Assalamu'alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh .
Seorang pria setengah baya
mendatangi seorang guru ngaji,
“Ustad, saya sudah bosan hidup. Sudah jenuh
betul. Rumah tangga saya berantakan. Usaha saya kacau. Apapun yang saya lakukan
selalu berantakan. Saya ingin mati.”
Sang Ustad pun tersenyum, “Oh, kamu
sakit.”
“Tidak Ustad, saya tidak sakit. Saya sehat. Hanya jenuh dengan
kehidupan. Itu sebabnya saya ingin mati.”
Seolah-olah tidak mendengar
pembelaannya, sang Ustad meneruskan, “Kamu sakit. Dan penyakitmu itu
sebutannya, ‘Alergi Hidup’. Ya, kamu alergi terhadap kehidupan.”
Banyak sekali di
antara kita yang alergi terhadap kehidupan.Kemudian, tanpa disadari kita
melakukan hal-hal yang bertentangan dengan norma kehidupan.
Hidup ini berjalan
terus. Sungai kehidupan mengalir terus, tetapi kita menginginkan status-quo.Kita
berhenti di tempat, kita tidak ikut mengalir. Itu sebabnya kita jatuh sakit.
Kita mengundang penyakit. Resistensi kita, penolakan kita untuk ikut mengalir
bersama kehidupan membuat kita sakit.
Yang namanya usaha, pasti ada
pasang-surutnya.Dalam hal berumah-tangga,bentrokan-bentrokan kecil itu memang
wajar, lumrah.
Persahabatan pun tidak selalu langgeng, tidak abadi. Apa sih
yang langBanyak sekali di antara kita yang alergi terhadap kehidupan.
Semoga ini bermanfaat untuk kita semuanyas
Tidak ada komentar:
Posting Komentar