Siapa yang akan menentukan tempat dimana kita tinggal, kalau bukan diri kita sendiri. Dan yang pasti setiap manusia ingin pribadinya itu dikatakan baik oleh orang lain,dan sesuai dengan harapan Allah.
Tempat tinggalpun pasti inginnya yang baik dan nyaman. Untuk itu mari Kita bangun rumah kehidupan kita, waktu demi waktu dan terlalu sering kita menggunakan bahan-bahan yang rentan dan seadanya untuk sebuah masa depan yang kita rancang.
Terlalu sering kita yang kerap alpa ini membangun hidup dengan langkah yang ceroboh, tak hati-hati dan tergesa-gesa. Kita juga sering tak memberikan yang terbaik buat hidup kita.
Lalu kita pun akan terkejut dengan apa yang dihasilkan selama ini. Kita harus hidup dalam sebuah "rumah kehidupan" yang telah kita buat sebelumnya.
Pengalaman setidaknya menjadi guru yang cerdik, yang memberikan tes di awal pelajaran lalu baru menjelaskannya kemudian.
Jika saja kita dapat membangunnya kembali dari awal, tentu kita akan lakukan yang berbeda. Kalau saja kita mengetahuinya lebih dulu tentu hasilnya akan berlainan.
Namun sayang, kita tak dapat kembali ke masa lalu. Kita tak dapat merubah nasib yang telah silam. Ah kalau saja...
Sobat , kitalah si tukang kayu itu. Setiap saat kita memukulkan pasak dalam tiang-tiang kehidupan ini, menempatkan penampang langit-langit kepala kita dan membuat tembok-tembok dalam jiwa.
Ada seseorang yang pernah berkata, Kehidupan adalah sebuah proyek pribadi yang harus di lakukan sendiri.
Tingkah, sikap dan perilaku serta pilihan yang kita buat hari ini akan menentukan "rumah kehidupan" apa yang akan kita tempati kelak. Bangunlah rumah itu dengan bijak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar