, …

Sungguh aku membacanya dalam shalat sunnah sesudah Isya’ dalam keadaan duduk. Ayahku (sa) membacanya pada siang dan malam.

Barangsiapa yang membacanya, maka ketika malaikat Munkar dan Nakir akan masuk ke kuburnya dari arah kedua kakinya,

kedua kakinya berkata kepada mereka: kalian tidak ada jalan ke arahku, karena hamba ini berpijak padaku lalu ia membaca surat Al-Mulk setiap siang dan malam;

ketika mereka datang kepadanya dari rongganya, rongganya berkata kepada mereka:

kalian tidak ada jalan ke arahku, karena hamba ini telah menjagaku dengan surat Al-Mulk;

ketika mereka datang kepadanya dari arah lisannya, lisannya berkata kepada mereka:

kalian tidak ada jalan ke arahku, karena hamba ini telah membaca surat Al-Mulk setiap siang dan malam denganku.”

(Al-Kafi 2/233/hadis 2)

Imam Muhammad Al-Baqir (sa): “Bacalah surat Al-Mulk, karena surat ini menjadi penyelamat dari siksa kubur.”

Karena fadhilahnya yang luar biasa ini, maka membaca surat al-Mulk dengan rutin istiqomah setiap hari pastilah sangat dianjurkan.

Para ulama banyak menyampaikan agar membiasakan membaca surat ini pada habis sholat subuh dan habis sholat maghrib.

mari kita istiqomahkan membaca surat al-Mulk ini, semoga Allah Swt, meridhoi kita semua, Aamiin

Rasulullah SAW bersabda :

“Barangsiapa yang menunjukkan kepada kebaikan, maka ia (orang yang menunjukkannya) akan mendapat pahala seperti orang yang melakukannya. [HR Muslim, 3509].