Rabu, 11 Juni 2014

SAYYIDINA ALI RA BERDIALOG DENGAN PARA SAHABATNYA



Pada suatu hari Ali bin Abi Thalib ra berdialog dengan para sahabatnya. Apakah yang dibicarakan ? Ikutilah dialog berikut ini

Sahabat  :  Amal apakah yang paling baik buat kita ?
Ali ra       :  Amal yang terbaik adalah amal yang diterima oleh Allah swt

Sahabat   :  Bulan apakah bulan yang terbaik ?
Ali ra       :  Bulan yang terbaik adalah bulan di mana kamu bertobat kepada Allah dengan tobat yang sempurna .

Sahabat  :  Hari yang terbaik itu hari apa ?
Ali ra       :  Hari di mana kamu mati, kembali kepada Allah dalam keadaan beriman kepada-Nya

Itulah hasil dialog antara Ali bin Abi Thalib ra dengan para sahabatnya. Dan tentunya apa yang disampaikan oleh Sayidina Ali ini juga berlaku bagi kita semua.

Percuma saja kalau kita beramal, telah banyak harta benda yang dikeluarkan untuk beramal kalau ternyata amal itu menjadi sia-sia. Amal yang tanpa didasari ketulus ikhlasan adalah suatu amal yang sia-sia. Jadi berani mengeluarkan amal itu karena ada pamrih, karena ada keinginan, karena ada tujuan, dan semuanya itu lebih condong kepada urusan duniawi, bukan untuk akhiratnya dan bukan pula untuk Allah.

Memang di antara bulan dalam setahun yang paling baik, yang paling mulia, dan yang paling agung adalah bulan Ramadhan, namun apalah artinya bulan ramadhan kalau dalam bulan itu diisi dengan berbagai macam kemaksiatan. Sungguh alangkah bodohnya manusia yang berbuat seperti itu.  Dan menurut Ali bin Abi Thalib ra bulan yang terbaik adalah bulan yang banyak digunakan untuk melakukan  tobat kepada Allah dan memohon ampunanNya.

Apabila manusia tidak pernah memohon ampunan atas dosa-dosanya kepada Allah dan bertobat kepadaNya berarti dia tidak punya dosa., alias merasa dirinya benar.  Ini sama saja bagi kita kalu kita tidak haus maka sampai kapanpun tidak akan mengambil air untuk diminum. Dia tidak akan mengambil makanan kalau dirinya gak lapar. Manusia yang seperti inilah yang telah menunjukkan kesombongan pribadinya.  Dianggapnya setiap ucap laku lampahnya dikiranya adalah hal biasa, tidak ada yang membantunya, Pada hal Allah setiap detiknya selalu membantu setiap manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

Wahai saudaraku sadarilah oleh kita bersama, bahwa Allah telah memberikan semuanya apa yang ada di dunia ini buat kita semua, namun perlu diketahui ada satu yang tidak diberikan kepada manusia, yaitu kematian. Tidak ada yang tahu tentang kematian , kecuali Allah.

Alangkah berbahagianya apabila siapapun yang meninggal dalam keadaan beriman kepada Allah, karena pasti akan mendapatkan balasan dariNya berlipat ganda dengan berbagai macam kenikmatan, dan mendapatkan tempat yang terbaik di sisi Allah yaitu surga.

Dan alangkah sengsara dan menderitanya apabila siapapun yang meninggalnya tidak dalam keadaan beriman artinya kafir. Waooowww sungguh alangkah hina dan nistanya orang tersebut,umur yang telah diberikan Allah, rezki  yang telah diterima dari Allah, ilmu yang telah diperoleh dari Allah, waaaahhhh, semuanya sia-sia, terbuang begitu saja. Derajatnya lebih rendah daripada binatang.


Semoga kita semuanya tidak sepeti itu, dan andaikan kita harus menghadap Allah harapannya adalah akan berjumpa dengan yang selama ini telah memperhatikan dan memelihara kita dengan penuh kasih sayang, layaknya seorang anak yang telah merantau tidak pulang-pulang untuk bertemu orang tuanya, begitu sudah waktunya, Subhanallah alangkah rindunya pertemuan itu, dan pasti akan terasa amat indah. Bukan pertemuan yang dipenuhi dengan kemurkaanNya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar