Assalamu’alaikum
warahmatullahi wabarakaatuh.
Bismillaahrrahmaanirrahimm
.
Pada suatu ketika Umar bin
Khattab ra ra bertemu dengan Hudzaifah bin Al Yaman . Kemudian beliau bertanya kepada Hudzaifah : "
bagaimana keadaanmu pagi ini, wahai hudzaifah ? "
Hudzaifah menjawab : " Wahai
amirul mukminin, pagi ini aku mencintai fitnah, membenci kebenaran, mengucapkan
sesuatu yg tdk diciptakan, bersaksi dengan hal yg tdk pernah kulihat, sholat
tanpa wudhu dan di bumi aku mempunyai sesuatu yg tdk dipunyai oleh Allah di
langit “ .
Kemudian Umar bin Khattab
ra sangatlah marah dengan jawaban dari Hudzaifah tersebut , sampai hampir saja
memukul Hudzaifah .
Akan tetapi kemudian dia teringat dengat persahabatan Hudzaifah
dengan Nabi saw , ketika dalam keadaan menahan amarah,
tiba2 sahabat Ali bin Abi Thalib ra .
Ali melihat aura kemarahan
pada wajahnya umar, kemudian beliau berkata : " Apa yang membuatmu marah,
wahai amirul mukminin ? "
Kemudian Umar menceritakan kisahnya dengan Hudzaifah.
Dan Ali ra pun
berkata : " Wahai amirul mukminin, janganlah
engkau atas ucapan Hudzaifah tersebut .
Sesungguhnya apa yang diucapkan oleh Hudzaifah itu benar adanya .
Hudzaifah mencintai fitnah maka itu
adalah ta'wil dari firman Allah ta'ala dalam surat at taghobun ayat 15 ,
" Sesungguhnya hartamu dan anak-anakmu hanyalah fitnah "
Kemudian Hidzaifah membenci kebenaran, maka kebenaran adalah kematian yang
pasti datang dan tiada tempat berlari darinya.
Kemudian Hudzaifah mengucapkan sesuatu yang tidak diciptakan maka itu adalah
Alqur'an, karena Al qur'an bukanlah makhluk.
Kemudian Hudzaifah bersaksi dengan yang tidak pernah dilihat,
maka sesungguhnya dia bersaksi dengan membenarkan adanya Allah sedangkan dia tidak
pernah melihat-Nya.
Kemudian Hudzaifah melaksanakan shalat tanpa wudhu, maka sesungguhnya dia
bershalawat kepada Nabi shollallohu alaihi wasallam tanpa wudhu.
Kemudian Hudzaifah berkata di bumi mempunyai sesuatu yang tidak dipunyai Allah
di langit, maka Hudzaifah mempunyai istri dan anak2 dan Allah tidak memiliki
itu sama sekali.
Umar berkata : "
bagus sekali wahai ayahnya Al Hasan, engkau telah menghilangkan kesedihan yang
besar dariku ."
wallohu a'lam.
Sumber : Bahrud Dumu', Abul Faroj
Semoga uraian ini bermanfaat untuk kita semua. Insya Allah .
Aaaaamiin.
Wassalamu’alaikum
warahmatullaahi wabarakaatuh
Tidak ada komentar:
Posting Komentar