Sabtu, 25 Agustus 2018

SEGALA SESUATU DATANGNYA DARI ALLAH SWT.


Assalamu’alaikum Warahmatullaahi Wabarakaatuh.
Bismillaahirrahmaanirrahiim.

Subhanallah walhamdulillah . Segala puji adalah milik Allah Yang Maha Suci

Alloohumma sholli 'ala sayyidina Muhammad wa 'ala aalii sayyidina Muhammad 
khootamin nabiyyin .  

Solawat dan salam tersampaikan kepada Nabi Muhammad saw sebagai nabi yang terakhir .

Firman Allah swt di di dalam Qur'an yang artinya ,

“ (Kami jelaskan yang demikian itu) supaya kamu 
jangan berduka cita terhadap apa yang luput dari kamu, 
dan supaya kamu jangan terlalu gembira 
terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu. 
Dan Allah tidak menyukai setiap orang 
yang sombong lagi membanggakan diri “.

QS Al Hadiid [ 57 ] :  23 

Suka cita terhadap kesulitan adalah didasarkan pada keyakinan bahwa adanya kedekatan dan perhatian serta kasih sayang Allah kepada dirinya .

Dan adanya kesempatan naik tingkat bagi dirinya yang tidak pernah berpuas diri dalam berilmu bila dapat melalui cobaan kesulitan tsb.

Dalam kesulitan itu, dia juga yakin akan ada kelapangan bagi dirinya. 

Dengan itu dirinya akan tiada gentar dan percaya diri kalau cobaan kesulitan yang datang dari Allah telah sesuai kadarnya sehingga pasti dapat dilaluinya.

Dari Mush’ab bin Sa’d dari ayahnya, ia mengatakan :
Wahai Rasulullah siapakah yang berat cobaannya?.
Jawab Rasulullah saw: Mereka adalah para nabi,
kemudian setelahnya lalu setelahnya lagi.
Seorang manusia diuji atas dasar agamanya,
jika agamanya keras berdisiplin maka ujiannya bertambah,
namun jika agamanya ringan atau sekedarnya maka
ia diuji setara dengan agamanya.
Ujian itu tidak lepas dari seseorang hingga ia leluasa
berjalan di muka bumi tanpa ada kesalahan. (H.R Tirmidzi)

Suka citanya orang berilmu terhadap kesukaran atau cobaan itu ibarat hari raya yakni (sebagai kesempatan untuk melatih diri untuk mendekatkan diri atau taqarub kepada Allah) .


Namun demikian, bila diri memang masih belum dikaruniakan ilmunya untuk demikian, maka sebaik-baik perkara adalah ditengah-tengah.

Pengertiannya manusia sebagai hamba Allah hendaknya bersikap wajar dan ditengah-tengahnya dalam menerima musibah, sebagai bentuk penerimaan seorang hamba atas ketetapan Allah.

Bila diri mendapat kemulian juga harus diyakini bahwa kemuliaan hanya milik Allah dan tidak pantas seoarang hamba menyandangnya.

Semoga  uraian ini bermanfaat untuk kita semua . Insya  Allah  .  Aaaaamiin.

Wassalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar