Assalamu'alaikum
warahmatullaahi wabarakaatuh.
Bismillaahirrahmaanirrahiim.
Allah swt
berfirman yaitu ,
وَقُلِ
الْحَمْدُ لِلَّهِ
الَّذِي
لَمْ يَتَّخِذْ وَلَدًا وَلَمْ يَكُن لَّهُ شَرِيكٌ فِي الْمُلْكِ وَلَمْ يَكُن لَّهُ وَلِيٌّ مِّنَ الذُّلِّ ۖ وَكَبِّرْهُ تَكْبِيرًا
“ Wa quill hamdu lillaahil
ladzii lam yat tahidz waladan wa lam yakun lahuu syariikun fil mulki wa lam ya
kun lahuu waliyyun minadz dzulli wakabbir hu takbiiron “
Yang
artinya adalah ,
Dan katakanlah: "Segala puji bagi Allah
Yang tidak mempunyai anak dan tidak mempunyai sekutu dalam kerajaan-Nya dan Dia
bukan pula hina yang memerlukan penolong dan agungkanlah Dia dengan pengagungan
yang sebesar-besarnya.
QS.
Al-Israa (17): 111
Melalui ayat
ini Allah swt memerintahkan Nabi Muhammad saw agar berkata [ untuk dirinya
sendiri ] dan
juga kepada umat beliau , termasuk kita semua yang merasa
beragama Islam untuk meng agungkan Allah
swt .
Bagaimana
cara mengagungkan Allah itu ? Yaitu dengan cara memujiNya , karena segala puji
itu milikNya .
Sadarilah
bahwa orang lain memujinya atas seuatu tersebut sesungguhnya adalah memuji
Allah swt .
Karena
pada dasarnya manusia itu tidak memiliki kekuatan daya apapun , kalau tidak
dibantu oleh Allah swt.
Jadi yang
dilakukan olehnya sesungguhnya adalah perbuatan Allah swt . Dan Allah swt ingin
memuji diriNya sendiri, tapi melalui manusia .
Kita saja
kalau mendapat pujian dari orang lain itu sungguh sangat senang . Begitu pula
Allah , bila perbuatanNya itu mendapatkan pujian maka Dia akan senang .
Tapi bila
ada yang memuji manusia, kemudian pujian itu tidak diserahkan kepada Allah swt
, artinya diakui oleh sendiri , maka disinilah letak kesombongan manusia.
Dari
kesombongan itu mulailah timbul penyakit lainnya yaitu merasa berbangga diri ,
seolah – olah kalau tidak ada dirinya maka tidak akan berhasil.
Dan
kepada orang yang seperti ini Allah jelas akan marah . Kenapa ? Karena dia telah mendustakan dirinya sendiri
, dan sekaligus tidak mau mengakui keberadaan Allah dan juga tidak mau mengakui
perbuatan Allah swt .
Allah SWT. senantiasa menyuruh hamba-Nya agar senantiasa berdoa di sela-sela waktu yang dimilikinya bahkan Rasulullah SAW. menganjurkan umatnya agar setiap hendak melakukan sesuatu diawali dengan berdoa.
Allah tidak hanya menyuruh hamba-Nya berdoa, melainkan Ia juga menjamin
untuk mengabulkan doa tersebut.
Allah berfirman,
ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ
“ Ud ‘uuni astajib lakum “ Yang artinya adalah ,
Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Aku
perkenankan bagimu.
QS.
Ghaafir atau Mukmin (40) : 60 .
Dalam surah lain Allah berfirman,
أُجِيبُ
دَعْوَةَ
الدَّاعِ
إِذَا دَعَانِ
“ Ujiibud da’wati idzaa
da’aani “
Aku
kabulkan permohonan orang-orang yang berdoa apabila dia berdoa kepada-Ku"
(QS.
Al-Baqarah (2): 186)
Di dalam kehidupan sehari – hari kenyataannya
sampai saat ini masih banyak di antara kita seakan-akan masih meragukan
kebenaran ayat-ayat tersebut.
Allah
dengan rahman dan rahim-Nya tentu sangat memahami siapa diri kita yang
sebenarnya.
Ia akan memberikan yang terbaik untuk hamba-Nya sekalipun dalam
pandangan manusia bisa jadi dianggap tidak atau kurang baik. Allah menegaskan
dalam
QS.
Al-Baqarah (2) ayat 216,
وَعَسَىٰ
أَن تَكْرَهُوا شَيْئًا وَهُوَ خَيْرٌ لَّكُمْ ۖ وَعَسَىٰ أَن تُحِبُّوا شَيْئًا وَهُوَ شَرٌّ لَّكُمْ ۗ وَاللَّهُ يَعْلَمُ وَأَنتُمْ لَا تَعْلَمُونَ
“ …………… Wa ‘asaa an takrohuu
syai an wa huwa khoirun lakum , wa ‘asaa an tuhibbuu syai an wa huwa syarun
lakum , walloohu ya’lamu wa antum laa ta’lamuun “
Yang
artinya ,
“ Boleh jadi kamu tidak menyenangi sesuatu,
padahal itu baik bagimu, dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal itu
tidak baik bagimu. Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui “
QS Al
Baqarah [ 2 ] : 216
Tidak ada komentar:
Posting Komentar