Assalamu’alaikum
Warahmatullaahi Wabarakaatuh.
Bismillaahirrahmaanirrahiim.
Sesungguhnya keimanan
bermula dari titik kesadaran akan kesementaraan hidup.
Karakteristik dunia yang
fluktuatif dan pasang surut.
Bermula dari yang disebut Ibnu Qoyyim. Saat di mana jiwa kita
terhenyak oleh realitas kehidupan kedua setelah dunia.
Maka bagian yang paling
menggugah dan menyentuh keimanan, kesadaran yang kuat
tentang waktu.
Waktu diberikan oleh Allah
dalam tiga lapisan :
Lapisan pertama, individu
waktu yang diberikan setiap manusia yang kita sebut dengan umur.
Lapisan kedua, umur
masyarakat. Setiap hubungan masyarakat
memiliki umur tertentu. Ada saat-saat kematiannya.
Allah mengatakan :
“Tiap-tiap umat mempunyai batas waktu.
Maka apabila
telah datang waktunya
mereka tidak dapat mengundurkannya barang sesaatpun
dan
tidak dapat (pula) memajukannya.”
QS.
Al-A’raf [7]: 34.
Dengan kata lain,
tiap-tiap bangsa mempunyai batas waktu kejayaan atau keruntuhan.
Rasul mengatakan :
“Manusia itu memiliki usia tertentu. Dan
usia (kurun) umatku hanya seratus tahun (satu abad).”
Dalam al-Quran Allah
berfirman,
“Kamu adalah umat yang
terbaik yang dilahirkan untuk manusia.”
QS. Ali Imran [ 3 ] : 110.
Ternyata, itu bukan sebuah
pernyataan yang konstan, yang tetap berlaku sepanjang masa.
Umar bin Khaththab
menyatakan tentang ayat itu, maka penuhilah syarat-syarat
Allah tentang kriteria umat.
“Sesungguhnya Allah Subhanahu wa Ta’ala
mengutus bagi
umat ini di penghujung setiap seratus tahun (seabad)
seseorang yang mentajdid
(memperbaharui) agama umat ini.”
Hr
Abu Dawud
3. Lapisan ketiga, sejarah .
Waktu yang dimulai sejak
Allah menciptakan Adam. Dan akan berakhir ketika Allah menghancurkan bumi
dengan peristiwa kiamat :
“Semua yang ada di bumi itu akan binasa.
Dan tetap
kekal Dzat Tuhanmu
yang mempunyai kebesaran dan kemuliaan.”
QS.
Ar-Rahman [ 55 ] : 26- 27
Semoga uraian ini
bermanfaat untuk kita semua . Insya Allah . Aaaamiin.
Wassalamu’alaikum warahmatullaahi
wabarakaatuh.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar