Selasa, 12 Juni 2018

AGUNGKANLAH ALLAH SEBAGAIMANA YANG ALLAH INGINKAN .


Assalamu'alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh.
Bismillaahirrahmaanirrahiim.

Allah swt berfirman yaitu  ,

وَقُلِ الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي لَمْ يَتَّخِذْ وَلَدًا وَلَمْ يَكُن لَّهُ شَرِيكٌ فِي الْمُلْكِ وَلَمْ يَكُن لَّهُ وَلِيٌّ مِّنَ الذُّلِّ ۖ وَكَبِّرْهُ تَكْبِيرًا


“ Wa quill hamdu lillaahil ladzii lam yat tahidz waladan wa lam yakun lahuu syariikun fil mulki wa lam ya kun lahuu waliyyun minadz dzulli wakabbir hu takbiiron “

Yang artinya adalah  ,

Dan katakanlah: "Segala puji bagi Allah Yang tidak mempunyai anak dan tidak mempunyai sekutu dalam kerajaan-Nya dan Dia bukan pula hina yang memerlukan penolong dan agungkanlah Dia dengan pengagungan yang sebesar-besarnya.


QS. Al-Israa (17): 111

Melalui ayat ini Allah swt memerintahkan Nabi Muhammad saw agar berkata [ untuk dirinya sendiri ] dan 

juga kepada umat beliau , termasuk kita semua yang merasa beragama Islam  untuk meng agungkan Allah swt .

Bagaimana cara mengagungkan Allah itu ? Yaitu dengan cara memujiNya , karena segala puji itu milikNya .

Tidak ada manusia yang berhak memiliki pujian dari siapapun  . Andaikan ada manusia yang dipuji karena sesuatu hal , maka janganlah pujian itu diakui oleh sendiri .

Sadarilah bahwa orang lain memujinya atas seuatu tersebut sesungguhnya adalah memuji Allah swt .

Karena pada dasarnya manusia itu tidak memiliki kekuatan daya apapun , kalau tidak dibantu oleh Allah swt.

Jadi yang dilakukan olehnya sesungguhnya adalah perbuatan Allah swt . Dan Allah swt ingin memuji diriNya sendiri, tapi melalui manusia .

Kita saja kalau mendapat pujian dari orang lain itu sungguh sangat senang . Begitu pula Allah , bila perbuatanNya itu mendapatkan pujian maka Dia akan senang .

Tapi bila ada yang memuji manusia, kemudian pujian itu tidak diserahkan kepada Allah swt , artinya diakui oleh sendiri , maka disinilah letak kesombongan manusia.

Dari kesombongan itu mulailah timbul penyakit lainnya yaitu merasa berbangga diri , seolah – olah kalau tidak ada dirinya maka tidak akan berhasil.

Dan kepada orang yang seperti ini Allah jelas akan marah . Kenapa ?  Karena dia telah mendustakan dirinya sendiri , dan sekaligus tidak mau mengakui keberadaan Allah dan juga tidak mau mengakui perbuatan Allah swt .

Allah SWT. senantiasa menyuruh hamba-Nya agar senantiasa berdoa di sela-sela waktu yang dimilikinya bahkan Rasulullah SAW. menganjurkan umatnya agar setiap hendak melakukan sesuatu diawali dengan berdoa. 

Allah tidak hanya menyuruh hamba-Nya berdoa, melainkan Ia juga menjamin untuk mengabulkan doa tersebut. 
Allah berfirman,

ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ


“ Ud ‘uuni astajib lakum “ Yang artinya adalah  ,


Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Aku perkenankan bagimu.

QS. Ghaafir  atau Mukmin (40)  :  60 .

Dalam surah lain Allah berfirman,


أُجِيبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ إِذَا دَعَانِ


“ Ujiibud da’wati idzaa da’aani 

Aku kabulkan permohonan orang-orang yang berdoa apabila dia berdoa kepada-Ku"

(QS. Al-Baqarah (2): 186)

Di dalam kehidupan sehari – hari kenyataannya sampai saat ini masih banyak di antara kita seakan-akan masih meragukan kebenaran ayat-ayat tersebut.


Allah dengan rahman dan rahim-Nya tentu sangat memahami siapa diri kita yang sebenarnya. 

Ia akan memberikan yang terbaik untuk hamba-Nya sekalipun dalam pandangan manusia bisa jadi dianggap tidak atau kurang baik. Allah menegaskan dalam

QS. Al-Baqarah (2) ayat 216,

وَعَسَىٰ أَن تَكْرَهُوا شَيْئًا وَهُوَ خَيْرٌ لَّكُمْ ۖ وَعَسَىٰ أَن تُحِبُّوا شَيْئًا وَهُوَ شَرٌّ لَّكُمْ ۗ وَاللَّهُ يَعْلَمُ وَأَنتُمْ لَا تَعْلَمُونَ


“ …………… Wa ‘asaa an takrohuu syai an wa huwa khoirun lakum , wa ‘asaa an tuhibbuu syai an wa huwa syarun lakum , walloohu ya’lamu wa antum laa ta’lamuun “ 

Yang artinya  ,

“ Boleh jadi kamu tidak menyenangi sesuatu, padahal itu baik bagimu, dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal itu tidak baik bagimu. Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui  “


QS Al Baqarah [ 2 ] :  216

Tidak ada komentar:

Posting Komentar