Senin, 03 April 2017

HIKMAH SABAR TABAH DAN TAWAKAL

HIKAYAT SEBUAH GOA  
Pada suatu hari Umar bin Khattab ra bercerita kepada para sahabatnya bahwa 
pada suatu hari ada tiga orang pemuda sedang melakukan perjalanan. 
Udara saat itu sungguh panas terik , sungguh luarbiasa hawa panas 
yang menyengat mengenai pada kulit. 
Di dalam perjalanan tiba2 mereka melihat sebuah gua.  
Setelah mereka berunding untuk melepaskan dahaga dan rasa penatnya, 
mereka bersepakat untuk beristirahat di goa tersebut. 
Akhirnya mereka bersama-sama masuk ke goa tersebut dengan tujuan berteduh. 
Selagi mereka berteduh di dalam goa terdengar ada suara yang keras , 
setelah dilihat ternyata ada batu besar jatuh dari atas bukit dan 
menutup lobang atau pintu goa tersebut. Sehingga mereka terjebak di dalam goa .  
Bagaimana mereka bisa menggeser batu sebesar itu, karena 
mereka tidak memiliki kekuatan apapun dan tidak ahli dalam bidang apapun. 
Katakan saja ketiga pemuda itu bernama Sabar, Tabah dan Tawakal. 
Setelah duduk agak lama tiba-tiba Sabar salah seorang dari mereka berkata, 
“  Tidak ada jalan lain yang bisa menyelamatkan kita dari bencana ini kecuali 
dengan berdoa kepada Allah dengen menyebutkan amal saleh 
yang pernah kita kerjakan. Mudah2an dengan cara ini 
Allah meridoinya dan akan ada pertolongan, sehingga kita bisa keluar dari goa ini “  
Baiklah “ kata Si Sabar memulai bicara “ Saya akan memulainya 
“ Ya Allah aku ini mempunyai ayah dan ibu yang sudah tua renta dan 
biasanya aku selalu mendahulukan memberi mereka makan dan minum 
sebelum aku memberi makan dan minum kepada keluargaku dan budakku . 
Dan pada suatu hari aku terlambat pulang habis mencari kayu bakar, 
lalu aku temui mereka dan.... mereka sudah tertidur.  
Aku ke kandang untuk memerah susu, setelah cukup aku kembali lagi kepada mereka dan ..... 
masih tertidur juga. Aku tidak mau membangunkan mereka. 
Susu itu tetap kusimpan, aku belum bisa memberikan air susu 
kepada keluarga dan budakku sebelum keduanya meminumnya.  
Akhirnya mereka bangun di pagi hari, lalu kuberikan air susu itu untuk diminumnya, 
padahal anak-anakku menangis terisak-isak sambil mengelilingi kedua kakiku 
karena merasa lapar dan ingin minum susu itu. Hanya itulah yang telah aku lakukan, 
Ya Allah jika perbuatanku itu hanya mengharap ridoMu maka 
geserkanlah batu yang menutupi gua itu “ Sungguh ajaib, 
begitu selesai Si Sabar mengucap, maka batupun bergesar sedikit.  
Setelah Sabar berkata, lalu Tawakalpun bercerita, “ Ya Allah, sesungguhnya aku mempunyai 
saudara sepupu yang amat kucintai. Setiap aku ingin berbuat zina dengannya, 
dia selalu menolaknya. Selang beberapa tahun kemudian dia tertimpa kesulitan, 
lalu dia datang kepadaku untuk meminta tolong.  
Kuberinya uang seratus dua puluh dinar dan dia sanggup menyerahkan dirinya 
untuk diperlakukan apa saja olehku kapanpun waktunya. 
Lalu pada suatu waktu aku ingin berhubungan dengannya. 
Ketika aku berada di antara kedua kakinya dia berkata, 
Takutlah kamu kepada Allah dan janganlah kau sobek selaput daraku 
kecuali dengan jalan yang benar “  Aku segera sadar dan kutinggalkan dia, 
apalagi dia itu benar-benar yang aku cintai, sampai emas dinar rela kuberikan kepadanya. 
Ya Allah jika perbuatanku ini dianggap untuk memenuhi ridoMu maka 
geserkanlah batu besar yang menutupi pintu goa ini “ 
Dan batu besar itu pun bergeser sedikit .   
Terakhir Si Tabah pun bercerita, " Dan Allah aku punya usaha kecil-kecilan dan 
punya beberapa orang karyawan. Semuanya aku gaji dengan sempurna artinya tidak mengecewakan mereka, namun ada salah satu karyawanku keluar dari bekerja padaku, 
dan anehnya dia tidak mau mengambil gaji nya. 
Maka uang gaji dia aku kembangkan hingga banyak. 
Selang beberapa lama ternyata dia datang kembali dan berkata, 
“ Wahai hamba Allah yang aku hormati berikanlah gaji saya yang dulu tidak kuambil “ 
Lalu akupun menjawab, “ Semua yang kau lihat itu baik onta, sapi, kambing maupun budak 
yang menggembalakannya itu semuanya adalah gaji mu .   
Mantan karyawan itu bicara lagi, “ Wahai hamba Allah, janganlah kau permainkan aku” 
Dan akupun menjawab , “ Aku tidak mempermainkanmu “ 
Akhirnya apa yang telah ditunjukkan itu diambilnya semuanya tanpa disisakan sekitpun. 
Ya Allah jika perbuatanku itu kalau dianggap mengharap ridoMu, 
maka geserkanlah batu yang menutupi pintu goa tersebut “ 
Maka batu besar itu bergeser dan pintu goa telah terbuka, dan 
mereka bertiga bisa keluar dari dalam goa tersebut “

HIKMAH DARI CERITA DI ATAS :
1. Apapaun yang dilakukan oleh kita harus didasari keikhlasan, tanpa mengharapkan apapun dari siapapun, kecuali hanya dari Allah.
2. Yang diharapkan dari Allah ingin surga karena telah berbuat kebaikan, atau tidak mau neraka, akan tetapi hanya mengharapkan ridonya Allah.
3. Rido hanya bisa diperoleh bila kita semua telah memiliki jiwa qana'ah.
4. Qana'ah adalah menerima pemberian dari Allah, apa adanya, tidak meminta ditambah ataupun dikurangi .


Tidak ada komentar:

Posting Komentar