BERBAKTI KEPADA KEDUA ORANG TUA DAN HARAM DURHAKA
عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ عَمْرٍو رَضِيَ اللهُ عَنْهُ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: رِضَا الرَّبِّ فـِيْ رِضَا الْوَالِدِ وسَخَطُ الرَّبِّ فِـيْ سَخَطِ الْوَالِدِ
Dari ‘Abdullah bin ‘Amr bin al-‘Ash Radhiyallahu anhu, dari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, Beliau bersabda,
“Ridha Allah tergantung kepada keridhaan orang tua dan murka Allah tergantung kepada kemurkaan orang tua.”
[Hadits ini hasan. Diriwayatkan oleh al-Bukhāri dalam al-Adabul Mufrad, no. 2; at-Tirmidzi, no. 1899; Lihat Shahīh al-Adabil Mufrad, no. 2 dan Silsilah al-Ahādīts ash-Shahīhah, no. 516].
Hadits ini menunjukkan keutamaan dan kewajiban berbakti kepada kedua orang tua, yang menjadi sebab mendapatkan ridha Allâh Azza wa Jalla.
Hadits ini juga mengandung peringatan keras dan keharaman durhaka kepada keduanya, yang bisa menyebabkan Allah Azza wa Jalla murka.
Tidak diragukan lagi, ini merupakan wujud kasih sayang Allâh Azza wa Jalla kepada kedua orang tua dan anak-anak. Karena dengan ini, terjalin hubungan yang sangat erat. Tidak ada satupun hubungan yang serupa dengannya.
Kebaikan orang tua tidak bisa disamai oleh kebaikan makhluk manapun. dan juga kebutuhan anak-anak untuk berbakti kepada keduanya adalah hak yang pasti, sebagai balasan atas kebaikan keduanya, untuk memperoleh ganjaran, dan pembelajaran untuk keturunan mereka agar memperlakukan mereka seperti perlakuan mereka terhadap orang tua mereka.
Inilah sebab-sebab yang menjadikan keridhaan kedua orang tua berkaitan erat dengan keridhaan Allah Azza wa Jalla , begitu juga dengan kemurkaan orang tua sangat berkaitan dengan kemurkaan Allâh.
عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ عَمْرٍو رَضِيَ اللهُ عَنْهُ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: رِضَا الرَّبِّ فـِيْ رِضَا الْوَالِدِ وسَخَطُ الرَّبِّ فِـيْ سَخَطِ الْوَالِدِ
Dari ‘Abdullah bin ‘Amr bin al-‘Ash Radhiyallahu anhu, dari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, Beliau bersabda,
“Ridha Allah tergantung kepada keridhaan orang tua dan murka Allah tergantung kepada kemurkaan orang tua.”
[Hadits ini hasan. Diriwayatkan oleh al-Bukhāri dalam al-Adabul Mufrad, no. 2; at-Tirmidzi, no. 1899; Lihat Shahīh al-Adabil Mufrad, no. 2 dan Silsilah al-Ahādīts ash-Shahīhah, no. 516].
Hadits ini menunjukkan keutamaan dan kewajiban berbakti kepada kedua orang tua, yang menjadi sebab mendapatkan ridha Allâh Azza wa Jalla.
Hadits ini juga mengandung peringatan keras dan keharaman durhaka kepada keduanya, yang bisa menyebabkan Allah Azza wa Jalla murka.
Tidak diragukan lagi, ini merupakan wujud kasih sayang Allâh Azza wa Jalla kepada kedua orang tua dan anak-anak. Karena dengan ini, terjalin hubungan yang sangat erat. Tidak ada satupun hubungan yang serupa dengannya.
Kebaikan orang tua tidak bisa disamai oleh kebaikan makhluk manapun. dan juga kebutuhan anak-anak untuk berbakti kepada keduanya adalah hak yang pasti, sebagai balasan atas kebaikan keduanya, untuk memperoleh ganjaran, dan pembelajaran untuk keturunan mereka agar memperlakukan mereka seperti perlakuan mereka terhadap orang tua mereka.
Inilah sebab-sebab yang menjadikan keridhaan kedua orang tua berkaitan erat dengan keridhaan Allah Azza wa Jalla , begitu juga dengan kemurkaan orang tua sangat berkaitan dengan kemurkaan Allâh.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar