Betapa pedih dan perihnya perjuangan menyebarkan Islam
yang dijalani Rasulullah SAW dan para sahabatnya, kita akan sangat menghargai jerih payah mereka.
Kita akan bangga dengan tetesan keringat,
darah dan air mata bahkan Nyawa Rasulullah
dan para sahabatnya di persembahkan untuk kita..... dan Kita akan berusaha membayar usaha mereka dengan prestasi yang kita tunjukkan, dalam membela agama nan suci ini. Aamiin....
Betapa Cintanya Beliau kepada Umatnya…Seperti
dalam konteks pecakapan beliau dengan para
Sahabat2nya….Dan bukti Nyata Cinta beliau kepada
umatnya benar2 Suci adanya…...Hingga
akhir hayatnya Beliau buktikan cintanya kepada kita…..hmmmm....Engkau berkata
lirih Ayyu khalaqi a'jabu ilakum I'ma'nan
? (Siapa makhluk yang imannya paling
sempurna ?) para sahabatnya pun
menjawab;..... Malaikat, ya Rasulullah ! Bagaimana
Malaikat tak beriman,
Bukankah mereka berada di samping Tuhan ? ujar
Nabi…..... Para Nabi, ya Rasulullah ! Para sahabat mencoba menjawabnya lagi….Bagaimana
Nabi tak beriman, Bukankah pada mereka turun wahyu, Jawab nabi !..... Kalau begitu siapakah mereka, ya Rasulullah?
Tanya Para sahabat..?! (Langit
Madinah bening, bumi Madinah hening Kami
termangu, menunggu jawaban dari beliau…) Siapa gerangan mereka yang imannya paling
mempesona Kami dengar sabda’mu,
Yang paling mempesona imannya adalah: Mereka yang datang sesudah ku ! Mereka beriman kepadaku…padahal tidak pernah melihat
atau berjumpa dengan’ku sebelumnya…Yang
paling mempesona imannya mereka yang tiba
setelah aku kelak tiada !!! yang membenarkanku tanpa pernah melihatku !!!!
Bukankah kami ini saudaramu juga, ya
Rasulullah jawab para Sahabat….Bukan ! jawab Nabi….Kalian adalah
sahabat-sahabatku…..Tetapi, Saudaraku adalah…Mereka yang tidak pernah berjumpa
dengan’ku ! Mereka beriman pada yang
ghaib Mendirikan sholat, puasa, berkurban utk ALLAH SWT dan, Menginfakkan sebagian rezeki yang Kami berikan kepada
mereka…(Kami terpaku,....Langit Madinah yg
bening, bumi Madinah yg hening)
Kami dengar lagi engkau bersabda……Alangkah
rindunya daku pada mereka Alangkah
bahagianya aku memenuhi mereka kelak..Suaramu parau,Butir-butir air matamu
mulai tergenang...Kau rindukan mereka ya Rasulullah...Kau dambakan pertemuan
dengan mereka, Ya Nabi Allah ! Subhanallah…
(Dan, ini adalah sebuah Alkisah tentang totalitas cinta yang dicontohkan Allah lewat kehidupan
Rasul-Nya....) Pagi itu, meski langit
telah mulai menguning, burung-burung
gurun enggan mengepakkan sayap.....Pagi itu, Rasulullah dengan suara terbata
memberikan petuah ;
Wahai umatku, kita
semua ada dalam kekuasaan Allah dan cinta kasih-Nya. Maka taati dan bertakwalah kepada-Nya. Kuwariskan dua hal pada kalian, sunnah dan Al Qur'an. Barang siapa mencintai sunnahku, berati mencintai aku
dan kelak orang-orang yang mencintaiku, akan bersama-sama masuk surga bersama aku.;
Khutbah singkat itu diakhiri dengan pandangan mata
Rasulullah yang
teduh menatap sahabatnya satu persatu. Abu Bakar menatap mata itu dengan berkaca-kaca,
Umar dadanya naik turun menahan napas dan
tangisnya. Ustman menghela napas panjang
dan... Ali menundukkan kepalanya
dalam-dalam.
Isyarat itu telah datang, saatnya sudah tiba.
Rasulullah akan meninggalkan kita semua; desah
hati semua sahabat kala itu. Manusia tercinta itu, hampir usai menunaikan tugasnya
di dunia.
Tanda-tanda itu semakin kuat, tatkala Ali dan Fadhal dengan sigap menangkap
Rasulullah yang
limbung saat turun dari mimbar.
Saat itu, seluruh
sahabat yang hadir di sana pasti akan menahan detik-detik berlalu, kalau bisa. Matahari kian tinggi, tapi pintu Rasulullah masih
tertutup. Sedang di dalamnya, Rasulullah sedang terbaring lemah dengan keningnya yang berkeringat dan membasahi pelepah kurma yang menjadi alas
tidurnya.
Tiba-tiba dari luar pintu
terdengar seorang yang berseru mengucapkan
salam. Bolehkah saya masuk?; tanyanya.
Tapi Fatimah tidak mengizinkannya masuk; Maafkanlah, ayahku sedang demam, kata Fatimah yang membalikkan badan dan menutup pintu. Kemudian ia kembali menemani ayahnya yang ternyata sudah membuka mata dan bertanya pada Fatimah, Siapakah itu wahai anakku?
Tak tahulah aku ayah, sepertinya ia baru sekali ini aku melihatnya; tutur Fatimah lembut. Lalu,
Rasulullah menatap putrinya itu dengan pandangan yang menggetarkan. Satu-satu
bagian wajahnya seolah hendak di kenang. Ketahuilah,
dialah yang menghapuskan kenikmatan sementara, dialah yang memisahkan pertemuan di dunia. Dialah malaikat maut; kata Rasulullah,
Fatimah pun menahan ledakkan tangisnya. Malaikat maut datang menghampiri, tapi
Rasulullah menanyakan kenapa Jibril tak ikut menyertai. Kemudian dipanggilah Jibril yang sebelumnya sudah
bersiap diatas langit dunia menyambut ruh kekasih Allah
dan penghulu dunia ini.
Jibril, jelaskan apa hakku nanti dihadapan Allah? ;
Tanya Rasululllah dengan suara yang amat lemah.
Pintu-pintu langit telah terbuka, para malaikat
telah menanti ruhmu. Semua surga terbuka lebar menanti kedatanganmu; kata
jibril.
Tapi itu ternyata tak membuat
Rasulullah lega, matanya masih penuh kecemasan. Engkau tidak senang mendengar kabar ini? ; Tanya
Jibril lagi. Kabarkan kepadaku bagaimana nasib umatku
kelak?" Jangan khawatir, wahai Rasul
Allah, aku pernah mendengar Allah berfirman kepadaku:
'Kuharamkan surga bagi siapa saja, kecuali umat Muhammad telah berada didalamnya' ;
kata Jibril. Detik-detik semakin dekat, saatnya Izrail melakukan
tugas.
Perlahan ruh Rasulullah ditarik
Tampak seluruh tubuh Rasulullah bersimbah peluh, urat-urat lehernya menegang.
Jibril, betapa sakit sakaratul maut ini..Lirih Rasulullah mengaduh. Fatimah terpejam, Ali
yang di sampingnya menunduk semakin dalam dan Jibril membuang muka. Jijikkah
kau melihatku, hingga kaupalingkan wajahmu Jibril? Tanya Rasulullah pada Malaikat pengantar wahyu
itu.
Siapakah yang tega, melihat kekasih
Allah direnggut ajal ; kata Jibril.
Sebentar kemudian terdengar Rasulullah memekik,
karena sakit yang tak tertahankan lagi. Ya Allah, dahsyat niat maut ini, timpakan saja semua siksa maut ini kepadaku, jangan pada umatku. Badan Rasulullah mulai dingin, kaki dan dadanya sudah tak bergerak lagi.
Bibirnya bergetar seakan hendak membisikkan sesuatu, Ali segera mendekatkan telinganya. Uushiikum bis shalati, wa maa malakat aimanuku (peliharalah shalat dan santuni orang-orang lemah di
antaramu) Di
luar pintu tangis mulai terdengar bersahutan, sahabat saling berpelukan.
Fatimah menutupkan tangan di wajahnya, dan Ali kembali mendekatkan telinganya ke bibir
Rasulullah yang mulai kebiruan. Ummatii, ummatii, ummatiii? (Umatku, umatku, umatku)
Dan, pupuslah kembang hidup manusia nan mulia
itu.....
Allahumma sholli 'ala Muhammad wa baarik wa salim 'alaihi Sodara2ku
sekalian....Betapa cintanya Rasulullah kepada kita. Kini, mampukah kita mencinta sepertinya......?!!!
dengan Cinta nan suci...?!
Mudah2an Renungan ini dapat Menghadirkan kesadaran di
hati kita kembali, untuk mencintai Allah dan RasulNya, seperti Allah dan
Rasulnya mencinta kita. Karena sesungguhnya selain daripada itu hanyalah fana
belaka !
Assalamualaika
ayyuhan Nabiyuu wa rahmatullahi wabarakattuh
Assalamualaika ayyuhan Nabiyuu wa rahmatullahi
wabarakattuh Allahumma sholli 'ala Sayidinna Muhammad wa 'ala alihii wa baarik wa saliim 'adzmaiin....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar