RENUNGAN
DI MALAM JUM’AT YANG PENUH BERKAH
Pada
suatu hari di suatu majelis ada seorang peminta-minta mengacungkan tangannya
dan berkata , ‘ Wahai Tuanku Syekh Manshur bin Amar aku dengar anda orang yang
amat baik dan suka menolong , maka berilah aku empat dirham , karena saat ini
aku membutuhkannya “
Syekh
Manshur lalu berkata kepada semua yang hadir di majelis sambil berkata, “ Adakah
di antara kalian yang hadir bisa membantu peminta-minta ini ? Bila ada maka aku
akan mendoakannya dengan empat macam doa ! “
Mendengar
suara Syekh Manshur tersebut , lalu berdirilah seorang budak berkulit hitam di
ujung masjid sambil mengacungkan tangannya dia berkata, “ Wahai Syekh Manshur
aku sanggup memberinya empat dirham. Uang tersebut adalah merupakan tabunganku
yang aku kumpulkan selama bekerja pada tuanku seorang Yahudi . Maka sesuai
dengan janjimu penuhilah permintaanku empat hal yaitu :
1.
Doakan aku agar aku dibebaskan dari tuanku orang Yahudi tersebut ;
2.
Doakan aku agar aku bisa masuk agama Islam ;
3.
Aku ini orang fakir, selama hidupku aku tidak mau meminta-minta kepada siapapun
, aku menerima upah kalau aku kerja dulu , kalau hanya diberi tanpa bekerja
maka aku tolak pemberiannya .
Untuk itu doakan aku agar aku menjadi orang kaya
agar Allah memberi kekayaan kepadaku dengan karunia-Nya sehingga tidak
memerlukan makhluk-makhluk-Nya ;
4.
Doakan Aku kepada Allah agar aku diampuni dosa dosanya.”
Syekh
Manshur pun menjawab dengan lantang, “ Baiklah apa yang kau inginkan akan aku
pohonkan kepada Allah semoga saja Dia mengabulkan keinginanmu “
Lalu
beliau berdoa disaksikan oleh para anggota majelis yang hadir saat itu serta
ikut mengaminkan doa tersebut.
Setelah
selesai didoakan oleh Syekh Manshur , budak hitampun pulang menemui majikannya
dan disampaikanlah apa yang telah diucapkan olehnya kepada Syekh manshur kepada
Tuannya .
Tuannya
langsung menjawab “ Aku bebaskan kamu dari ku beserta seluruh hartaku . Selama
ini aku yang menjadi tuanmu tapi sekarang engkaulah yang menjadi tuanku lalu dia
mengucapkan :
Asyhadu an laa ilaaha illallaah wa asyhadu anna Muhammadan
‘abduhu wa rasuuluh artinya Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan kecuali
Allah , dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hambaNya dan utusanNya .
Adapun
masalah ampunan Allah , aku tidak punya hak . Andai saja ada hak pada diriku ,
maka aku ampuni semua dosamu dan aku hapuskan segala kesalahanmu .
Tak
lama kemudian terdengar ada suara dari langit lewat sudut rumah Tuan Yahudi itu
mengatakan , “ Sesungguhnya Aku telah bebaskan kalian berdua dari neraka , dan
mengampuni kalian berdua , termasuk Syekh Manshur “
Sumber : Raunaqul
Majalis Majalis Durratun Nashihin 21.5
Hal 280
Dari
kisah cerita di atas kita mendapatkan pembelajaran yaitu :
Tuan
Yahudi bisa menjadi kaya adalah karena dibantu oleh budak hitam tersebut. Maksudnya
yang berkerja selama ini hanya budak hitam tersebut, sedangan dirinya hanya
berdiam diri di rumah menikmati hasilnya .
Jadi kekayaan yang dia nikmati itu sebenarnya adalah milik si Budah Hitam, maka dia langsung menyerahkannya dan berganti jabatan. Budak Hitam dulu jadi budaknya sekarang menjadi tuannya, sedangakan dirinya menjadi budaknya Budak Hitam .
Budah
Hitam sudah memperhatikan lama sekali tentang adanya agama Islam , dimana di
dalam agama Islam itu semua manusia itu oleh Tuhan dianggap sama, jadi tidak
ada budak dan tuan, tidak ada kaya dan miskin, tidak ada pejabat dan rakyat,
tidak ada kyai dan santri dst…semuanya itu oleh Allah dianggap sama . Yang membedakan setiap orang itu hanya takwanya dan keimanannya terkadap Allah dan Rasulnya .
Mereka
bisa saling bantu membatu, saling tolong, saling mengingatkan, saling memberi,
saling menghormati, saling menghargai. Adapun masalah status hanyalah amanat Allah
yang harus dilaksanakan sesuai dengan apa yang telah Allah berikan kepadanya.
Sungguh alangkah indahnya Islam itu. Untuk hal itu dari uang hasil kerja yang
telah diberikan majikannya dia kumpulkan dengan cita-cita suatu saat bila sudah
cukup, maka untuk menebus dirinya agar terbebas dari perbudakan.
Syekh
manshur bin Amar , sungguh orang yang benar-benar bijak , walaupun dia sering
dimintai tolong oleh sesamanya tapi sikapnya selalu merendah lagi bijaksana
dalam memutuskan sesuatu .
Dirinya tidak merasa memiliki kelebihan apapun
kecuali hanya ilmu agama yang Allah tititpkan kepadanya untuk disampaikan
kepada masyarakat luas dalam rangka menegakkan agama Islam beserta
syariat-syariatnya, agar manusia bisa menjalani hidup di dunia ini sesuai
dengan apa yang dikehendaki oleh Allah dan RasulNya.
Karena
kebersihan hati Syekh tersebut, kemurnian di dalam pengabdiannya kepada Allah
melalui ketakwaannya dan keimanannya , maka doanya amat mustajab sekali
bagaikan tajamnya pisau cukur, bahkan lebih tajam dari pisau cukur rambut .
Apa
yang dilakukan oleh ketiga hamba Allah tersebut yaitu Tuan Yahudi , Budak Hitam
dan Syekh Manshur bin Amar beserta para majelis itu tidak terlepas dari
perhatian dan pengawasan Allah , Dia menyaksikannya langsung.
Oleh karena itu
Dia menyampaikan beritanya langsung kepada mereka sebagai imbalan atas perbuatan
mereka yaitu mereka dibebaskan dari siksa dan azab api neraka. Subhanallah .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar