Rasulullah saw bersabda, “ Dua
hal yang tidak disukai anak Adam yaitu pertama mati, padahal mati itu lebih baik
baginya daripada cobaan , dan kedua tidak mau punya harta sedikit, padahal
dengan harta yang sedikit itu hisabnya juga lebih sedikit “ ( Shahih Riwayat
Mansur dan Ahmad )
Saudaraku semuanya dalam hidup ini kita tidak bisa melepaskan diri dari ujian dan cobaan dari Allah. Masalah selalu datang silih berganti bagaikan bergantinya malam ke dalam siang atau sebaliknya. Termasuk manusia pun secara kodrati sebagian ada yang di panggil Allah karena kontraknya di dunia sebagai tamunya Allah di dalam rumah-Nya yaitu dunia, dimana bumi sebagai lantainya dan langit sebagai atapnya, sudah berakhir, namun di sisi lain digantikan dengan lahirnya para bayi ( manusia baru ) sebagai pendatang baru. Dan hal ini secara alami akan berlangsung terus selama kehidupan dunia masih berjalan.
Saudaraku mari kita renung sejenak, setelah kita berada di dunia ini apakah kita akan selamanya ingin bertahan terus di dunia ? Sedangkan contoh sudah banyak dari tetangga, teman dan kerabat yang sudah mendahului kita. Apakah setelah meninggal, dimandikan, dikafani, dishalatkan, didoakan, dihantarkan ke kuburnya sebagai rumah yang baru, sebelum kiamat besar terjadi, sudah selesai ? Tidakkah terfikirkan oleh kita di dunia saja kita butuh bekal, apakah di alam kubur termasuk alam akhirat tidak perlu bekal ? lalu bekalnya apa. Bicara mudah, setelah kita meninggal dunia putuslah segala sesuatunya kecuali tiga perkara yaitu ilmu yang bermanfaat, amal jariyah dan anak yang saleh. Namun dalam kenyataan kesehariannya sudah berapa banyak ilmu yang telah kita amalkan, sudah berapa luas amal yang telah kita tebarkan oleh kita agar kita menjadi anak yang saleh. Sungguh benar benar susah kalau tidak ada keniatan yang bulat dari kita, tidak ada kesungguhan dari kita.
Marilah kita gunakan prinsip yang sangat sederhana sekali dan mudah diingat, kemudian kita berusaha merubahnya yaitu saat kita lahir pasti begitu kita keluar dari rahim ibu itu dalam keadaan menangis, sementara yang menunggu kelahiran kita pada senang dan gembira penuh sukacita. Sekarang bagaimanakah caranya agar begitu kita mati kita yang tertawa, karena tidak lama lagi kita akan bertemu dengan yang menciptakan kita, yang memelihara kita, yang mencukupi segala kebutuhan kita ,yang menyelamatkan kita dan yang melindungi kita ,syukur-syukur oleh-Nya kita akan dipertemukan dengan junjungan kita kekasih Allah dan juga sebagai hamba Allah yang paling kita cintai yaitu Nabi Muhammad saw. Dan kita berharap semoga dengan rido Allah kita bisa hidup berdampingan dengan beliau layaknya jari telunjuk dan jari tengah tangan kita. Allahu Akbar. Subhanallaah.
Saudaraku semuanya siapa orangnya yang mau hidup dalam kemiskinan, semuanya pasti ingin kaya, ingin hartanya banyak, kalau jadi pegawai ingin pangkatnya tinggi, kalau berkumpul dengan orang banyak inginnya dihormati bahkan disegani, dipuji dan terkadang memaksa orang lain agar memujanya, inilah bisikan setan yang selalu mengajak manusia untuk selalu bersenang senang, berfoya-foya.
Malaikat Jibril berpesan kepada Rasulullah saw, juga agar disampaikan kepada umat beliau yaitu
1. Silahkan kalian turuti keinginan kalian, tapi ingat ujung-ujungnya kalian akan menghadapi kematian ;
2. Silahkan kalian cintai apapun dan siapapun oleh kalian, tapi ingat ujung-ujungnya kalian akan berpisah dengan semuanya ;
3. Silahkan kalian berbuat semau kalian, tapi ingat ujung-ujungnya ada akibat.
Saudaraku semuanya dari Hadits di atas Rasulullah sudah memberitahukan kepada kita bahwa sebagian besar manusia tidak suka mati dan tidak suka kemiskinan, kekurangan, menderita. Tapi sudahkah kita fikirkan siapakah yang mengatur hidup kita ? Siapakah yang memberi kita rezki ? Siapakah yang melapangkan atau menyempitkan rezki kita ? Semoga hal ini bisa dijadikan bahan kajian kita bersama, sehingga pada akhirnya kita benar-benar pasrah ( berserah diri ) kepada Allah.
Barakallaahufiikum ............. Wassalamu'alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh
Tidak ada komentar:
Posting Komentar