Jumat, 22 Januari 2016

ANTARA MANUSIA DAN KETAKWAAN



ANTARA  MANUSIA  DAN  KETAKWAAN    

Di suatu tempat terlihat Rasulullah saw berkumpul bersama para sahabatnya yang kebanyakan orang miskin yang  hampir semuanya bekas budak, yaitu Salman al-Farisi, Ammar bin Yasir, Bilal, Suhayb Khabab bin Al-Arat. Pakaian mereka lusuh, berupa jubah bulu yang kasar. Tetapi mereka adalah sahabat senior Nabi, para perintis perjuangan Islam.

Kemudian ada serombongan bangsawan yang baru masuk islam datang ke majelis Nabi. Begitu mereka melihat para bekas budak yang duduk dekat Nabi, lalu mereka berkata 

“ Kami mengusulkan kepada Anda ( Nabi ) agar Anda menyediakan majelis khusus bagi kami. Orang-orang Arab akan mengenal kemuliaan kita. Para utusan dari berbagai kabilah arab akan datang menemuimu. Kami malu kalau mereka melihat kami duduk dengan budak-budak ini. Apabila kami datang menemui Anda, jauhkanlah mereka dari kami. Apabila urusan kami sudah selesai, bolehlah anda duduk bersama mereka sesuka Anda. Sungguh kami tidak tahan dengan bau pakaian mereka "

Tiba-tiba turunlah malaikat jibril menyampaikan surat al-An'am [6] ayat 52: "Dan janganlah kamu mengusir orang-orang yang menyeru Tuhannya di pagi hari dan di petang hari, sedang mereka menghendaki keridhaan-Nya. Kamu tidak memikul tanggung jawab sedikitpun terhadap perbuatan mereka. Begitu pula mereka tidak memikul tanggung jawab sedikitpun terhadap perbuatanmu,yang menyebabkan kamu (berhak) mengusir mereka, sehingga kamu termasuk orang-orang yang zalim."

Nabi saw segera menyuruh kaum fukara duduk lebih dekat lagi sehingga lutut-lutut mereka merapat dengan lutut Rasulullah saw. "Salam 'Alaikum," kata Nabi dengan keras, seakan-akan memberikan jawaban kepada usul para pembesar Quraisy.

Sungguh di dalam Islam tidak ada perbedaan , kita mempunyai kedudukan yang sama. Adapun yang ada pada kita semua itu hanyalah titipan Allah. Kita bias duduk sama rendah, berdiri sama tinggi. 

Yang membedakan kita buka pakaian kita, atau wajah kita, akan tetapi takwa kita kepada Allah. Dan yang mengetahui ketakwaan kita semua hanyalah Allah, karena Dia melihatnya pada hati kita.

Apa yang terjadi di masyarakat saat ini . Sungguh banyak sekali yang bertentangan dengan cerita di atas. Justru mereka lebih senang dengan pujian dan sanjungan serta penghormatan dari orang lain. Yang sebenarnya semua itu akan menjerumuskan mereka ke jurang jahanam. Mereka hanya mau bergaul dengan yang sederajat. Yang jadi pejabat banyak yang sombong dan yang kaya menjadi kikir . 

Rasa peduli terhadap sesama sudah hampir hilang. yang ada hanyalah bagaimana caranya agar bisa mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya dari orang lain. Tidak peduli apakah orang lain itu menderita atau sakit hati. yang penting diri merasa puas.

Semoga saja kita tidak terpengaruh dengan hal hal yang membuat Allah murka. Aaaamiin yaa Rabbal’aalamiin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar