HINDARI
SIFAT SOMBONG
Kita
harus ingat sejarah sudah membuktikan di dalam Al Qur’an. Dimana para malaikat
dan jin disuruh sujud kepada Nabi Adam a.s . Para malaikat bersujud ,akan
tetapi yang namanya Iblis tidak mau sujud. Sujud disini bukan berarti
diperintahkan untuk menyembah Nabi Adam a.s, akan tetapi atas dasar perintah
Allah. Jadi Iblis sudah menentang perintah Allah. Dan inilah suatu kesombongan
yang dilakukan Iblis.
Janganlah kita merasa bangga dengan harta benda yang kita miliki berlimpah ruah, merasa bangga
menjadi pejabat tinggi, merasa bangga menjadi penguasa, menjadi orang yang
berilmu. Sadarilah bahwa semuanya itu hanya titipan Allah, amanah Allah. Dan
hal itu harus dijaga, dipelihara, dan ditumbuh kembangkan demi kebaikan umat
manusia.
Ingat berani menerima berarti berani mempertanggung jawabkannya, bukan
saja kepada siapa yang memberi atau mengangkat, akan tetapi juga di hadapan
Tuhan. Untuk itu gantikanlah sifat sombong itu dengan sifat rendah hati
terhadap sesama manusia dan rendah diri di hadapan Allah. Yang namanya barang
titipan, apabila oleh yang menitipkannya itu diambil atau dicabut, maka harus
menerimanya.
Di zaman sekarang ini sudah banyak yang melupakan Allah Tuhan
Penguasa alam semesta. Apabila sudah menduduki suatu jabatan yang sekiranya
akan menguntungkan bagi dirinya atau golongannya, maka setiap saat, setiap,
menit, setiap jam , setiap hari,minggu,bulan dan tahun selalu berusaha membikin skenario
agar pada saatnya nanti bila masa jabatan habis masih bisa dilanjutkan kembali.
Segala cara dilakukan dengan kasak kusuk. Itu hanyalah usaha manusia. Mereka
lupa bahwa yang menetapkan segala sesuatunya itu Allah. Apabila Dia berkehendak
terhadap siapapun maka tidak ada yang mampu menolak ataupun menghalanginya. Hal
ini banyak diabaikan.
Karena didasarkan rasa kebencian, akhirnya dicarilah
kelemahan dan kesalahan orang yang dibencinya. Bila kedapatan ada, maka
digunakanlah untuk menyerangnya, untuk menjatuhkannya. Dia pun pasti akan
bertindak sama. Dan yang ada hanyalah menambah pertengkaran dan permusuhan.
Sungguh memang kenyataan untuk menjadi orang jujur di zaman sekarang ini
bukannya banyak teman. Tapi justru banyak musuhnya. Orang yang bersikap jujur
itu dianggapnya seperti duri dalam daging, akan membatasi ruang gerak
orang-orang yang tidak jujur.
Percayalah bila segala sesuatu itu diawali dengan
cara yang baik, dengan kejujuran, maka hasilnya juga akan baik. Tapi bila
awalnya sudah dilakukan dengan cara kebohongan atau dusta, maka jangan harap
akan menemukan kebaikan. Bahkan yang ada adalah keserakahan dan ketidak adilan.
Dan pasti akan berdampak pada kekacauan, keributan dan kerusakan di dalam
segala bidang.
Jadi disini jelas agama sudah diabaikan. Semoga saja kita semua
tidak mengalami hal-hal seperti itu. Dan kalau memang kita mengalaminya maka
semoga diberi kekuatan untuk segera merubah diri agar bisa menjalani hidup ini
dengan aman, tenang, tenteram, tertib dan damai.
Aaaamiin yaa rabbal’aalamiin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar