Sayyidina Ali bin Abi Thalib
berkata, “ Sesungguhnya yang saya khawatirkan atas kamu hanya ada dua yaitu “ Panjang
angan-angan dan memperturutkan hawa nafsu itu membelakangi kami dan akhirat
akan tiba kepada kami .dan masingmasing ada mempunyai anak – anak , maka
jadilah kamu dari anak-anak akhirat, dan jangan menjadi anak-anak dunia, maka
sesungguhnya hari ini beramal dan tidak ada hisab, kelak hisab tidak ada amal. Yakni
perbanyaklah amal sekarang sebab kamu
tidak dapat beramal pada hari esok.”
Mari kita kaji kalimat dari Sayidina
ra tersebut yaitu “Panjang angan-angan dan memperturutkan hawa nafsu “
maksudnya terlalu banyak menghayal, andaikan aku... apabila aku ..... kalau saja
aku ..... maka ..... ( ini yang dkatakan panjang angan-angan yang belum tentu
kepastiannya. Kita tidak bisa menenutan untuk yang di hadapan kita, karena
sudah bagian dari ketentuan Allah ). Lalu memperturutkan hawa nafsu maksudnya
disaat kita belum memiliki apa2, pasrah yang penting bisa makan dan tidur
nyenyak. Begitu memliki apa yang dinginkan, lalu lupa. Muncul berbagai
keinginan, pengen itu lah, pengen ini lah, mau yang itu lah, mau yang ini lah
dsb. Makanya makin besar pendapatan, maka makin besar pula kebutuhan,bahkan
saking nikmatnya memperturutkan hawa nafsu, lebih banyak kurangnya daripada
lebihnya, hanya sekadar menuruti kesenangan yang hanya sesaat.
“itu membelakangi kami dan akhirat
akan tiba kepada kami” masuknya adalah urusan dunia selalu banyak difikirkan kasarnya sampai
kepala buat kaki dan kaki buat kepala, saking sibuknya memikirkan tentang
urusan dunia ( yang hanya sesaat ), lupa dengan persiapan apa yang harus
dipenuhi untuk keperluan akhirat ( yang akan tinggal atau berada disana
selamanya ), sementara kematian itu datang menjemput dan itu sudah jelas
pastinya, tidak bisa diundurkan ataupun diajukan. Kita akan sampai ke kehidupan
alam akhirat apabila setelah melalui proses kematian. Mau tidak mau, suka tidak
suka, siap tidak siap yang namanya kematian itu tidak bisa ditawar-tawar.
“dan masing masing ada mempunyai
anak – anak , maka jadilah kamu dari anak-anak akhirat, dan jangan menjadi
anak-anak dunia “ Sayyidina
Ali ra masing-masing mempunyai anak-anak itu aadalah setiap manusia itu pasti
punya tabungan amal perbuatan. Maka jadilah kamu anak-anak akhirat, artinya
apapun yang dikerjakan oleh kita itu usahakan semuanya untuk kepentingan
akhirat, karena kita akan tinggal kekal selamanya disana, jangan sampai kita
disana hidupnya di dalam kesengsaraan dan penuh dengan penderitaan. Jangan
sampai menjalani kehidupan di dunia saja banyak susahnya, malahan begitu
kembali ke alam akherat lebih ssusah lagi dari apa yang dialami di dunia. Terus
jangan menjadi anak dunia, artinya jadikan dunia ini hanya sebagai media atau
alat untuk mencapai tujuan akhirat.
“, maka sesungguhnya hari ini
beramal dan tidak ada hisab, kelak hisab tidak ada amal.” Sayyidina Ali
ra menambahkan penjelasannya bahwa apapun yng kita lakukan di dunia ini apakah
itu tentang kebaikan maupun tentang kejahatan atau keburukkan tidak ada
pertanyaan, atau jika kita melakukan keburukkan di dunia , dengan melakukan
trik-trik tertentu bisa selamat, namun ketika di akhirat tidak ada yang lolos,
sekecil apapun perbuatan manusia tidak ada yang lolos dari catatan malaikat.
Karena terlalu banyk atau sibuk dengan urusan dunia sehingga, pada saat di
akhirat kosong , tidak ada catatan amalan yang bisa menyelamatkannya dari siksa
dan azab Allah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar