Sebagai umat Islam kita sudah mengetahui semuanya bahwa siapapun orangnya
bila masuk agama Islam pasti yang pertama kali adalah mengucapkan Dua Kalimat
Syahadat yaitu
Pertama Asyhadu anlaa ilaaha illallah … Aku bersaksi tidak ada Tuhan ( yang
berhak disembah ) kecuali Allah. Jadi kita tidak boleh menyembah apapun, kita
tidak boleh mengikuti ajaran apapun kecuali kepada Allah, kepada ajaranNya
yaitu Al Qur’an. Sudahkah kita mengikutinya apa yang sudah diikrarkan oleh kita
?
Kedua mengucapkan Wa Asyhadu anna Muhammadar rasulullah … Aku bersaksi bahwa
Muhammad itu adalah utusan Allah. Diutus apakah Muhammad itu ? Mengapa Allah
mengutus Muhammad ? Sudahkah kita mengikuti apa yang disampaikannya ? Karena
apa yang disampaikan itu tentunya dari Allah .
Dua pertanyaan itu amat ringan tapi yang jelas jawabannya pasti akan
berbeda-beda, karena tergantung daripada wawasan masing-masing. Kalau kedua
kalimat itu hanya diucapkan di bibir saja . lalu Islamnya Islam apaan ?
Bukankah sebagai ummatnya kita telah
berikrar untuk menjadikan segala perilaku beliau sebagai contoh teladan
(uswatun hasanah). Untuk menguatkan
bahwa Islam sangat menonjolkan
kepedulian sosial, mari kita buka Al-Qur'an. Bukankah Al-Qur'an adalah rujukan kita yang pertama dalam hidup ini.
Allah berfirman di dalam Qur’an Surat
al-Balad [90] ayat 10 -18 yaitu :
"Dan Kami
telah menunjukkan kepadanya dua jalan Maka tidakkah sebaiknya (dengan hartanya
itu) ia menempuh jalan yang mendaki lagi sukar? Tahukah kamu apakah jalan yang mendaki
lagi sukar itu? (yaitu) melepaskan budak dari perbudakan, atau memberi MAKAN
pada hari kelaparan (kepada) anak YATIM yang ada hubungan kerabat, atau orang
MISKIN yang sangat fakir. Dan dia termasuk orang-orang beriman dan saling
berpesan untuk bersabar dan saling berpesan untuk berkasih sayangMereka (orang-orang
yang beriman dan saling berpesan itu) adalah golongan kanan"
Ayat-ayat di atas menjelaskan bahwa ada dua jalan yang bisa kita pakai dalam
memanfaatkan harta kita. Al-Qur'an menyarankan kita untuk mengambil jalan yang
sukar dan mendaki, yaitu
memerdekakan budak atau memberi makan pada anak yatim atau orang miskin. Allah
tidak menjelaskan tentang jalan yang mudah, melainkan memberi contoh jalan yang
sukar.
Mengapa disebut jalan yang sukar? karena kebanyakan manusia enggan atau
merasa berat atau merasa sukar untuk melakukannya.
Bila kita mampu mengalahkan
rasa berat dan rasa sukar pada diri kita dalam beramal, maka Allah menjanjikan
kita termasuk golongan yang kanan; ahli surga.
Bukalah cermin hati kita sekali
lagi. Apakah kita merasa sukar untuk beramal pada orang miskin dan anak yatim?
Hanya cermin hati yang teramat dalam yang mampu menjawabnya dengan jujur.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar