Selasa, 14 Januari 2014

APAKAH BENAR SUNNAH RASULULLAH SAW RUSAK ?



RUSAKNYA SUNNAH RASULULLAH SAW

Rasulullah saw bersabda, “ Pasti akan datang pada manusia sunnahku pada waktu itu menjadi rusak bagaikan rusaknya pakaian pada badan, dan timbullah bid’ah.  Barangsiapa mengikuti sunnahku pada waktu itu maka jadilah ia asing ( aneh ) dan menjadi sendirian. Dan barangsiapa mengikuti bid’ah ( kemodelan ) manusia , maka dia akan mendapatkan lima puluh kawan , bahkan lebih banyak. Mereka ( para sahabat ) bertanya, “ Apakah sesudah kami ini nanti ada yang lebih utama daripada kami ?”  Beliau bersabda, “ Ya ada “  Mereka bertanya lagi, “ Apakah mereka masih melihat engkau; wahai Rasulullah ? “ Beliau menjawab, “ Tidak “ Mereka bertanya, “ Bagaimanakah keadaan mereka pada waktu itu ? “ Beliau bersabda, “ Seperti garam di dalam air . Hati mereka meleleh seperti melelehnya garam di dalam air “. Mereka bertanya, “ Bagaimanakah hidup mereka pada zaman itu ? “ Beliau bersabda, “ Seperti ulat di dalam cuka “ Mereka berkata “ Bagaimanakan mereka menjaga agama mereka ? “ Beliau bersabda, “ Seperti bara di dalam tangan, apabila dia meletakkannya, bara itu akan mati. Dan apabila dia tetap memegangnya serta menggenggamnya, pasti membakar tangan “

Melalui Hadits ini Rasuklullah saw jauh-jauh sudah memberitahukan kepada umat di jaman itu bahwa pada suatu masa nanti sunnahnya akan menjadi rusak bagaikan rusaknya pakian yang dipakai di badan , dan akan timbul bid’ah, menjalani sunnahnya itu ditambah-tambah, yang menyimpang dari sabdanya.

Mereka yang masih menggunakan tuntunan Rasulullah saw yang asli akan diasingkan, dikucilkan, tidak punya teman , karib, kerabat pada menjauh. Mengapa terjadi demikian ? Karena apa yang dijalaninya itu tidak sesuai dengan umum, tidak cocok dengan hati mereka, bahkan dianggapnya apa yang dijalaninya itu adalah sangat aneh dan ganjil, dan bahkan dianggapnya menyimpang.Di lagi menjalani ilmu apa ? Atau dia itu Islamnya Islam apa ? Atau dia itu Islam aliran mana ?

Sebaliknya bagi mereka yang menjalani bid’ah pengikutnya banyak, bahkan semakin hari semakin bertambah, karena dianggapnya kalau yang banyak pengikutnya itu adalah ajaran yang benar. Tidaklah mungkin orang mengajarkan agama, mendakwahkan agama itu yang disampaikannya menyimpang. Dan yang lebih menjadikan lupa daratan dan lautan, apabila seorang kyai atau ulama memiliki pengikut semakin banyak itu makin merasa bangga, berarti dia sangat dipercaya oleh umum. Padahal kebenarannya belum tentu sesuai dengan apa yang diharapkan Allah.

Hati-hatilah kalian di dalam pergaulan dengan siapapun apabila ada yang mengajak berdebat dalam bidang agama, katakan saja agama itu bukan untuk dijadikan perdebatan, akan tetapi untuk dijalani sendiri, terus ditularkan kepada keluarga, dan barulah di siarkan ke masyarakat. Salah dan benarnya itu hanya Allah yang bisa menilainya.Setinggi apapun ilmunya atau sepandai apapun orang itu tetap tidak bisa menyalahkan siapapun. Kalau ada yang menyampaikan hal itu kepada kalian berarti dia itu orang sombong, maka sebaiknya orang-orang seperti itu kalian jauhi. Jangan kalian gauli.

Makanya oleh Rasulullah saw diterangkan kepada orang-orang yang demikian itu disebutkan, “ mereka seperti garam di dalam air. Hati mereka melelh seperti melelehnya garam di dalam air “ artinya keimanan mereka mudah luntur dikarenakan urusan dunia yang nilainya tidak seberapa.

Selanjutnya dijelaskan oleh Rasulullah saw bahwa “ Didalam mereka menjaga agamanya itu seperti bara di dalam tangan, apabila meletakkannya langsung mati. Dan apabila dia tetap memegangnya serta menggenggamnya, pasti membakar tangan” artinya “ Mereka mengaku beragama Islam syariat Islam tahu, hukum-hukum Islam tahu, apa yang menjadi haknya tahu, akan tetapi di dalam kehidupan sehari-harinya ibadah dia jalani, menegakkan kebenaran dia siarkan, membantu orang yang dalam kesulitan dia kerjakan namun dibarengi dengan keniatan urusan duniawi pribadinya. Akalnya main supaya apa yang dinginkannya tercapai. Dia mencampurkan antara yang halal dengan yang haram, yang hak dengan yang batil, dia campur adukkan. Makanya disebutkan seperti bara diletakkan di tangan langsung mati dan apabila digenggam terus maka tangan akan terbakar. Maksudnya karena dia telah mencapurkan antara yang halal dan haram, yang hak dan yang batil, maka yang hak dan halal berubah menjadi batil dan haram sehingga akan memperbanyak dosa-dosa pada dirinya, noda-noda hitam semakin menutupi hatinya, yang akhirnya hatinya gelap gulita. Dan kalau 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar