Jumat, 10 Juni 2016

MALAM SERIBU BULAN DALAM KADAR JIWA

Assalamu'alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh

MALAM 1000 BULAN    DiKADAR JIWA 

"bacalah kitab dari Tuhanmu.  "raihlah cahaya dalam sunah nabi mu,  "Ilmu tak usah banyak dikaji,
"cukuplah syahadat dalam pandangan hati.

"jadikan Al Quran sebagai saksi,  "masukan Kedalam diri,  "agar engkau memahami kesejatian rasa dalam ruang dan geraknya hati, "Hingga terbuka kasab yang menutupi diri, "yang tidak menyimpang dari apa yang dilihat hati,

"Dialah yang tersembunyi didasar hati,  "Maka Tiadalah Tuhan selain Dia...."Dia bukanlah akal mu.!
"bukan pula angan anganmu.!  "namun Dia Berserah pada sangkaanmu,  "yang tidak jauh adalah keadaanmu,

"Maka janganlah engkau menyifati-sifat Tuhanmu dengan sifat yang tidak pantas bagimu, "Serahkan dirimu..!  "maka Dia akan menjadi pemilik sepenuh hatimu,  "Lailahailallah Muhammadar rosulullah,

"Melihat Allah ada dua jenis:

"Pertama melihat sifat keindahan Allah Swt yang sempurna secara langsung di akhirat, "dan satu lagi melihat sifat-sifat dalam ketuhanan yang dipancarkan ke atas cermin yang jernih, "dari kepunyaan hati yang tulen di dalam kehidupan ini.

"Dalam hal tersebut penyaksian kelihatan sebagai penzahiran cahaya "yang keluar daripada keindahan Allah yang sempurna  "dan dilihat oleh mata hati yang hakiki.

"Sebagaimana firmanNya : "Hatinya tidak mendustakan apa yang telah dilihatnya. (QS.An-Najmi, 11).

"Mengenai melihat kenyataan Allah melalui perantaraan,  "Nabi Saw bersabda : "Yang beriman adalah cermin kepada yang beriman,  "beriman yang pertama, cermin dalam ayat ini, adalah :
"hati yang beriman yang suci murni, "sementara yang beriman kedua adalah :

"Yang Melihat bayangan-Nya di dalam cermin itu Allah Yang Maha Tinggi. " Barangsiapa yang sampai kepada makam melihat kenyataan sifat Allah di dalam dunia ini,? "akan melihat Dzat Allah di akhirat, tanpa rupa tanpa bentuk.

"Kenyataan ini disahkan oleh Sayyidina Umar r.a dengan ungkapannya,  "Hatiku melihat Tuhanku dengan cahaya Tuhanku,

"Saidina Ali r.a berkata : "Aku tidak menyembah Allah kecuali aku melihat-Nya,  "Mereka berdua tentu telah melihat sifat-sifat Allah dalam kenyataan.

"Jika seseorang melihat cahaya matahari masuk melalui jendela,  "dan dia berkata, "Aku melihat matahari”, dia bercakap benar.  "Allah memberi gambaran yang jelas tentang kenyataan sifat-sifat-Nya:

"Allah (Pemberi) cahaya (kepada) langit dan bumi. "Perumpamaan cahaya Allah adalah seperti sebuah lubang yang tak tembus, "yang di dalamnya ada pelita besar.  "Pelita itu di dalam kaca,  "(dan) kaca itu seakan-akan bintang (yang bercahaya) seperti mutiara, "yang dinyalakan dengan minyak dari pohon yang banyak diberkahinya,  "(yaitu) pohon zaitun yang tumbuh tidak di sebelah timur (sesuatu)  "dan tidak pula di sebelah barat (nya), "yang minyaknya (saja) hampir-hampir menerangi,  "walaupun tidak disentuh api. "Cahaya di atas cahaya (berlapis-lapis), (nuurun ala nur)  "Allah membimbing kepada cahaya-Nya siapa yang Dia kehendaki,  "dan Allah memperbuat perumpamaan-perumpamaan bagi manusia,  "dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu. (QS.An-Nuur 35).

"Perumpamaan dalam ayat ini adalah hati yang yakin penuh di kalangan orang yang beriman "Lampu yang menerangi bekas hati itu ialah :

"hakiqat atau intipati kepada hati, "sementara cahaya yang dipancarkan ialah rahasia Tuhan, (roh sultan)  "Kaca adalah lutsinar dan tidak memerangkap cahaya di dalamnya "tetapi ia melindunginya sambil menyebarkannya, "karena ia umpama bintang.

"Sumber cahaya adalah pohon Ilahi. "Pohon itu adalah makam atau suasana keesaan, "menjalar dengan dahan dan akarnya, "yang memupuk prinsip-prinsip iman, "yang berhubung tanpa perantaraan dengan bahasa yang asli,

"Secara langsung, melalui bahasa yang asli itulah Nabi Suci Saw dalam menerima pembukaan al-Quran.

"didalam kenyataan yang Jibril membawa firman Tuhan, "yang hanya setelah firman tersebut diterima,
"ini adalah untuk faedah kita supaya "kita boleh mendengarnya dalam bahasa manusia.

"Ini juga memperjelaskan siapakah yang tidak percaya, "dan munafik dengan memberi mereka peluang untuk menafikannya.? "seperti mereka tidak percaya kepada malaikat..?

"Lalu difirmankan : "Dan sesungguhnya "kamu benar-benar diberi Al Qur'an dari sisi (Allah) "Yang Maha Bijaksana lagi Maha Mengetahui.”.  (QS.An Naml,6).

"Oleh karena Nabi Saw menerima pembukaan, "sebelum Jibril membawanya kepada baginda Saw.
"setiap kali Jibril membawa ayat-ayat suci itu,? "Nabi Saw mendapatinya di dalam hatinya, "dan membacanya sebelum ayat itu diberikan.

"Inilah alasan bagi ayat firmanNya :  "Maha Tinggi Allah, Raja Yang sebenar-benarnya, "dan janganlah kamu tergesa-gesa membaca Al Qur'an,?  "sebelum disempurnakan mewahyukannya kepadamu,
"dan katakanlah :  "Ya Tuhanku, tambahkanlah kepadaku ilmu pengetahuan, (QS.TaHa,114).

"Keadaan ini menjadi jelas sewaktu Jibril menemani Nabi Saw pada malam mikraj, "Jibril tidak terdaya untuk pergi lebih jauh daripada Sidratul Muntaha.

"Dia (Jibril) berkata : Jika aku ambil satu langkah lagi aku akan terbakar”. "Jibril membiarkan Nabi Saw meneruskan perjalanan seorang diri.  "Allah Swt menggambarkan pohon zaitun yang diberkati, "pohon keesaan yang bukan dari timur dan bukan pula dari barat.

"Dalam lain perkataan Nya : "ia tidak ada permulaan dan tidak ada kesudahan, "dan cahayanya yang menjadi sumber tidak terbit dan tidak terbenam.

"Ia kekal pada masa lalu, "dan tiada kesudahan pada masa akan datang. "Kedua-dua Dzat Allah dan sifat-sifat-Nya adalah kekal abadi.  "Kedua-dua kenyataan Dzat-Nya, "dan kenyataan sifat-Nya bergantung kepada Dzat-Nya.

"Penyembahan yang benar, yang hanya boleh dilakukan, "apabila hijab yang menutup hati tersingkap.? "cahaya abadi menyinarinya. "Hanya selepas itu hati menjadi terang dengan cahaya Ilahi.
"selepas itu roh menyaksikan perumpamaan Ilahi itu.

"Tujuan diciptakan alam maya.?  "adalah : untuk ditemui khazanah rahasia itu. "Allah Swt berfirman melalui Rasul-Nya: “Aku adalah Perbendaharaan Yang Tersembunyi.  "Aku suka dikenali,  "lalu Aku ciptakan makhluk agar Aku dikenali,

"Ini bermakna Dia boleh dikenali di dalam dunia ini melalui sifat-sifat-Nya. "Tetapi untuk melihat dan mengenali Dzat-Nya sendiri.? "hanyalah boleh terjadi di akhirat.

"Di sana melihat Allah adalah secara langsung, "sebagaimana yang Dia kehendaki "dan yang melihatnya adalah mata bayi hati. "didalam firmanNya : "Beberapa muka pada hari itu berseri-seri.
"Kepada Tuhannya mereka melihat”. (QS. Qiamat, 22~23).

"Nabi Suci Saw bersabda, "Aku melihat Tuhanku di dalam rupa jejaka tampan, "Mungkin ini adalah bayangan bayi hati.

"Bayangan adalah cermin. "Ia menjadi alat untuk menzahirkan yang ghaib.  "Hakiqat Allah Yang Maha Tinggi tidak menyerupai sesuatu bayangan atau bentuk.

"Bayangan adalah cermin.... "walaupun yang kelihatan bukanlah cermin,..."dan bukan juga orang yang melihat ke dalam cermin.....

"Pikirkan tentang itu.!!!  "dan cobalah memahaminya, "karena ia adalah : hakiqat kepada alam rahasia-rahasia. "Tetapi semuanya berlaku pada makam sifat. "Pada makam Dzat semua kenyataan hilang, lenyap. "dan orang yang di dalam makam Dzat itu sendiri lenyap, "tetapi mereka merasai Dzat itu, "dan tiada yang lain. 

Betapa jelas  "Nabi Suci Saw menggambarkannya, "Aku daripada Allah dan yang beriman daripadaku.
"Dan Allah Swt berfirman melalui Rasul-Nya: "Aku ciptakan cahaya Muhammad daripada cahaya Wujud-Ku sendiri,

"Maksud Wujud Allah adalah Dzat-Nya Yang Maha Suci, "menyatu di dalam sifat-sifat-Nya Yang Maha Mengasihani. "Ini dinyatakan-Nya melalui Rasul-Nya: "Rahmat-Ku mendahului murka-Ku, "Rasul yang dikasihi Allah.?  "adalah cahaya kebenaran, "sebagaimana Allah Swt berfirman: "Tidak Kami utuskan engkau melainkan menjadi rahmat kepada seluruh alam.  (QS.An Anbiyaa 107).

"Maka diperingatkanlah : "Hai Ahli Kitab!"  "Sesungguhnya : "telah datang kepadamu Rasul Kami,
"menjelaskan kepadamu banyak dari isi Al Kitab yang kamu sembunyikan, "dan banyak (pula yang) dibiarkannya.  "Sesungguhnya : "telah datang kepadamu cahaya dari Allah, "dan kitab yang menerangkan.  (QS.Al-Maidah,15).

"Pentingnya utusan Allah yang dikasihi-Nya itu jelas dengan firman-Nya kepada baginda Saw,  "Jika tidak karena engkau.?  "Aku tidak ciptakan makhluk,

(Syekh Abdul Qodir Al Jaelani r.a)  (Kitab Sirrur Asrarr)

"Subhanallah "Semoga Ada Hikmahnya, "Bagi Pembelajaran diri,  "Amin Yaa Robbal Alamin...
"Wassalamu'alaikum warahmatullaahi wabaraaatuh...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar