Amat Bimbang :Aku berangkat ke kantor, namun sebelumnya aku
antar putra semata wayangku ke sekolah dan aku bilang kepadanya “ Nak hari ini
kau gak usah jalan dulu, biar bapak antar ya “
Iman Yakin : Terus anakmu mau berangkat denganmu. Karena anak
zaman sekarang biasanya kalau pergi dengan orang tuanya gak mau. Katanya takut
dikatai si anak kolokan, si anak manja dll.
Amat Bimbang : Alhamdulillah dia mau, tapi pulang sekolahnya
ntar dijemput tukang ojeg. Kebetulan tukan ojeg sudah aku bayar duluan. Untuk antar
jemput selama sebulan.
Iman Yakin : Terus sambil dalam perjalanan menuju kantor apa saja
yang kau lakukan ?
Amat Bimbang : Aku hanya berfikir keras dari mana aku akan
dapatkan uang untuk menjamin anak istri agar mereka bisa makan hari ini. Kalau
urusan besaok terserah aja deh gimana nanti, yang penting untuk siang dan sore
ini bisa mendapatkan sesuatu untuk dimakan.
Iman Yakin : Serem juga cerita lu. Terus kelanjutannya gimana
?
Amat Bimbang : Ketikan aku berada di kantor, tiba-tiba aku
mendapat bagian sebungkus mie goreng. Rakan kantor ada yang sedang ulang tahun.
Begitu terima mie goreng tersebut. Langsung perutku bernyanyi krayak-kruyuk,
mengajak agar perutnya segera diisi.
Iman Yakin : Lalu langsung mie gorengnya disikat habis ?
Amat Bimbang : Oh, nggak. Karena aku ingat bahwa hari ini aku
hanya memiliki uang Rp.1000,- untuk makan siang. Jadi makan mie goreng aku
tangguhkan sampai waktu istirahat untuk shlat dzuhur dan makan siang.
Iman Yakin : Dari tadi aku dengernya aja dah rasanya campur
aduk, serem, kasihan, sedih. Terus kelanjutannya gimana ?
Amat Bimbang : Sepanjang aku di kantor, aku telpon istriku 2x
dan yang aku katakan kepadanya ,”Yang udah pada makan belum ? “ Si Cantik
Istriku menjawa “ Insya Allah “ namun dari suaranya nadanya kaya agak getir.
Dan pada saataku nelpon, anak sedang tidur.
Iman Yakin : Kenapa kau gak minta tolong aja terus terang
pada teman, ceritakan seadanya, masalah dikasih atau tidak sih itu urusan
Allah.
Amat Bimbang : Aku gak kepikir kesitu karena aku fokusnya
hanya ke rumah mereka dah makan belum ? Itu aja. Da jam 17.20 aku bergegas
pulang. Namun aku dah niat dalam perjalanan pulang kantor uang Rp.1000,- akan
aku infaqqan kepada petugas amal masjid yang biasa aku temui di jalan raya.
Namun sayang, sepanjang jalan yang aku lewati tidak ditemukan petugas itu
satupun., mungkin karena dah terlalu sore. Akhirnya baru juga setengah
perjalanan antara kantor dan rumah, suara azan maghrib berkumandang , maka
motorku aku parkir di halaman masjid dan seketika mataku langsung tertuju pada
kotak amal di pojok masjid. Dan dengan ucapan “ Bismillah.... “ Aku masukkan
dua koin a Rp.500,- ke kotak tersebut.
Iman Yakin : Terus kau habis sholat maghrib , ngapain aja
disitu ?
Amat Bimbang : Setelah shlat maghrib selesai, lalu aku berdoa,
seelah itu aku meneruskan perjalanan pulang Tapi aku terkejut, perasaan di
kantongku ada sesuatu yang mengganjal dan ternyata rupanya uang koin Rp. 500,-,
padahal aku tadi sudah masukkan dua koin. Aku gak mau berfikir lebih panjang
karena aku ingin segera sampai di rumah. Tanpa berpikir lama uang koin yang
Rp.500,- itu aku masukkan lagi ke kotak amal yang sama.
Iman Yakin : Terus begitu kau nyampe rumah, gimana sikap
istrimu ?
Amat Bimbang : Alhamdulillah waow aku seneng banget. Habis
kerja seharian, mana tenaga cape, pikiran kusut. Begitu istri menyambut dengan
senyuman manis di bibirnya, waduuuuh, rasa cape dll nya semuanya mendadak
hilang lenyap. Dan apa coba yang dia katakan kepadaku, “ Mas kau kan capek ,
kita makan sma-sama yuk “. Sebenarnya aku inginnya istirahat dulu, Namun aku
sangat menghormati kerjanya di rumah, jangan sampai dia tersinggung, dan akupun
menolaknya dengan bahasa yang halus, “
Maah, istriku yang tercantik dan yang aku sayangi, abang dah kenyang, biar
mamah aja sama anak kita. Aku hanay melihat mereka makan bersama antara ibu dan
anak. Mulutku tetap tersenyum manis kepada istriku dan juga kepada anakku,
padahal hatiku benar-benar sangat menjerit. Mungkin kalau aku keluarkan
teitanku, bisa terdengan sampai sekitar 30 meteran lah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar