Allah berfirman di dalam Q.S Al Baqarah 2 : 147 yaitu
|
الْحَقُّ مِنْ رَبِّكَ ۖ
فَلَا تَكُونَنَّ مِنَ الْمُمْتَرِينَ [٢:١٤٧]
Kebenaran itu adalah dari Tuhanmu, sebab itu
jangan sekali-kali kamu termasuk orang-orang yang ragu.
Melalui ayat ini Allah memberitahukan kepada kita semua yaitu setiap kebenaran itu hanya dari Allah. Walaupun yang menyampaikannya itu manusia tentang kebenaran. Terima saja dulu, lalu cocokkan dengan Al Qur'an, andaikan tidak sesuai maka janganlah diikuti, karena bisa saja dari isi ayat Qur'an yang disampaikan itu ada yang ditambah atau dikurangi. Oleh karena itu jangan ragu terhadap kebenaran Allah.
Apabila masih tetap ragu tanyakan apa yang kamu dapat itu kepada orang yang lebih paham tentang Al Qur'an sesuai dengan firman-Nya di dalam Q.S Yunus 10 : 94 yaitu :
فَإِنْ كُنْتَ فِي شَكٍّ مِمَّا أَنْزَلْنَا إِلَيْكَ
فَاسْأَلِ الَّذِينَ يَقْرَءُونَ الْكِتَابَ مِنْ قَبْلِكَ ۚ لَقَدْ جَاءَكَ الْحَقُّ مِنْ رَبِّكَ فَلَا تَكُونَنَّ
مِنَ الْمُمْتَرِينَ [١٠:٩٤]
Maka jika kamu (Muhammad) berada dalam
keragu-raguan tentang apa yang Kami turunkan kepadamu, maka tanyakanlah kepada
orang-orang yang membaca kitab sebelum kamu. Sesungguhnya telah datang kebenaran
kepadamu dari Tuhanmu, sebab itu janganlah sekali-kali kamu temasuk orang-orang
yang ragu-ragu.
Jadi dari kedua ayat Al Qur'an dari surat Al Baqarah ayat 147 dan surat Yunus ayat 94 ini, maksudnya
adalah apabila kita masih tidak mau membaca Al Qur'an, mempelajarinya, mengkajinya, memahaminya,
menghayatinya, lalu mengamalkannya sesuai dengan kesanggupan apa yang telah Allah berikan kepada
kita, maka kita dianggap masih meragukan Al Qur'an, dan kita termasuk golongan orang yang ragu.
Apalagi kalau yang dipelajari, dikaji diperdalam itu tentang ilmu falak, ramalan bintang, buku primbon, ini
akan lebih sesat lagi, karena di Al Qur'an itu yang namanya puasa itu hanyalah di dalam bulan Ramadhan,
dan kalau pun akan berpuasa yang lainnya hanyalah puasa sunah yang sesuai dengan tuntunan Rasulullah saw,
Tidak ada puasa mutih, puasa bukanya makan pala gumantung, tidak ada puasa bukanya makan pala
kepenem, tidak ada yang namanya pati geni. Semua ini adalah ajaran nenek moyang yang sesat dan
menyesatkan,. Karena sampai sekarang masih banyak yang menjalani budaya itu, jadi ajaran nenek moyang
itu dianggapnya lebih benar daripada ajaran Al Qur'an dan Hadits
Tidak ada komentar:
Posting Komentar