KEINGINAN
ITU TIADA HABISNYA
Selama
manusia hidup pasti punya keinginan. Pada umumnya semakin banyak pendapatan
semakin banyak pula keinginan.
Yang anak2 ingin segera remaja. Setelah remaja
mulai ingin mempunyai pasangan ideal yang cocok dengan selaranya. Setelah
menjalin hubungan lama kemudian menikah. Setelah menikan mulai punyai keinginan
lagi ingin punya momongan dst.
Banyak orang yang sudah berumah tangga sudah
sekian lama tapi tapi belum juga dikaruniai anak. Mereka sudah berusaha periksa
ke dokter dan berbagai macam cara dilakukan agar segera punya dapat momongan.
Sebaliknya ada juga yang sudah punya anak, inginnya diatur sampai mengikuti
program Keluarga Berencana. Semua itu merupakan usaha daripada manusia. Mereka lupa
bahwa dibalik usahanya itu ada penguasa tertentu yang menentukan segala-galanya
yaitu Allah subhana huwata’ala.
Bila Allah berkehendak memberi sesuatu kepada
hambaNya , tidak ada yang mampu menolakNya dan bila Dia mencabut sesuatu dari
hambaNya tidak ada yang bisa menghalangiNya.
Oleh karena Allah swt berfirman,
“
Sesungguhnya telah diperkenankan permohonanmu berdua ( Musan dan Harun ) sebab
itu tetaplah kamu berdua di jalan yang lurus dan janganlah sekali-kali kamu
mengikuti jalan orang-orang yang tidak mengetahui “. ( QS 10 : 89
)
Rasulullah saw pun bersabda,
“ Sesungguhnya Allah Ta’ala itu baik. .
Dia tidak menerima sesuatu kecuali yang baik. Dan sesungguhnya Allah telah
memerintahkan orang-orang beriman serupa dengan apa yang telah diperintahkan
kepada para Rasul. Maka Allah berfirman, “ Wahai para rasul, makanlah dari
segala sesuatu yang baik, dan bekerjalah kamu dengan pekerjaan yang baik”. Dan
firmannya pula, “ Hai orang-orang yang beriman makanlah dari apa-apa yang baik
yang telah Kami rezekikan kepadamu “. Kemudian beliau ( Rasul saw ) bercerita, “
Ada seorang lelaki yang telah menempuh perjalanan jauh, berambut kusut penuh
debu. Dia menadahkan kedua tangannya ke langit dan berkata, “ Wahai Tuhan,
wahai Tuhan, ...... sedangkan makanannya haran, minumannya haram, pakaiannya
haram dan dikenyangkan dengan barang yang haram, maka bagaimanakah dia akan
diterima permintaannya oleh Allah ? “ (
HR Muslim )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar