Dengan silih bergantinya malam ke dalam siang dan siang ke dalam malam, di dalam kehidupan ini antara di pedesaan dan di kota besar. sangat jauh berbeda.
Kalau kehidupan di desa dipenuhi dengan ketenangan dan kedamaian, jauh dari keserakahan. Namun di kota besar beda lagi, semua berpacu dalam uang. Segala cara dilakukan demi uang, tidak perduli halal atau haram, yang penting tercapai tujuan . Walaupun tidak semuanya begitu.
Bagi mereka yang masih memiliki keimanan yang kuat, akan tetap tegar. Lain halnya bagi mereka yang memang keimanannya sudah dibuang, nuraninya dimatikan, akalnya sudah melenceng ke kiri, hatinya sudah dipenuhi dengan noda dan dosa dan terkunci lagi , telingannya sudah tersumbat, pandangannya sudah tertutup. Disinilah syaitan bernyanyi dengan riang gembira. Syaitan melantunkan syair-syair keindahan yang membuat manusia mabuk kepayang
Syaitan selalu mengajaknya, selalu membisikannya dengan hal-hal yang menyenangkan, membuat hayalan yang memabukkan, sehingga banyak manusia hilang kesadaran dan akal fikiran, terjerumus ke lembah kehinaan, yang akan membawa kepada kesengsaraan sepanjang hayat. Semuanya sudah tertipu oleh kesenangan duniawi yang hanya sesaat, yang apabila kematian datang semuanya akan ditinggalkan, dan ujung-ujungnya adalah penyesalan yang kekal dan abadi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar