Minggu, 05 Januari 2014

AKIBAT ORANG YANG BERSAKSI BOHONG ( DUSTA )



Sesungguhnya orang yang memberikan kesaksian bohong adalah benar-benar dia telah menceburkan dirinya ke dalam dosa. Dia melakukan kezaliman pada dua sisi. Pertama dia zalim kepada orang yang menerima kesaksian, dan dia memaksa mengalahkannya dengan jalan kebatilah, dia mengobarkan kemarahannya karena kesaksiannya, dia zalim kepada manusia dan berbuat dosa kepada Allah karena dia melanggar perintahNya sebagaimana firman Allah swt di dalam QS Al Maidah ayat  2 yaitu, “ Wa ta’aa wanuu ‘alal birri wat taqwaa walaa ta’aa wanuu ‘alal itsmi wal ‘udwaan “ yang artinya , “..... dan tolong menolong kamu dalam ( mengerjakan ) kebajikan dan taqwa, dan jangan tolong menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran .... “

Perbuatan saksi bohong jelas melanggar hukum Allah, dan sudah barang tentu dia berhak menerima hukuman dan kemurkaan Allah. Orang yang bersaksi bohong berarti telah melakukan  kebatilan, karena dua-duanya saling tolong menolong dalam perbuatan dosa dan pelanggaran; saling berdebat dengan kebatilan dalam hidup di dunia. Hal ini dilakukan karena demi untuk meraih suatu penghasilan yang tidak halal, yang kadang-kadang, yang memakannya sendiri merasa suka-suka dan senang-senang dalam tempo yang sangat singkat; dan kadang-kadang dia mendapat siksa dengan mengalami nasib buruk.

Oleh karena itu wajiblah dengan perbuatan itu menyebabkan kehancuran dirinya, atau kehancuran hartanya, atau kehancuran anak-anaknya atau keluarganya. Apabila sekarang di dunia ini berani berdebat dengan kebatilan untuk meraih harta, maka siapakah orang yang berani berdebat dengan Allah untuk memperoleh harta itu di hari kiamat ? Atau apakah seorang saksi tidak dimintai pertanggung jawaban atas kesaksiannya ? Apakah orang yang setelah memakan harta dengan jalan kebatilan itu tidak dimintai pertanggung jawaban atas harta itu dan dihisab ( ditanya ) pula dari mana memperoleh harta tersebut ? Sudah siapkah untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan itu di hadapan Allah ? pada hari dimana semua musuhmu akan dikumpulkan ? Dan orang-orang yang teraniaya semua menggantungkan diri kepadamu ? Sedangkan kamu seorang diri, tidak ada seorangpun yang akan membantah dan mempertehankan atas dirimu ?

Oleh karena itu wahai orang yang tidak jujur kamu melihat kebatilanmu telah sirna, sedang temanmu jelas masih hidup. Dia didatangkan sebab kamu dan sebab harta yang telah kamu makan dengan cara zalim. Mukamu akan diseret di atas tanah. Hakim yang akan mengadilimu adalah Hakim Yang Maha mengetahui segala yang samar.

Takutlah kalian semua kepada Allah, wahai orang yang tidak jujur, waspadalah akan dirimu terhadap Allah selama kamu dalam waktu-waktu kemungkinan, sebelum habisnya masa-masa kesempatan. Ingatlah akan firman Allah swt di dalam Qs Ibrahim ayat 42 yaitu, “ Walaa tahsan nallaaha ghaafilan ‘ammaa ya’lamudzh dzhoolimuuna. Innamaa yuakh khiruhum liyaumin tasykhoshu fiihil abshooru “ yang artinya, “ Dan janganlah sekali-kali kamu ( Muhammad ) mengira bahwa Allah lalai dari apa yang diperbuat oleh orang-orang yang zalim. Sesungguhnya Allah memberi tangguh kepada mereka sampai hari yang pada waktu itu mata ( mereka ) terbelalak “.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar