Melihat situasi sekarang ini Masya Allaah Astaghfirullah, tata titi, unggah ungguh, sopan santun, tata tertib, aturan main hampir semuanya tidak dihargai sama sekali, hampir semuanya dilanggar, apakah hati para insan sekarang ini sudah dikunci Allah ataukah memang sengaja mengunci hati sendiri sehingga nuraninya mati.
Di keluarga sopan santun di dalam berbicara dengan orang tua layaknya bicara dengan teman sebaya, anak-anak yang dituntut hanyalah kebutuhan peribadinya saja yang saat itu dibutuhkan oleh mereka, Sementara kedua orang tuanya sibuk cari nafkah untuk keluarganya, takut kekurangan sandang dan pangan, sampai terkadang hal yang dilarang agama dikerjakan demi keluarga, demi diri sendiri dan demi harga diri, tidak peduli orang lain jadi korban.
Pelanggaran, pelanggaran pelanggaran dan pelanggaran sudah tumbuh dan berkembang hampir di setiap line mulai dari kalangan pejabat tinggi sampai pegawai rendahan kalangan Rukun Tetangga atau Rukun Warga, hukum mulai tidak ditaati. Justru yang ahli hukumnya melakukan pelanggaran seolah-olah memberikan contoh kepada yang lain. Demi apakah itu ? Tidak lain hanyalah uang yang tidak seberapa, paling triyunan, apakah tidak terfikirkan ada yang lebih fatal lagi yang harus dipertanggung jawabkan saat dia mati menghadap Tuhan,
Di kalangan pelajar pun terjadi hal yang sama hanya beda porsi. Pelajar seusia SLTP dan SLTA banyak mendirikan geng2 motor, membentuk organisasi, kalau untuk tujuan baik tak masalah. Tapi justru ini sebaliknya, sampai aparat kepolisian yang sedang bertugaspun tidak dipedulikan, Mereka bikin kekacauan, di malem Mingguan naik motor ugal-ugalan di jalanan. Mereka tidak peduli akan ketenagan dan ketentraman orang lain yang merasa terusik, yang penting apa yang dilakukan akan mendaptkan kepuasan.
Di dalam pergaulanpun aturan agama sudah dikesampingkan. Orang tua yang punya anak perempuan, walau pulang malam dibiarkan, paling cukup nanya dari mana kamu ? Hati hati dalam bergaul! Sudah selesai. Sehingga anaknya nampak di mata orang tuanya amat alim, namun begitu keluar dari halaman rumahnya seperti kuda yang lepas dari kandangnya, lari semaunya sendiri. Setelah kejadian anaknya hamil, baru orang tua ribut kaya cacing kepanasan.
Sungguh amat memprihatinkan negara Indonesia ini untuk ke depannya mau dijadikan apa, sang pewaris harusnya melestarikan , menumbuh kembangkan akan tetapi yang terjadi malah sebaliknya banyak yang membikin kerusakan. Semoga saja hal ini tidak berlarut larut, akan segera ada perubahan yang positif demi negara Indonesia Republik tercinta ini.
Untuk itu peran para alim ulama dan para da'i amatlah perlu menekankan, yang disampaikan kepada masyarakat itu bagaimanakah cara menerapkan ayat ayat Al Qur'an dalam perikehidupan numum. Karena Al Qur'an itu adalah Kitab Allah untuk manusia agar manusia mau dan bisa menjadikannya sebagai pedoman hidup dan petunjuk hidup di dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Jangan sampai para ulama dan da'i yang justru hanya mampu menceramahi orang lain saja tetapi tidak mampu menceramahi dirinya sendiri. Kalau hal ini terjadi ya sama saja seperti ahli hukum, praktisi hukum tapi hukum yang seharusnya ditegakkan oleh mereka justru dilanggarnya. Selamay berjuang demi negara Indonesia ini. Merdeka
Untuk itu peran para alim ulama dan para da'i amatlah perlu menekankan, yang disampaikan kepada masyarakat itu bagaimanakah cara menerapkan ayat ayat Al Qur'an dalam perikehidupan numum. Karena Al Qur'an itu adalah Kitab Allah untuk manusia agar manusia mau dan bisa menjadikannya sebagai pedoman hidup dan petunjuk hidup di dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Jangan sampai para ulama dan da'i yang justru hanya mampu menceramahi orang lain saja tetapi tidak mampu menceramahi dirinya sendiri. Kalau hal ini terjadi ya sama saja seperti ahli hukum, praktisi hukum tapi hukum yang seharusnya ditegakkan oleh mereka justru dilanggarnya. Selamay berjuang demi negara Indonesia ini. Merdeka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar