Sabtu, 03 Januari 2015

HATI-HATI JANGAN GAMPANG MENGUCAPKAN SUMPAH



BAHAYANYA SUMPAH PALSU .

Allah Swt berfirman, Apabila orang-orang munafik datang kepadamu, mereka berkata, “Kami mengakui, bahwa sesungguhnya kamu benar-benar Rasul Allah“. Dan, Allah mengetahui bahwa sesungguhnya kamu benar-benar Rasul-Nya; dan Allah mengetahui bahwa sesungguhnya orang-orang munafik itu benar-benar orang pendusta. Mereka itu menjadikan sumpah mereka sebagai perisai, lalu mereka menghalangi (manusia) dari jalan Allah. Sesungguhnya amat buruklah apa yang telah mereka kerjakan. Yang demikian itu adalah karena bahwa sesungguhnya mereka telah beriman, kemudian menjadi kafir (lagi) lalu hati mereka dikunci mati; karena itu mereka tidak dapat mengerti.” (QS. Al Munafiqun [63]: 1-3).

Saudaraku perlu diketahui oleh kita semua bahwa salah satu sifat orang munafik itu adalah pendusta.

Apabila mereka sedang berkumpul dengan orang-orang yang beribadah, maka mereka pun ikut-ikutan beribadah. Bicaranyapun seolah-olah mereka seperti orang-orang yang beriman. Dan mereka berkata bahwa merekapun sama telah beriman kepada Allah.

Namun bila mereka berkumpul dengan golongannya, mereka sampaikan kepada golongannya bahwa apa yang mereka lakukan itu hanyalah untuk menipu golongan orang-orang yang beriman. Sebab aslinya mereka tetap ikut golongan orang-orang kafir.

Untuk meyakinkan orang-orang yang beriman, mereka sering mengucapkan sumpah palsu, janji palsu atau mengucapkan astagfirullah, Insya Allah, Masya Allah, La haula wala quwata illa billah, Nudzu billahi min dzalik dan sebagainya, layaknya mereka itu telah dalam ilmu agamanya, bahkan sampai ke ayat-ayat Allah pun mereka banyak hafal.

Dan di saat berbaur dengan orang-orang yang beriman itu, mulailah mereka menggoyang  keyakinan orang-orang yang telah beriman, agar mereka kembali mengikuti jalannya. Bisa dijanjikan dengan imbalan harta yang banyak, cara mencari harta dengan mudah, tapi gak capek.

Apakah dengan menipu yaitu membuat laporan pertanggung jawaban proyek yang tidak sesuai dengan kenyataan, angka nominalnya dibesar-besarkan. Memanipulasi anggaran belanja atau proposal pengajuan untuk pembangunan dll.

Misalnya ada bantuan dan untuk proyek X senilai sekian ratus juta rupiah. Dari kas dikeluarkannya utuh, tapi begitu melewati pos-pos sampai ke tujuan, sampai di setiap pos dananya berkurang, sehingga saat sampai di tujuan sudah hilang beberapa puluh persen. Akan tetapi saat membuat laporan pertanggung jawaban harus sebanyak jumlah awal, tidak boleh kurang sedikitpun. Akhirnya dibuatlah laporan palsu.

Begitu ada pemeriksaan dan di edit, ternyata banyak dana yang hilang, yang kena siapa ? Tidak lain adalah yang sebagai pelaksana. Yang sudah memotong dana itu pura-pura gak denger, pura2 gak ngarti, pura2 gak tahu. Dan bila  ketahuan yang kena adalah pemegang dana yang terakhir. Dana yang hilang, mereka yang merasa memakan dana tersebut di hati bilang itu urusan elu bukan urusan gua, salah elu sendiri, bikin laporan pertanggung jawaban gak teliti.

Inilah suatu perbuatan yang dilakukan oleh golongan kaum munafik. Sungguh alangkah buruknya perbuatan mereka itu. Mereka berlagak orang bersih, gak pernah menerima suap. Mereka kerja berdasarkan prosedur, padahal kenyataannya mereka itu adalah perampok yang berpakaian intelek, necis, rapih, penampilannya meyakinkan bahwa mereka itu adalah bertindak adil, membantu yang memang bener-bener memerlukan bantuan.

Kepada orang-orang yang demikian ini Allah kunci hatinya, Dia sumbat telinganya dan Dia tutup matanya. Sehingga mereka tidak bisa menemukan jalan kebenaran. Bila ada kebenaran yang datang kepada mereka, hati mereka langsung menolaknya. Kalau pun diterima tetep saja disalah-salahkan.

Semoga kita semua dijauhkan dari perbuatan nifak dan dijauhkan pula dengan orang-orang munafik.
Aaaaamiin Yaa Rbbal.aalamiin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar