Minggu, 06 Agustus 2017

AKHLAK RASULULLAH SAW

Assalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh
Bismillaahirrahmaanirrahiim .





Wahai saudaraku tidak bosan2nya kami menghimbau kepada anda semua khususnya  untuk kami sendiri agar senantiasa meningkatkan keimanan dan ketakwaan kita kepada Allah swt .

Ingat takwa itu merupakan benteng  untuk mejauhi perbuatan yang dilarang dan dimurkai oleh Allah swt.

Selain dari itu kitapun hendaknya banyak mengucap rasa syukur kepada Allah atas segala nikmatNya terutama nikmat taufik , hidayah, maunah serta inayahNya , khususnya adalah nikmat Iman dan Islam

Wahai saudaraku marilah kita senantiasa bersolawat atas junjungan kita nabiyullah Muhammad saw sebagai penghormatan kita kepada beliau .Sebagaimana yang telah dicontohkan oleh Allah swt dan juga para malaikatNya .

Dari Abu Abdullah Al Jalady , dia berkata , “ Aku pernahbertanya kepada Aisyah , “ Bagaimana akhlak Rasulullah saw di tengah keluarganya ? “ Aisyah menjawab , “Beliau adalah orang yang paling baik akhlaknya , tidak pernah berkata kotor dan keji , tidak pernah berteriak – teriak di p-asar , tidak membalas keburukan dengan keburukan , tetapi beliau memaafkan dan berlapang dada “
HR Tirmidzy dan Ahmad .

Wahai saudaraku alangkah baiknya bila kita semua bisa mencontoh akhlak Rasulullah saw . Beliau adalah suri tauladan umat manusia di dunia, Akhlak beliau adalah akhlak yang sempurna .

Saat berada dalam keluarganya  beliau tetap bersikap sopan dan santun terhadap anak – anaknya dan begitu pula kepada istrinya .

Beliau tidak pernah memerintahkan itu dan ini kepada anak – anaknya, namun beliau mengerjakan sesuatu yang sekiranya dilihat oleh anaknya .

Begitu orang tuanya mengerjakan itu , anaknya tidak diminta langsung menghampirinya dan membantunya. Subhanallah .

Sekarang bagaimanakah di keluarga kita ? Apakah seperti itu ? Bila iya waouw alangkah berbahagianya keluarga anda .

Rasulullah saw bila di rumah tidak banyak bicara , dan bila bicara seperlunya saja . kata – kata yang keluar dari mulutnya selalu bersih , penuh dengan kasih saying, sehingga yang mendengarnya juga tidak merasa diperintah, ditegur, atau tersakiti.

Beliau tidak pernah keluar dari lisannya bahasa binatang. Maaf misalnya  berkata “ Susah sekali kau diaturnya dasar monyet “ . Coba renung sejenak dengan kalimat tersebut .

Kalau bicara ke anaknya seperti itu, anaknya dikatakan monyet , lalu orang tuanya apa ? Karena tidak mungkin Orang tuanya manusia kemudian anaknya menjadi monyet .

Hati – hati dengan kata – kata , kartena hal itu bisa menjadi do’a , apalagi bila hal tersebut keluar dari lisan seorang ibu .

Bila lisannya itu dikabulkan oleh Allah bukan berarti anaknya berubah menjadi monyet , akan tetapi akhlaknya persis seperti monyet .

Lihat saja monyet kalau melihat makanan . Kalau yang punya lengah , maka disambarnya makanan tersebut, kemudian dibawa lari.

Monyet bila dikasih makanan langsung masuk ke mulutnya, gak pernah tahu apakah makanan itu beracun atau tidak. Monyet itu ceroboh.

Bila dikasih lagi , mulut masih penuh makanan, maka akan dipegang pake tagan kanannya, bila dikasih lagi, maka akan dipegang lagi dengan tangan kirinya, bila dikasih lagi maka akan dipegangan dengan kakinya , begitulas seterusnya.

Monyet itu tidak pernah puas dengan apa yang dimilikinya. Dia selalu minta berlebih , bahkan kalau bisa dunia seiisinya itu menjadi miliknya semua . Mudah2an anda tidak berprilaku seperti itu .

Bila Rasulullah memerlukan anak – anak dan istrinya tidak pernah berteriak – teriak, kaya meneriaki maling , Beliau memanggilnya dengan lembut.

Bila Rasulullah disakiti oleh orang lain, beliau tidak pernah marah-marah kepadanya . Beliau bahkan mendoakan agar yang sedang marah itu dilindungi dari perbuatan syaitan .

Beliau tidak marah mungkin karena kebodohannya , atau sudah tahu kalau orang marah itu hatinya sedang dikuaisai oleh syaitan, maka bila dilayani dengan marah lagi artinya sama beliaupun akan berprilaku kaya syaitan.

Itulah mengapa kalau ada orang lain yang memarahi dan mengina beliau, lalu beliau tidak melayaninya, namun cukup hanya berdiam diri, tidak keluar sepatah katapun, namun dalam hatinya mendoakan dia agar segera sadar dari perbuatan syaitannya . Subhanallah.

Sekarang bagaimanakah saat kita dihina , dilecehkan difitnah oleh orang lain ? Apakah kita sudah mampu bersikap seperti Rasulullah ?

Semoga uraian ini bermanfaat dan bisa membuka mati kita semua yang selama ini telah tertutup . Aaaaamiin .

Subhanakallahumma wabihamdika asyhadu an laa ilaaha illa anta astaghfiruka wa atuubu ilaika

Wallaahu a’lam bish shawab

Wassalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh .  .

Tidak ada komentar:

Posting Komentar