Pada
suatu hari Ali bin Abi Thalib ra berdialog dengan para sahabatnya. Apakah yang
dibicarakan ? Ikutilah dialog berikut ini
Sahabat
:
Amal apakah yang paling baik buat kita ?
Ali
ra : Amal yang terbaik adalah amal yang diterima
oleh Allah swt
Sahabat : Bulan apakah bulan yang terbaik ?
Ali
ra : Bulan yang terbaik adalah bulan di mana kamu
bertobat kepada Allah dengan tobat yang sempurna .
Sahabat
:
Hari yang terbaik itu hari apa ?
Ali
ra : Hari di mana kamu mati, kembali kepada Allah
dalam keadaan beriman kepada-Nya
Itulah
hasil dialog antara Ali bin Abi Thalib ra dengan para sahabatnya. Dan tentunya
apa yang disampaikan oleh Sayidina Ali ini juga berlaku bagi kita semua.
Percuma
saja kalau kita beramal, telah banyak harta benda yang dikeluarkan untuk
beramal kalau ternyata amal itu menjadi sia-sia. Amal yang tanpa didasari
ketulus ikhlasan adalah suatu amal yang sia-sia. Jadi berani mengeluarkan amal itu
karena ada pamrih, karena ada keinginan, karena ada tujuan, dan semuanya itu
lebih condong kepada urusan duniawi, bukan untuk akhiratnya dan bukan pula
untuk Allah.
Memang
di antara bulan dalam setahun yang paling baik, yang paling mulia, dan yang
paling agung adalah bulan Ramadhan, namun apalah artinya bulan ramadhan kalau
dalam bulan itu diisi dengan berbagai macam kemaksiatan. Sungguh alangkah
bodohnya manusia yang berbuat seperti itu. Dan menurut Ali bin Abi Thalib ra bulan yang
terbaik adalah bulan yang banyak digunakan untuk melakukan tobat kepada Allah dan memohon ampunanNya.
Apabila
manusia tidak pernah memohon ampunan atas dosa-dosanya kepada Allah dan
bertobat kepadaNya berarti dia tidak punya dosa., alias merasa dirinya
benar. Ini sama saja bagi kita kalu kita
tidak haus maka sampai kapanpun tidak akan mengambil air untuk diminum. Dia
tidak akan mengambil makanan kalau dirinya gak lapar. Manusia yang seperti
inilah yang telah menunjukkan kesombongan pribadinya. Dianggapnya setiap ucap laku lampahnya
dikiranya adalah hal biasa, tidak ada yang membantunya, Pada hal Allah setiap
detiknya selalu membantu setiap manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Wahai
saudaraku sadarilah oleh kita bersama, bahwa Allah telah memberikan semuanya
apa yang ada di dunia ini buat kita semua, namun perlu diketahui ada satu yang tidak
diberikan kepada manusia, yaitu kematian. Tidak ada yang tahu tentang kematian
, kecuali Allah.
Alangkah
berbahagianya apabila siapapun yang meninggal dalam keadaan beriman kepada
Allah, karena pasti akan mendapatkan balasan dariNya berlipat ganda dengan
berbagai macam kenikmatan, dan mendapatkan tempat yang terbaik di sisi Allah
yaitu surga.
Dan
alangkah sengsara dan menderitanya apabila siapapun yang meninggalnya tidak
dalam keadaan beriman artinya kafir. Waooowww sungguh alangkah hina dan nistanya
orang tersebut,umur yang telah diberikan Allah, rezki yang telah diterima dari Allah, ilmu yang
telah diperoleh dari Allah, waaaahhhh, semuanya sia-sia, terbuang begitu saja.
Derajatnya lebih rendah daripada binatang.
Semoga
kita semuanya tidak sepeti itu, dan andaikan kita harus menghadap Allah
harapannya adalah akan berjumpa dengan yang selama ini telah memperhatikan dan
memelihara kita dengan penuh kasih sayang, layaknya seorang anak yang telah
merantau tidak pulang-pulang untuk bertemu orang tuanya, begitu sudah waktunya,
Subhanallah alangkah rindunya pertemuan itu, dan pasti akan terasa amat indah.
Bukan pertemuan yang dipenuhi dengan kemurkaanNya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar