Assalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh.
Bismillaahirrahmaanirrahiim.
Wahai saudaraku di dunia ini masih banyak manusia yang
mengaku beragama Islam, namun Islamnya hanya KTP doang.
Syahadat dibaca hanya saat mau nikah saja,
sholat kagak pernah, zakat gak pernah karena untuk sendiri saja masih kurang, puasa gak pernah karena kalau puasa
sakit maagh nya kambuh. Al Qur’an punya tapi disimpan saja sampai berdebu dll.
Adalagi orang merasa bangga karena segala macam ibadah
banyak yang sudah dijalankan, akhirnya merasa yakin bahwa dirinya akan masuh surga,
karena banyak orang yang belajar agama darinya, punya santri banyak, punya
jama’ahnya banyak.
Adalagi orang yang merasa bangga karena dirinya masih ada
garis keturunan dari Rasulullah saw.
Padahal Rasulullah saw sendiri telah
berkata kepada keturunannya “ Janganlah kalian merasa bangga karena kalian
masih keluarga dan keturunan dari aku, itu tidak ada manfaatnya sama sekali,
Karena yang bisa menyematkan kalian kelak di akhirat bukan karena keturunan aku
, akan tetapi dari amal perbuatan kalian sendiri “ .
Kesimpulannya banyak manusia dengan perbuatannya tersebut telah berbuat
baik dan bertakwa kepada Allah.
Padahal sesungguhnya yang terjadi adalah
sebaliknya . Inilah perbuatan yang telah menipu Allah . Dengan menipu Allah
sama sajatelah menipu dirinya sendiri.
Untuk lebih jelasnya marilah kita ikuti dialog antara
seorang HAMBA yang hidupnya selalu dalam keraguan dan memiliki segudang
pertanyaan untuk dijawab, dengan seorang SYEKH yang selalu menjawab semua
pertanyaannya dengan sabar sampai dia hilang dari rasa ragunya.
Syekh : Wahai sobat di dunia ini ada perbuatan yang menurut
dia itu benar, tapi sebenarnya menipu Allah
Hamba : Ah masa sih , kan menurut yang dia lakukan itu sudah
benar . Lalu bagaimanakah bisa hal itu dikatakan menipu .
Syekh : Dah
sekarang begini coba kamu buka Al Qur’an terjemahnya dan lihat surat Al Baqarah
ayat 216 supaya kamu yakin dulu dari apa yang saya sampaikan
Hamba : Allah swt berfirman yang artinya , “
…… Boleh jadi kamu membenci sesuatu , padahal ia amat baik bagimu , dan boleh jadi ( pula ) kamu menyukai
sesuatu , padahal ia amat buruk bagimu “
QS 2 : 216
Syekh : Nah dari ayat tersebut ada enam hal
yang dilakukan oleh manusia yang menurutnya itu baik, padahal sebenarnya buruk
baginya. Artinya dia telah menipu Allah
tapi sesungguhnya menipu dirinya sendiri.
Hamba : Astaghfirullah, masa sih begitu syekh.
Tolong jelaskan yang enam hal tersebut !
Syekh : Baiklah saya jelaskan yang enam hal tersebut
yaitu
1.Manusia senang berbuat dosa , taka da rasa sesal
sedikitpun, karena merasa nantinya kalau sudah tua meminta ampun kepada Allah,
maka akan diampuninya ;
2. Manusia merasa dirinya telah dekat dengan Allah swt.
Karena dia telah berpendapat begitu maka dia tidak ada usaha untuk beribadah
dan taat kepada Allah . iBadahnya dilakukan hanya sekedar menunaikan kewajiban
saja. Ibadahnya tidak dilakukan dengan sungguh – sungguh ;
3. Semua manusia menantikan kenikmatan surga , akan
tetapi yang ditanam adalah benih – benih neraka
;
4. Selalu mencari tempat-tempat orang yang taat ( yaitu surga
) , akan tetapi yang dibawa adalah berbagai macam bentuk kemaksiatan dari yang
samar sampai yang nampak ;
5. Mengaku sangat mencintai Rasulullah saw , akan tetapi akhlaknya sangat buruk sekali , sunnah- sunnah beilau tidak pernah dikerjakannya.
6. Mengharapkan rahmat Allah akan tetapi segala perbuatannya
selalu melampaui batas .
Hamba :
Maaf yang nomor 6 itu mohon dijelaskan lagi yang lebih jelas.
Syekh :
Manusia dengan memperbanyak
dzikir dan shalat di malam hari sampai banyak mengurangi waktu tidur, sehingga
siang harinya saat bekerja menjadi lemah dan ngantuk, lalu timbul malas.
Ada
lagi dengan gaya berpakaian , memakai
gamis , sorban, berjenggot , di keningnya nampak tanda hitam, agar terlihat sebagai ahli sujud , kemanapun
dia pergi selalu tangannya memegang tasbih. Seolah-olah dia ahli dzikir dan
orang yang berilmu atau orang alim .
Namun hal ini juga bukan berarti buruk,
tapi lihat sikap dan prilakunya dialam keseharaiannya, nanti kamu bisa tahu
dari situ .
Hamba :
Oh begitu , terima kasih syekh
Syekh : Sama – sama
Semoga kita semua tetap menjadi orang yang tawadhu dan qana'ah sehingga bisa menghilangkan sifat sombong dan takabur, tidak berbangga diri dengan amal perbuatan kita tersebut. Dan kita tetap istiqamah menjalankan semua ibadah kita hanya mengharapkan rido Allah semata. Insya Allah. Aaaaamiin.
Wallaahua'alam bish shawab.
Wassalamu'alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar