HIKAYAT SEBUAH GOA
Pada suatu hari Umar bin Khattab ra bercerita
kepada para sahabatnya bahwa
pada suatu hari ada tiga orang pemuda sedang
melakukan perjalanan.
Udara saat itu sungguh panas terik , sungguh luarbiasa
hawa panas
yang menyengat mengenai pada kulit.
Di dalam perjalanan tiba2 mereka
melihat sebuah gua.
Setelah mereka
berunding untuk melepaskan dahaga dan rasa penatnya,
mereka bersepakat untuk
beristirahat di goa tersebut.
Akhirnya mereka bersama-sama masuk ke goa
tersebut dengan tujuan berteduh.
Selagi mereka berteduh di dalam goa terdengar
ada suara yang keras ,
setelah dilihat ternyata ada batu besar jatuh dari atas
bukit dan
menutup lobang atau pintu goa tersebut. Sehingga mereka terjebak di
dalam goa .
Bagaimana mereka bisa menggeser
batu sebesar itu, karena
mereka tidak memiliki kekuatan apapun dan tidak ahli
dalam bidang apapun.
Katakan saja ketiga pemuda itu bernama Sabar, Tabah dan Tawakal.
Setelah duduk
agak lama tiba-tiba Sabar salah
seorang dari mereka berkata,
“ Tidak ada
jalan lain yang bisa menyelamatkan kita dari bencana ini kecuali
dengan berdoa kepada Allah dengen menyebutkan amal
saleh
yang pernah kita kerjakan. Mudah2an dengan cara ini
Allah meridoinya
dan akan ada pertolongan, sehingga kita bisa keluar dari goa ini “
Baiklah “ kata Si Sabar memulai bicara “ Saya
akan memulainya
“ Ya Allah aku ini mempunyai ayah dan ibu yang sudah tua renta
dan
biasanya aku selalu mendahulukan memberi mereka makan dan minum
sebelum aku
memberi makan dan minum kepada keluargaku dan budakku .
Dan pada suatu hari aku
terlambat pulang habis mencari kayu bakar,
lalu aku temui mereka dan.... mereka
sudah tertidur.
Aku ke kandang untuk
memerah susu, setelah cukup aku kembali lagi kepada mereka dan .....
masih
tertidur juga. Aku tidak mau membangunkan mereka.
Susu itu tetap kusimpan, aku
belum bisa memberikan air susu
kepada keluarga dan budakku sebelum keduanya
meminumnya.
Akhirnya mereka bangun di
pagi hari, lalu kuberikan air susu itu untuk diminumnya,
padahal anak-anakku
menangis terisak-isak sambil mengelilingi kedua kakiku
karena merasa lapar dan
ingin minum susu itu. Hanya itulah yang telah aku lakukan,
Ya Allah jika
perbuatanku itu hanya mengharap ridoMu
maka
geserkanlah batu yang menutupi gua itu “ Sungguh ajaib,
begitu selesai Si
Sabar mengucap, maka batupun bergesar sedikit.
Setelah
Sabar berkata, lalu Tawakalpun
bercerita, “ Ya Allah, sesungguhnya aku mempunyai
saudara sepupu yang amat
kucintai. Setiap aku ingin berbuat zina dengannya,
dia selalu menolaknya.
Selang beberapa tahun kemudian dia tertimpa kesulitan,
lalu dia datang kepadaku
untuk meminta tolong.
Kuberinya uang seratus dua puluh dinar
dan dia sanggup menyerahkan dirinya
untuk diperlakukan apa saja olehku kapanpun
waktunya.
Lalu pada suatu waktu aku ingin berhubungan dengannya.
Ketika aku
berada di antara kedua kakinya dia berkata,
“ Takutlah kamu kepada Allah dan janganlah kau sobek selaput daraku
kecuali dengan jalan yang benar
“ Aku segera sadar dan kutinggalkan dia,
apalagi dia itu benar-benar yang aku cintai, sampai emas dinar rela kuberikan
kepadanya.
Ya Allah jika perbuatanku ini dianggap untuk memenuhi ridoMu maka
geserkanlah batu besar yang menutupi pintu goa ini “
Dan batu besar itu pun
bergeser sedikit .
Terakhir Si Tabah pun bercerita, " Dan Allah
aku punya usaha kecil-kecilan dan
punya beberapa orang karyawan. Semuanya aku
gaji dengan sempurna artinya tidak
mengecewakan mereka, namun ada salah satu karyawanku keluar dari bekerja
padaku,
dan anehnya dia tidak mau mengambil gaji nya.
Maka uang gaji dia aku
kembangkan hingga banyak.
Selang beberapa lama ternyata dia datang kembali dan
berkata,
“ Wahai hamba Allah yang aku hormati berikanlah gaji saya yang dulu
tidak kuambil “
Lalu akupun menjawab, “ Semua yang kau lihat itu baik onta,
sapi, kambing maupun budak
yang menggembalakannya itu semuanya adalah gaji mu
.
Mantan
karyawan itu bicara lagi, “ Wahai hamba Allah, janganlah kau permainkan aku”
Dan akupun menjawab , “ Aku tidak mempermainkanmu “
Akhirnya apa yang telah
ditunjukkan itu diambilnya semuanya tanpa disisakan sekitpun.
Ya Allah jika
perbuatanku itu kalau dianggap mengharap ridoMu,
maka geserkanlah batu yang
menutupi pintu goa tersebut “
Maka batu besar itu bergeser dan pintu goa telah
terbuka, dan
mereka bertiga bisa keluar dari dalam goa tersebut “
HIKMAH DARI CERITA DI ATAS :
1. Apapaun yang dilakukan oleh kita harus didasari keikhlasan, tanpa mengharapkan apapun dari siapapun, kecuali hanya dari Allah.
2. Yang diharapkan dari Allah ingin surga karena telah berbuat kebaikan, atau tidak mau neraka, akan tetapi hanya mengharapkan ridonya Allah.
3. Rido hanya bisa diperoleh bila kita semua telah memiliki jiwa qana'ah.
4. Qana'ah adalah menerima pemberian dari Allah, apa adanya, tidak meminta ditambah ataupun dikurangi .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar