Setelah
manusia bibentuk barulah Allah tiupkan ruh-Nya dengan memberikan suatu kekayaan
yang sangat berharga ke dalam tubuh manusia yaitu cinta-Nya dan sayang-Nya.
Essensi cinta yang berasal dari Sumber Cinta Yang Agung selalu bergerak dan
tertarik kepada Sumber Cinta Yang Agung.
Ruh terus merana dan kasmaran, dan
ingin selalu kembali kepada asal; gundah meratap ; meronta-ronta.
Cinta
membawa penderitaan seperti rana dan duka karena deraan kasmaran syarat hasrat
pertemuan dengan yang dicinta.
Semakin besar cinta yang tumbuh, semakin besar
pula derita yang harus ditanggung.
Cinta identik dengan menanggung penderitaan,
karenanya siapapun yang mencoba menabur benih cinta, maka bersiaplan untuk
menerima dan menanggung deritanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar