Kamis, 23 April 2015

DIBALIK KATA SYUKRON

Syukron atau terima kasih adalah ungkapan yg ringan dan mudah diucapkan...
Namun sedikit yg menyadari urgensi dan nilai2 yg ada dibalik ungkapan ini...
Arogansi dan keangkuhan seringkali menjadi biang utama keengganan seseorang untuk mengucapkan terimah kasih pada orang yg telah berbuat baik kepadanya....
Padahal keengganan untuk berterima kasih masuk dalam kategori kufur nikmat...
Di dalam kitab Al Kabaa'ir Imam Adz Dzahabi –rahimahullah- menuturkan,
"Mengkufuri nikmat/kebaikan (enggan berterimakasih-pent) kepada orang yg berbuat baik (kepada kita) adalah dosa besar...
Allah SWT berfirman:
"Hendaknya kalian bersyukur pada-Ku dan pada kedua orang tua"... (Luqman:41)
Rasulullah SAW bersabda:
مَنْ لَا يَشْكُرُ النَّاسَ لَا يَشْكُرُ اللَّهَ
"Tidak bersyukur kepada Allah siapa saja yg tidak berterimakasih kepada manusia (yg telah berbuat baik padamu, pent)". (HR Abu Daud, dan At Tirmidzi)
Para Ulama Salaf sepakat bahwa kufur nikmat adalah dosa besar. Adapun cara bersyukur adalah (berterimkasih)
Diantara doa yang diajarkan Nabi tercinta dalam rangka membalas kebaikan orang lain adalah ucapan: Jazakallahu khairan.
Beliau bersabda:
مَنْ صُنِعَ إِلَيْهِ مَعْرُوفٌ ، فَقَالَ لِفَاعِلِهِ : جَزَاكَ اللَّهُ خَيْرًا , فَقَدْ أبْلَغَ فِي الثَّنَاءِ
“Barangsiapa yang diberi suatu kebaikan, kemudian mengatakan kepada pemberi kebaikan tersebut, ‘Jazakallahu khairan (semoga Allah membalas kebaikanmu)’ Sungguh yg demikan itu telah menunjukkan kesungguhannya dalam pujian (terimakasih).” (HR. At Tirmidzi)
Makna doa tersebut adalah,
"semoga Allah membalas kebaikanmu dengan yang lebih baik".

Tidak ada komentar:

Posting Komentar