Nabi saw bersabda ;
“Sesungguhnya kejujuran akan menunjukkan kepada kebaikan (“produktivitas dan kualitas yang baik”), dan kebaikan itu akan menghantarkan kepada surga (KEKAYAAN). Seseorang yang berbuat jujur oleh Allah akan dicatat sebagai orang yang jujur. Dan sesungguhnya bohong (‘Produktivitas buruk’) itu akan menunjukkan kepada kelaliman (“Penyebab Susah/penyebab melarat”), dan kelaliman itu akan menghantarkan ke arah neraka (KEMISKINAN). Seseorang yang terus menerus berbuat bohong (“produktivitas buruk”) akan ditulis oleh Alloh (TAKDIR) sebagai pembohong (“ORANG MISKIN”).” (HR ; Bukhari dan Muslim)
Sifat jujur
adalah modal dasar di dalam kehidupan. Dengan berbuat jujur maka sama saja
menanamkan kepercayaan terhadap orang lain. Semakin banyak kejujuran yang kita
tanamkan kepada orang lain, maka mereka akan semakin percaya kepada kita.
Bila sifat
jujur ini ditumbuh kembangkan pada diri kita, maka sifat kejujuran ini akan
menghantarkan kita ke arah keberhasilan, kekayaan, kesuksesan , karena
segalanya akan dipermudah, dan dilancarkan oleh Allah.
Seseorang yang
berbuat jujur oleh Allah akan dicatat sebagai orang yang jujur. Hidupnya akan
tenang, tenteram dan damai. Tidak akan terpengaruh dengan hingar bingarnya
kesenangan duniawi. Dia akan mengetahui mana kesenangan yang akan mendatangkan
nikmat dan mana kesenangan yang akan manjadikannya celaka dan sengsara .
Lawannya jujur
adalah dusta/kebohongan. Datangnya penyakit dusta ini biasanya sebagian besar
adalah karena pengaruh duniawi. Sehingga oarng yang tadinya jujur, yang tadinya
baik, yang tadinya ramah, bisa berobah berbalik menjadi pendusta, prilakunya
buruk, dan selalu zalim terhadap sesamanya gara - gara harta yang nilainya tidak seberapa.
Siapapun yang
selalu dusta maka oleh Allah akan dicap sebagai pendusta. Dan kehidupannya akan
selalu susah, merasa tidak puas, semakin banyak yang dia miliki, maka merasa
semakin nampak kurangnya. Kalau bisa dunia seisinya itu menjadi miliknya. Dia
tidak punya rasa peduli terhadap orang lain. Pendusta ini akan banyak
musuhnya, kalaupun ada juga teman tapi yang memiliki karakter yang sama.
Terutama di
lingkungan kerja, orang yang jujur itu biasanya gak punya teman, hidupnya
terasing, dan selalu diusahakan agar dia ini terpojok. Kalau bisa dikeluarkan
dari perusahaan itu. Karena bagi mereka orang yang jujur ini diibaratkan duri
dalam daging.
Namun Allah
selalu melindungi siapapun yang selalu berbuat jujur, semakin kuat para
pendusta mengganggunya, maka akan semakin kuat pula Allah membentenginya.
Berbuat jujur
itu memang pahit, tapi pahitnya ini bukan sebagai racun, akan tetapi sebagai
obat yang amat mujarab.
Semoga kita
semua bisa mencontoh kepribadian rasulullah saw yang telah diberi gelar oleh
masyarakat waktu itu dengan sebutan “Al Amiin” ( Yang Dipercaya )
Aaaamiin Yaa
Rabbal’aalamiin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar