10 Wasiat Istri Shalehah Menurut Islam
1. Takwa kepada Allah
dan menjauhi maksiat . Maka hati-hatilah wahai saudariku muslimah
dari berbuat maksiat, khususnya: -Membiarkan
suami dalam kemaksiatannya. -Tabarruj
(pamer kecantikan) dan sufur (membuka wajah). -Membiarkan sopir dan pembantu masuk ke dalam rumah tanpa kepentingan
yang mendesak.
2. Berupaya mengenal dan
memahami suami. Hendaknya engkau berupaya
memahami suamimu. Apa–apa yang ia sukai, berusahalah memenuhinya dan apa-apa
yang ia benci, berupayalah untuk menjauhinya dengan catatan selama tidak dalam
perkara maksiat kepada Allah karena tidak ada ketaatan kepada makhluk dalam
bermaksiat kepada Al-Khaliq (Allah Azza Wajalla).
3. Ketaatan yang nyata kepada suami dan bergaul dengan
baik. Sesungguhnya hak suami atas
istrinya itu besar. Rasulullah bersabda: Seandainya aku boleh memerintahkanku
seseorang sujud kepada orang lain niscaya aku perintahkan istri untuk sujud
kepada suaminya (HR. Imam Ahmad dan Tirmidzi, dishahihkan oleh Al-Albany).
Hak suami yang pertama adalah ditaati dalam
perkara yang bukan maksiat kepada Allah dan baik dalam bergaul dengannya serta
tidak mendurhakainya. Rasulullah bersabda: Dua golongan yang shalatnya tidak
akan melewati kepalanya, yaitu budak yang lari dari tuannya hingga ia kembali
dan istri yang durhaka kepada suaminya hingga ia kembali (HR. Thabrani dan Hakim,
dishahihkan oleh Al-Albany). Ketahuilah,
engkau termasuk penduduk surga dengan izin Allah, jika engkau bertakwa kepada
Allah dan taat kepada suamimu. Dengan ketaatanmu pada suami dan baiknya
pergaulanmu terhadapnya, engkau akan menjdai sebaik-baik wanita (dengan izin
Allah).
4. Bersikap qanaah (merasa cukup)
Kami meninginkan wanita muslimah ridha dengan
apa yang diberikan untuknya baik itu sedikit ataupun banyak. Maka janganlah ia menuntut di luar kesanggupan
suaminya atau meminta sesuatu yang tidak perlu. Renungkanlah wahai saudariku
muslimah, adabnya wanita salaf radhiallahu ¡Æanhunna¡ÄSalah seorang dari mereka
bila suaminya hendak keluar rumah ia mewasiatkan satu wasiat kepadanya. Apakah
itu??? Ia berkata pada suaminya:Hati-hatilah engkau wahai suamiku dari
penghasilan yang haram, karena kami bisa bersabar dari rasa lapar namun kami
tidak bisa bersabar dari api neraka
5.
Baik dalam mengatur urusan rumah tangga, seperti mendidik anak-anak dan tidak
menyerahkannya pada pembantu, menjaga kebersihan rumah dan menatanya dengan
baik dan menyiapkan makan pada waktunya. Termasuk
pengaturan yang baik adalah istri membelanjakan harta suaminya pada tempatnya
(dengan baik), maka ia tidak berlebih-lebihan dalam perhiasan dan alat-alat
kecantikan.
6. Baik dalam bergaul dengan
keluarga suami dan kerabat-kerabatnya, khususnya dengan ibu suami sebagai orang
yang paling dekat dengannya. Wajib bagimu
untuk menampakkan kecintaan kepadanya, bersikap lembut, menunjukkan rasa
hormat, bersabar atas kekeliruannya dan engkau melaksanakan semua perintahnya
selama tidak bermaksiat kepada Allah semampumu.
7. Menyertai suami dalam perasaannya dan turut merasakan duka cita dan
kesedihannya. Jika engkau ingin hidup
dalam hati suamimu, maka sertailah ia dalam duka cita dan kesedihannya.
Renungkanlah wahai saudariku kedudukan Ummul Mukminin, Khadijah
radhiallahu’anha, dalam hati Rasulullah walaupun ia telah meninggal dunia..
Kecintaan beliau kepada Khadijah tetap bersemi sepanjang hidup beliau, kenangan
bersama Khadijah tidak terkikis oleh panjangnya masa. Bahkan terus mengenangnya
dan bertutur tentang andilnya dalam ujian, kesulitan dan musibah yang dihadapi.
Seorangpun tidak akan lupa perkataannya yang masyur sehingga menjadikan
Rasulullah merasakan ketenangan setelah terguncang dan merasa bahagia setelah
bersedih hati ketika turun wahyu pada kali pertama: Demi Allah, Allah tidak
akan menghinakanmu selamanya. Karena sungguh engkau menyambung silaturahmi,
menanggung orang lemah, menutup kebutuhan orang yang tidak punya dan engkau menolong
setiap upaya menegakkan kebenaran.(HR. Mutafaq alaihi, Bukhary dan Muslim).
8. Bersyukur (berterima kasih) kepada suami atas
kebaikannya dan tidak melupakan keutamaannya.
Wahai istri yang mulia! Rasa terima kasih pada
suami dapat kau tunjukkan dengan senyuman manis di wajahmu yang menimbulkan
kesan di hatinya, hingga terasa ringan baginya kesulitan yang dijumpai dalam
pekerjaannya. Atau engkau ungkapkan dengan kata-kata cinta yang memikat yang
dapat menyegarkan kembali cintamu di hatinya. Atau memaafkan kesalahan dan
kekurangannya dalam menunaikan hak-hakmu dengan membandingkan lautan keutamaan
dan kebaikannya kepadamu.
9. Menyimpan rahasia suami dan menutupi
kekurangannya (aibnya). Istri adalah
tempat rahasia suami dan orang yang paling dekat dengannya serta paling tahu
kekhususannya. Bila menyebarkan rahasia merupakan sifat yang tercela untuk
dilakukan oleh siapapun, maka dari sisi istri lebih besar dan lebih jelek lagi.
Saudariku, simpanlah rahasia-rahasia suamimu, tutuplah aibnya dan jangan engkau
tampakkan kecuali karena maslahat yang syar’i seperti mengadukan perbuatan
dzalim kepada Hakim atau Mufti atau orang yang engkau harapkan nasehatnya.
10. Kecerdasan dan kecerdikan serta berhati-hati
dari kesalahan. Termasuk kesalahan
adalah: Seorang istri menceritakan dan menggambarkan kecantikan sebagian wanita
yang dikenalnya kepada suaminya. Padahal Rasulullah telah melarang hal itu
dalam sabdanya: Janganlah seorang wanita bergaul dengan wanita lain lalu
mensifatkan wanita itu kepada suaminya sehingga seakan-akan suaminya melihatnya
(HR. Bukhary dalam An-Nikah).
Untuk para istri yang berhasrat menjadi penyejuk
hati dan mata suaminya. Semoga Allah memeliharamu dalam naungan kasih sayang
dan rahmatNya. Amin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar