Kecemasan
jiwa selalu menempati posisi puncak
antara beberapa penyakit masa kini.
Sementara manusia tidak menyadari bahwa
kebanyakan sudah terpengaruh oleh
peradaban barat
yang penuh dengan muatan materialisme
sehingga mengedepankan
materi., kesenangan,
dan hanya memperturutkan hawa nafsu
yang kesemuanya itu
hanya untuk keperluan kehidupan dunia.
Hanya melulu kebutuhan lahiriah.
Sedangkan
untuk persiapan akhirat tidak ada sama sekali.
Itulah
mengapa Allah memberikan sebuah agama kepada manusia,
dengan tujuan agar
manusia bisa hidup sesuai dengan aturanNya
dan menjaga dirinya agar tetap
menjadi manusia yang mulia di sisi-Nya.
Namun sayangnya sedikit sekali
yang
berminat untuk mendalami agama yang dianutnya.
Manusia itu terdiri dari dua
bagian yaitu jasad dan ruh / lahir dan batin.
Semuanya itu harus dicukupi
kebutuhannya.
Tidak bisa hanya dipenuhi kebutuhan lahirnya saja,
sementara
kebutuhan batin tidak ada sama sekali.
Bila
kebutuhan batin manusia dibiarkan kering kerontang,
atau bahkan dimatikan maka,
jiwa manusia akan mudah goncang
saat menghadapi kepahitan hidup.
Sehingga akan
mengarah kepad prilaku yang buruk, mudah berbuat jahat.
Kebutuhan
batin akan bisa terpenuhi bila di hati ada keimanan.
Hanya dengan keimananlah
bisa dibentuk prilaku yang baik,
fondasi yang kukuh dan dasar-dasar keluhuran
akhlaq.
Allah juga sudah memperingatkan melalui firman-Nya,
Dan
apakah orang yang sudah mati[a] kemudian dia Kami hidupkan
dan Kami berikan kepadanya cahaya yang terang, yang dengan cahaya itu dia
dapat berjalan di tengah-tengah masyarakat manusia, serupa dengan orang yang keadaannya
berada dalam gelap gulita yang sekali-kali tidak dapat keluar dari padanya?
Demikianlah Kami jadikan orang yang kafir itu memandang baik apa yang telah
mereka kerjakan. ( QS 6 : 122 )
[a]. Maksudnya ialah orang yang telah mati hatinya yakni
orang-orang kafir dan sebagainya.
Dengan kukuhnya keimanan maka seluruh hidupnya dia serahkan
sepenuhnya kepada Allah ,Tuhan semesta alam sebagaimana dalam firman-Nya,
Katakanlah:
sesungguhnya sembahyangku, ibadatku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah,
Tuhan semesta alam. Tiada sekutu
bagiNya; dan demikian itulah yang diperintahkan kepadaku dan aku adalah orang
yang pertama-tama menyerahkan diri (kepada Allah)." ( QS 6 : 162 – 163 )
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar