Bismillahirrahmaanirrohiin.
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakaauh
Allah swt berfirman di dalam QS Al Baqarah ayat 185
- yang berbunyi :
شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنْزِلَ فِيهِ الْقُرْآنُ هُدًى لِلنَّاسِ
وَبَيِّنَاتٍ مِنَ الْهُدَىٰ وَالْفُرْقَانِ ۚ فَمَنْ شَهِدَ مِنْكُمُ الشَّهْرَ فَلْيَصُمْهُ ۖ وَمَنْ كَانَ مَرِيضًا أَوْ عَلَىٰ سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِنْ أَيَّامٍ أُخَرَ ۗ يُرِيدُ اللَّهُ بِكُمُ الْيُسْرَ وَلَا يُرِيدُ بِكُمُ الْعُسْرَ
وَلِتُكْمِلُوا الْعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُوا اللَّهَ عَلَىٰ مَا هَدَاكُمْ
وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ [٢:١٨٥]
(Beberapa hari yang
ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan
(permulaan) Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan
mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil). Karena
itu, barangsiapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan
itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu, dan barangsiapa sakit atau
dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak
hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki
kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. Dan hendaklah kamu
mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya
yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur.
Melalui ayat ini Allah memberitahukan kepada kita semua bahwa “(Beberapa
hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya
diturunkan (permulaan) Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia” maksudnya bulan
puasa itu namanya Ramadhan, waktu yang ditentukan itu adalah selama sebulan (
bisa 29 hari dan bisa 30 hari ) batas penentuannya adalah dengan melalui hilal.
Di negeri kita Indonesia ini waktu hilal antara Pemerintah, dan
Muhammadiyah dan organisasi2 lainnya terkadang beda-beda, sehingga jatuh tempo
untuk 1 Syawal ( Hari Raya Idul Fitri ) juga berbeda. Masalah ini adalah
masalah keyakinan, biarkan saja berjalan sesuai keyakinan masing-masing. Jangan
sampai perbedaan ini yang seharusnya menjadikannya Islam itu indah berbalik,
masing-masing merasa benar dan saling menyalahkan antara yang satu dengan yang
lain sehingga timbul permusuhan. Hal ini yang tidak disukai Allah, karena apa ?
Allah menciptakan agama itu hanya satu yaitu Islam. Kalau yang disebutkan tadi
itu hanyalah organisasi. Dan sudah pasti yang namanya organisasi itu pasti
ingin menghidupkan dan mengangkat nama organisasi itu. Hanya terkadang terlalu berlebihan
sehingga timbuh perpecahan. Sekali lagi biarkan saja berjalan masing-masing.
Toh dosa dan kesalahannya juga ditanggung oleh pribadi masing-masing, bukan
oleh organisasi.
Lalu, di dalam bulan Ramadhan itu Allah menurunkan Kitab Al Qur’an, sebagai
mukjizatnya Nabi Muhammad saw, sekaligus beliau mendapat tugas dari Allah swt
untuk menyampaikan isi Al Qur’an disamping untuk dirinya sendiri umumnya untuk
umat manusia yang intinya memberikan
peringatan Allah bagi yang tidak tunduk kepadaNya dan tidak mau mengikuti
ajaran beliau, dan memberikan berita gembira kepada mereka yang tunduk, taat,
dan patuh kepada Allah serta mengikuti ajaran yang disampaikan oleh Rasulullah.
Lalu, “penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang
hak dan yang bathil)” maksudnya Al Qur’an yang diturunkan Allah itu semua
isinya tentang petunjuk, ada juga cerita tentang para nabi dan rasul yang
isinya mengenai sejarah tapi sekaligus sebagai tuntunan, petunjuk tentang
hukum-hukum, tentang masalah ilmu pengetahuan dan lain-lainnya. Yang inti dari
semua itu isi Al Qur’an itu adalah untuk membedakan mana yang baik mana yang
buruk, mana yang akan mencelakakan, mana yang akan menyelamatkan , mana yang
akan menguntungkan, mana yang akan merugikan, mana yang akan menyesatkan mana
yang akan menyelamatkan, mana yang hak dan mana yang bathil. Dan tentunya kita
harus mengikuti petunjuk yang hak yang akan menyelamatkan kita baik selama kita
berada di dunia maupun saat kita kembali menghadap Allah mendapatkan
keselamatan dan kebahagiaan dunia dan akhirat.
Lalu, “Karena itu, barangsiapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya)
di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu, dan barangsiapa sakit
atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa),
sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain” maksudnya
adalah dimanapun kita berada dan kemanapun kita pergi apabila sudah jatuh bulan
Ramadhan, maka diwajibkan berpuasa sesuai dengan ketentuan yang sudah
dijelaskan sebelumnya. Apabila ada yang sakit atau dalam perjalanan, atau
pekerjaan ( yang memang kondisinya tidak memungkinkan untuk berpuasan, artinya
kalau berpuasa akan manjadikan dirinya sakit ) maka diwajibkan berbuka. Tapi
pada hari-hari yang lain wajib membayarnya sebanyak hari berpuasa ditinggalkan
atau bisa juga dengan membayar fidyah ( memberi satu orang miskin setiap
harinya ).
Lalu, “Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran
bagimu” maksudnya dengan penjelasan tadi adalah silahkan kita semua beribadah
kepada Allah sesuai dengan kadar kesanggupan kita masing-masing. Jangan sampai
pengabdian ke Allah itu dengan mengada-ada, membuat aturan sendiri yang
akhirnya akan memberatkan bagi dirinya. Misalnya di malam hari beribadah kepada
Allah, shalat, dzikir dan berdoa, sampai pagi, lalu di siang harinya tidur
,tidak untuk mencari karunia Allah, atau menjauhkan diri dari pergaulan ,
inginnya mengasingkan diri dari dunia luar dengan tujuan untuk mendekatkan diri
kepadaNya, sehingga tidak bergaul dengan sesamanya. Semua ini salah besar.
Allah tidak menghedaki seperti itu. Beribadahlah kepadaNya layaknya menimati
makanan sampai benar-benar terasa di lidah sedapnya makanan tersebut ( nikmati
ibadah itu sampai terasa di hati dan badan ), jangan menyegerakan agar cepat
selesai atau memperlambat tapi terlalu berlebihan.
Lalu, “Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya” artinya setiap melakukan
ibadah kepada Allah termasuk berpuasa itu cukup tidak lebih dan tidak kurang.
Allah paling tidak menyukai terhadap segala sesuatu yang berlebihan. Memang
sebaiknya ibadahnya yang banyak, tapi percumah saja setelah melaksanakan ibadah
berlebih itu timbul keluhan, kita sudah melaksanakan itu dan ini sesuai dengan
perintahNya , tapi kenapa hidupku bukan semakin berbahagia, sebaliknya semakin
sengsara. Dan keluhan ini biasanya keluar tanpa sadar, Dan salahnya lagi bukan
disampaikan di depan Allah, disampaikannya itu kepada manusia yang tidak bisa
memecahkan solusinya. Itulah mengapa Allah meminta agar kita beribadah
kepadaNya itu yang sederhana, cukup .
Lalu, “dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang
diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur.” Maksudnya adalah kita sudah
diciptakan oleh Allah sebagai makhluk yang paling semupurna dan mulia di
sisiNya di dunia. Jadi kita harus bisa menjaga kemuliaan dan kesempurnaan itu.
Jangan dibuat cacat, berbuat sesuatu yang akan menjadikan diri kita cacat,
melakukan sesuatu yang akan menjadikan diri kita tidak sempurna lagi. Jika hal
ini dilakukan maka sama saja kita tidak bersyukur kepada Allah atas segala
pemberianNya. Untuk itulah maka Allah memerintahkan untuk mengagungkanNya,
memuliakanNya, mensucikanNya diniatkan untukNya dengan mengikuti petunjuk
RasulNya, karena petunjuk yang benar itu hanyalah petunjukNya ( Al Qur’an ) dan
petunjuk RasulNya ( Hadist ).
Renungan : Sudahkah kita melaksanakan itu semua ? Sudahkah kita baca Al Qur’annya
dan tahukan arti,maksud dan tujuan ayat-ayat yang dibacanya. Kalau tidak punya
terjemahnya, mengapa kita tidak berusaha untuk memilikinya, apakah selama ini
Allah tidak memberian rezki kepada kita, atau karena terdesak untuk kebutuhan
sehari-hari. Berarti sama saja belum yakin bahwa apabila kita mengeluarkan
harta kita di jalanNya maka Dia akan menggantikannya dengan berlipat ganda. Sama
saja kita belum beriman kepadaNya dan RasulNya serta KitabNya. Wallahu a’lam
bish shawab
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakaatuh.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar