RUSAKNYA SUNNAH RASULULLAH SAW
Rasulullah saw bersabda, “ Pasti akan datang pada
manusia sunnahku pada waktu itu menjadi rusak bagaikan rusaknya pakaian pada
badan, dan timbullah bid’ah. Barangsiapa
mengikuti sunnahku pada waktu itu maka jadilah ia asing ( aneh ) dan menjadi
sendirian. Dan barangsiapa mengikuti bid’ah ( kemodelan ) manusia , maka dia
akan mendapatkan lima puluh kawan , bahkan lebih banyak. Mereka ( para sahabat
) bertanya, “ Apakah sesudah kami ini nanti ada yang lebih utama daripada kami
?” Beliau bersabda, “ Ya ada “ Mereka bertanya lagi, “ Apakah mereka masih
melihat engkau; wahai Rasulullah ? “ Beliau menjawab, “ Tidak “ Mereka
bertanya, “ Bagaimanakah keadaan mereka pada waktu itu ? “ Beliau bersabda, “
Seperti garam di dalam air . Hati mereka meleleh seperti melelehnya garam di
dalam air “. Mereka bertanya, “ Bagaimanakah hidup mereka pada zaman itu ? “
Beliau bersabda, “ Seperti ulat di dalam cuka “ Mereka berkata “ Bagaimanakan
mereka menjaga agama mereka ? “ Beliau bersabda, “ Seperti bara di dalam tangan,
apabila dia meletakkannya, bara itu akan mati. Dan apabila dia tetap
memegangnya serta menggenggamnya, pasti membakar tangan “
Melalui
Hadits ini Rasuklullah saw jauh-jauh sudah memberitahukan kepada umat di jaman
itu bahwa pada suatu masa nanti sunnahnya
akan menjadi rusak bagaikan rusaknya pakian yang dipakai di badan , dan akan
timbul bid’ah, menjalani sunnahnya itu ditambah-tambah, yang menyimpang
dari sabdanya.
Mereka yang masih menggunakan
tuntunan Rasulullah saw yang asli akan diasingkan, dikucilkan, tidak punya
teman , karib, kerabat pada menjauh. Mengapa terjadi demikian ? Karena apa yang
dijalaninya itu tidak sesuai dengan umum, tidak cocok dengan hati mereka,
bahkan dianggapnya apa yang dijalaninya itu adalah sangat aneh dan ganjil, dan
bahkan dianggapnya menyimpang.Di lagi menjalani ilmu apa ? Atau dia itu
Islamnya Islam apa ? Atau dia itu Islam aliran mana ?
Sebaliknya
bagi mereka yang menjalani bid’ah
pengikutnya banyak, bahkan semakin hari semakin bertambah, karena
dianggapnya kalau yang banyak pengikutnya itu adalah ajaran yang benar.
Tidaklah mungkin orang mengajarkan agama, mendakwahkan agama itu yang
disampaikannya menyimpang. Dan yang lebih menjadikan lupa daratan dan lautan,
apabila seorang kyai atau ulama memiliki pengikut semakin banyak itu makin
merasa bangga, berarti dia sangat dipercaya oleh umum. Padahal kebenarannya
belum tentu sesuai dengan apa yang diharapkan Allah.
Hati-hatilah
kalian di dalam pergaulan dengan siapapun apabila ada yang mengajak berdebat
dalam bidang agama, katakan saja agama
itu bukan untuk dijadikan perdebatan, akan tetapi untuk dijalani sendiri,
terus ditularkan kepada keluarga, dan barulah di siarkan ke masyarakat. Salah dan benarnya itu hanya Allah yang
bisa menilainya.Setinggi apapun ilmunya atau sepandai apapun orang itu
tetap tidak bisa menyalahkan siapapun. Kalau ada yang menyampaikan hal itu kepada
kalian berarti dia itu orang sombong, maka sebaiknya orang-orang seperti itu
kalian jauhi. Jangan kalian gauli.
Makanya
oleh Rasulullah saw diterangkan kepada orang-orang yang demikian itu
disebutkan, “ mereka seperti garam di dalam air. Hati mereka melelh seperti
melelehnya garam di dalam air “ artinya keimanan
mereka mudah luntur dikarenakan urusan dunia yang nilainya tidak seberapa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar