Muhammad saw adalah seorang rasul yang telah dipilih oleh Allah.
Beliau adalah seorang manusia biasa yang sudah terpilih oleh Allah, dan beliau
adalah merupakan manusia pilihan atas izin Allah. Sebagai seorang pemimpin
dunia yang hubungan dengan Allah sangat dekat. Mungkin anggapan kita segalanya
akan diistimewakan, diprioritas utamakan dan paling utama. Akan tetapi ternyata
dugaan kita itu sungguh salah besar. Beliau juga sama dengan kita, mengalami
ujian dan cobaan dari Allah. Allah menguji setiap hambaNya itu disesuaikan
dengan kadar kesanggupannya masing-masing. Dia tidak mungkin memberikan ujian
dan cobaan itu melebihi kemampuan hambaNya. Itulah salah satu tanda-tanda
kebesaran Allah yang disebut Maha Adil. Dia tidak akan merugikan hambaNya
sedikitpun. Dia tidak akan menzalimi hambaNya sedikitpun, bahkan Dia berbuat
sebaliknya, namun kita sebagai hambaNya kurang menyadari hal itu. Dan hampir
rasa syukur itu tidak ada. Yang ada hanya tuntutan melulu.
Karena Muhammad saw itu sebagai pemimpin dunia, maka setiap
prilakunya, ucapannya dari hal-hal yang terkecil sampai yang terbesar, bisa
kita jadikan suri tauladan buat kita semua. Untuk mengenal lebih dekat lagi
siapakah Muhammad saw itu maka berikut ini kami ambil sebagian dari apa yang
dialaminya selama beliau malang melintang berada di dunia.
Muhammad saw itu pernah dilempari kotoran unta oleh orang-orang
kafir Makkah, kedua kaki beliau dicederai dan wajah beliau dilukai. Bagi yang
meresa dekat dengan beliau otomatis menjadi marah, dan akan membalas perbuatan
mereka, namun beliau melarangnya. Apa yang beliau ucapkan ? “ Wahai sahabatku
yang masih setia kepadaku janganlah kalian perbuatan buruk mereka dibalas
dengan perbuatan buruk ,yang merupakan perbuatan setan, akan tetapi biarkan
saja mereka, walaupun mereka telah berbuat buruk kepadaku, kita serahkan saja
hukumannya Allah yang menentukan, sebaiknya kita balas dengan kebaikann yaitu kita
doakan mereka agar menjadi sadar, andaikan mereka tetap seperti itu, mudah2an
anak keturunannya akan lebih baik lagi dari mereka, kasihan mereka juga
sama-sama hamba Alah “ Itulah ucapan beliau. Apakah para pemimpin sekarang bisa
berbuat seperti itu ?
Beliau ( Muhammad saw ) pernah dikepung dalam suatu kaum beberapa
lama hingga beliau hanya dapat makan
dedaunan apa adanya saja. Tapi beliau rela menerima kejadian itu dengan ikhlas
demi untuk Allah, demi untuk tegaknya agama Allah, bukan demi kepentingan
pribadi ataupun golongan atau kaumnya. Apakah pemimpin sekarang bisa lebih
memikirkan rakyatnya atau bawahannya, ketimbang mengutamakan dirinya sendiri
atau golongannya sendiri ?
Beliau ( Muhammad ) pernah diusir dari Makkah, gerahamnya pernah
dipukul hingga retak, kehormatan isterinya dicemarkan, dan 70 sahabatnya
terbunuh. Bahkan beliau pernah mengikatkan batu di perutnya untuk menahan lapar
Sungguh sangatlah beratnya berjuang demi untuk Allah, pengorbanan beliau , keluarga
dan badannya menjadi korban kezaliman orang-orang kafir. Apakah para pemimpin
sekarang mau berkorban demi tanah air Indonesia, demi Ibu pertiwi Indonesia
yang telah memberikan segala kekayaannya untuk manusia Indonesia ? Padahal yang
diminta Ibu Pertiwi itu manfaatkanlah segala apa yang ada padaku, tapi bukan
untuk memperkaya diri atau golongannya, akan tetapi untuk kebaikan umat manusia
Indonesia hususnya, dan dunia pada umumnya. Sudahkah para pemimpin yang dahulu dan
yang sekarang berbuat seperti itu ? Hal itu bisa dilihat dengan mata dari
bukti-bukti yang ada .
Karena beliau ( Muhammad ) itu seorang manusia, berarti semua
keluarganya juga manusia. Beliau berpesan kepada para sahabatnya pada saat
putera beliau meninggal dan juga pada saat putri2 beliau meninggal yaitu, “ Aku
telah berpesan kepada keluargaku bahwa janganlah kalian berbangga diri karena
ada kaitan darah atau keturunan denganku karena hal itu tidak menjamin
kehidupannya. Baik buruknya kalian yang menentukan adalah kalian sendiri, amal
perbuatan kalian sendiri, bukan karena keturunan dari aku “ Coba lihat manusia
sekarang ini ,masih banyak yang membanggakan keturunan, membanggakan jabatannya
bahkan menyalah gunakannya. Apabila seorang Kyai anaknya menjadi Kyai lagi ,itu
biasa, akan tetapi apabila perbuatannya misalnya judi, mabok khamar itu luar
biasa. Apabila anak seorang pejabat prilakunya disiplin, hormat kepada orang
lain, itu biasa. Akan tetapi apabila prilakunya ugal-ugalan, meremehkan atau
memandang rendah orang lain, ini baru luar biasa. Apabila seorang guru anaknya
pandai, itu biasa. Akan tetapi apabila anaknya guru bodoh, sering bolos, malas
, wah itu baru sangat luar biasa dst. Dan hal ini coba kita lihat di kalangan
masyarakat apakah seperti yang diuraikan di atas masih ada atau tidak ada .
Mudah2an sih tidak seperti itu.
Nabi Muhammad pernah dituduh sebagai orang gila. Makanya Allah
berfirman, Dia menyatakan bahwa sungguh Muhammad itu bukan orang gila. Beliau
pernah dituduh sebagai seorang penyair , bukan penyampai wahyu Allah, pernah
juga dituduh dukun , karena ada yang minta tolong kepadanya, kebetulan Allah
meridoi yang sakit jadi sembuh. Kemudian beliau pernah dituduh sebagai
pembohong, karena apa yang disampaikannya itu banyak yang tidak bisa diterima
oleh akal mereka, karena pola fikir mereka memang sempit, apalagi kalau beliau
menceritakan tentang hal-hal gaib seperti kematian, pertanyaan dalam kubur
siksa dan nikmat kubur, hari kebangkitan, hari hisab, terus adanya mizan atau
timbangan, sirothol mustaqim, surga neraka, siksa dan nimmat, semuanya itu
membikin mereka pusing, jadi semua itu dianggapnya hanya bualan saja.
Bagaimanakah para pemimpin sekarang apakah mereka lebih banyak turun ke bawah,
atau lebih banyak duduk-duduk di belakang meja.
Itulah ujian dan cobaan yang pernah dialami beliau, dan masih
banyak lagi cobaan2 lainnya, mudah2an uraian di atas bukannya untuk mematikan
semangat memimpin, akan tetapi paling tidak bisa dijadikan barometer. Apa yang
aku alami sekarang ini tidak seberat apa yang dialami Rasulullah. Tidak usah
jauh-jauh, coba bandingkan para pemimpin yang telah mendahului kita dipanggi
oleh Yang Maha Kuasa, lebih besar mana pengorbanannya dibandingkan para
pemimpin sekarang. Kami kira untuk pembangunan fisik bisa nampak, namun
pembangunan moral, pembenahan akhlak sangatlah jauh, sangat timpang yang dampaknya prilaku mereka
itu seperti bukan manusia lagi bahkan lebih rendah daripada binatang , walaupun
tidak semuanya seperti itu. Orang zaman dahulu itu sopan2, mereka bisa
menentukan sikap bagaimana jika berbicara dengan yang lebih muda, bagaimana
jika bicara dengan yang seusia dan bagaimana jika bicara dengn orang yang lebih
tua. Walaupun tidak semuanya rusak, pasti ada sebagian yang masih menggunakan
petata-petiti, unggah – ungguh, sopan santun, budi pekerti, namun boleh
dibilang bisa dihitung dengan jari.
Semoga uraian ini bisa membangunkan hati kita yang telah lama
tertidur, atau bisa membukakan hati kita yang telah lama terkunci, untuk
menyadari siapakah kita ini, kita ini sebagai warga negara mana ? Tinggal
dimana ? Janganlah kita menuntut negara ini telah memberikan apa kepada kita,
akan tetapi dibalik , apakah yang sudah kita berikan terhadap negara ini ?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar