PERINGATAN ALLAH
KEPADA MANUSIA YANG BERADA DI DUNIA
DALAM RANGKA
MEMPERINGATI 27 RAJAB 1435 H / 27 MEI 2014
Melalui beberapa ayat Al Qur’an di dalam surat Al
Baqarah ayat 41 – 43 Allah memperingatkan kita semua yang merasa dirinya
disebut manusia ( zaman sekarang ), khususnya kepada Bani Israil ( zaman dulu ).
Allah memberikan beberapa peringatan itu adalah suatu
langkah KebijakanNya, jadi sebelum memutuskan sesuatu, menetapkan sesuatu, Dia
pertimbangkan terlebih dahulu secara matang. Begitu ketetapan dibuat, maka
ketetapan itu akan berlaku sejak waktu ditetapkan dan berlaku sampai akhir
zaman ( kiamat ), dan ketetapan Allah itu tidak akan berubah sedikitpun.
Boleh aku katakan disini Allah menciptakan Al Qur’an
itu dari sejak awal dicipta sampai akhir zaman Isinya tetap, namun betuknya,
systemnya dan iramanya harus selalu berubah mengikuti perkembangan alam dan
zaman.
Sungguh sampai saat ini tidak ada seorang manusiapun
yang bisa menandingi sikap dan tindakan Allah, termasuk KitabNya, sampai saat
ini masih belum ada bahkan tidak ada yang mampu menandingi Al Qur’an. Akan
tetapi kenapa manusia, sekali lagi kenapa manusia nampaknya masih ragu untuk
mempelajarinya, bahkan kebanyakan mereka masih mempercayai kitab-kitab buatan
nenek moyangnya, kitab-kitab itulah yang diulik, dipelajari, dikaji, dihayati
dan ditumbuh kembangkan, sedangkan Al Qur’an sungguh sedih, dilalaikan mereka.
Di negeri yang kita cintai ini sungguh mayoritas
beragama Islam, tapi coba perhatikan masyarakat di sekitar kita saja terlebih
dahulu, yang namanya dua kalimat syahadat itu hanya cuman diucapkan di bibir
saja, dah diucapkannya juga hanya pada saat melakukan akah nikah saja, setelah
itu selesai. Padahal dalam dua kalimat itu sungguh kalimat itu amat singkat
padat dan jelas. Kalimat pertama :Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan ( yang
berhaq disembah ) kecuali Allah. Akan tetapi di dalam kehidupan, kenapa kalau
mau bermohon itu harus datang ke tempat-tempat yang dianggapnya keramat, atau
memiliki kekuatan supra natural tertentu. Kalau datang ke tempat tersebut hanya
untuk mendoakannya dan sekaligus untuk
mengingat bahwa kita pun akan sama menyusul ke tempat yang sama, hanya
waktunya belum tahu, terus memikirkan persiapan apa saja yang diperlukan untuk
menghadapi semuanya itu. Hal ini dibolehkan, akan tetapi kalau datang ke tempat
tersebut memohon bantuan kepada yang didatangi untuk urusan dunianya kepada
Allah, ini lah yang salah besar. Sungguh perbuatan ini sudah syirik. Orangnya
dinamakan musyrik.
Kemudian kalimat syahadat yang kedua “ Aku bersaksi
bahwa Muhammad itu utusan Allah “. Jangan sampai setelah baca itu lalu selesai.
Coba baca kalimat yang terakhirnya yaitu utusan Allah. Ini yang harus menjadi
kajian kita. Beliau diutus apa ? Kepada siapa disampaikannya ? Lalu dengan kita
bersaksi mengucapkan kata kata tersebut, maksudnya apa ? Coba renungkan , apa
sih yang sudah kita lakukan dengan menghayati kata-kata utusan Allah. Apakah
kita sudah percaya 100% kepada beliau ? Apakah kita sudah melaksanakan apa yang
diperintahkan beliau ? Apakah kita sudah menjauhi apa yang dilarang oleh beliau
? Kalau belum kenapa ? Lalu ..... mau
kapan pelaksanaannya ? Apakah menunggu sampai Malaikat maut datang ke hadapan
kita ,lalu baru saat itulah mau berubah, waaah, percumah, suatu perbuatan yang
sia sia.
Setelah dua kalimat syahadat, lalu shalat ( perintah
shalat itu di malem 27 Rajab ) buat kita semua. Kalau kita memang merasa
beragama Islam, maka pasti shalat itu dikerjakan, karena hukumnya wajib. Tapi
kalau mereka tidak mengerjakan shalat, berati mereka bukan Islam. Tapi mereka
itu hanya pura-pura saja menganut agama Islam.
Lalu Allah
memberikan rezki kepada kita itu ada sebagian yang bukan milik kita, tapi Allah
titipkan kepada kita untuk dibagikan kepada yang berhak, seperti fakir, miskin,
anak yatim, ibnu sabil, musafir atau siapapun yang memang amat perlu dibantu.
Sudahkah kita melaksanakan itu semua ? Tapi untuk makan sendiri saja masih
kurang ? Nah disinilah karena ayat-ayat Qur’annya gak dibaca, jadi takut
hartanya habis, takut sengsara, menderita, menjadi miskin. Coba kalau ayatNya dibaca barang
siapa yang berbuat satu kebaikan maka akan dibalas menjadi sepuluh kali lipat.
Masih kurang ? masih belum percaya ? Masih gak yakin ? Coba baca deh Al Baqarah
ayat 261. Begitu kita menanam sadaqah, zakat, infaq atau apapun, sama halnya
kita menanam satu biji, dan dari biji tersebut tumbuh tujuh tangkai, dan dari
setiap tangkai akan tumbuh seratus biji. Ini bukan ucapanku lho !!!!! Ini
firman Allah ! Dia yang bicara !
Lalu puasa
di bulan Ramadhan, saat ramadhan datang maka kita diwajibkan berpuasa. Dan
perlu dikaji ayat ini “Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu
berpuasa ( sebulan penuh ) sebagaimana yang telah diwajibkan kepada umat
sebelum kamu, agar kamu menjadi manusia yang bertaqwa “. Jadi perintah itu
selain untuk orang Islam, tapi khusus untuk orang yang merasa dirinya beriman,
atau ingin dirinya dimasukkan ke dalam golongan orang-orang yang beriman. Kalau
tidak berpuasa, ya udah jelas disebutnya golongan kafir.
Lalu Haji, kalau ada rezkinya, dan mampu untuk
melaksanakannya. Karena ada yang memang hartanya sudah berlimpah, untuk berhaji
dia mampu, tapi apa katanya. “ Aku masih belum siap, aku takut di Mekah nanti
terjadi kenapa-kenapa “ Orang-orang yang model begini yang Islamnya
disangsikan, perlu dipertanyakan.
Apabila keempat syarat utama salah satu tidak dilaksanakan, haji itu
sebagai penyempurna saja, maka otomatis Islam kita gugur. Tidak ada alasan
apapun. Anda mau menerima atau tidak ayat berkata begitu. Andaikata seluruh
manusia di dunia ini beriman semuanya, tidak akan membuat Allah semakin kaya.
Atau sebaliknya seluruh manusia di dunia ini kafir semua, sungguh tidak akan
membuat Allah repot dibuatnya. Dia hanya menuruti kehendak atau kemauan kita,
maunya apa, beriman atau kafir. Sudah itu saja tok, Gak ada lagi, gak ada basa
basi lagi. Baik buruknya masing-masing diri pribadi yang menanggungnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar