Assalamu’alaikum
Warahmatullaahi Wabarakaatuh.
Bismillaahirrahmaanirrahiim.
Wahai
saudaraku tidak ada untungnya menjadi orang yang egois. Walaupun saat itu
dirinya senang, tapi hanya sesaat .
Orang
egois adalah orang yang hidupnya ingin menng sendiri , merasa diri paling
segalanya .
Akibatnya
ia banyak merendahkan orang lain, kata – katanyapun kasar , ia tak sadar bahwa
ucapannya itu banyak menyakiti hati orang lain .
Orang
egois sama dengan orang yang sombong , hatinya ebih keras daripada batu . Orang
egis sangat hina dimata Allah swt .
Wahai
saudaraku, sesungguhnya ego adalah unsur di dalam kemanusiaan yang
dianugerahkan Allah kepada kita. Karena siapa yang bisa menolong diri kita,
syariatnya adalah diri kita sendiri.
Coba
saja perhatikan, ketika keluar dari masjid, yang lebih dahulu kita lakukan
adalah mencari-cari sandal sendiri di antara tumpukkan sekian banyak sandal.
Bukan membantu orang lain menemukan sandalnya.
Atau
ketika berfoto dengan teman-teman, yang pertama kita cari adalah gambar diri
kita sendiri, malah kalau posenya kurang bagus meski yang lain bagus, kita akan
minta diulangi.
Semua
ini adalah wajar dan manusiawi. Namun, akan menjadi tidak wajar jikalau ego
kita membuat pihak lain menjadi terzholimi.
Misalkan
kita mencari-cari sandal sendiri sambil melempar-lemparkan sandal orang lain.
Sikap yang demikian adalah egois.
Orang
yang egois adalah orang yang hanya sibuk memenuhi keinginan dirinya tanpa
memikirkan hak orang lain, bahkan tanpa peduli orang lain tersakiti.
Dan,
semakin besar sifat egoisnya makan akan besar kemungkinannya dia menjadi
penjahat. Merek berbuat jahat itu serasa sedang menikmati makanan .
Lihatlah
koruptor, demi memperkaya dirinya sendiri, dia korbankan masyarakat luas dengan
cara mencuri uang negara.
Kenapa
yang brbuat koruptor itu banyak terjadi di kalangan para pemimpin. Karena
awaLnya ia akan mememimpin itu adalah dengan memaksakan diri dengan sagala cara
, walalupun tidak ahalalpun dilakukan .
Marilah
kita memetik hikmah dari jantung kita. Jantung kita berdegup tanpa dipinta.
Bahkan dia berdegup terus baik diingat maupun dilupakan. Ia berdegup tanpa
pamrih memenuhi kebutuhan darah kita.
Mari
kita belajar dari paru – paru kita , ia menghirup udara segar dan membuang hawa
busuk dari dalam tubuh, dilakukannya secara teratur tanpa henti .
Jantung
dan paru paru tidak menonjolkan diri, tidak berharap mendapat sanjungan, yang
ia lakukan hanya bekerja terus, memberi manfaat terus-menerus.
Rosululloh
Saw. bersabda,
“Dan
sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi orang lain.”
(HR.
Thabrani )
Apalah artinya hidup senang dan berbahagia, bila dirinya tidak bermanfaat bagi masyarakat luas, bangsa dan negara .
Apalah artinya hidup dengan jabatan tinggi bila di setiap harinya banyak menzdolimi orang lain.
Apalah artinya hidup kaya raya bila semua kekayaannya itu hanya untuk dinikmati oleh diri dan keluarganya saja .
Semoga
uraian ini bermanfaat untuk kita semua.
Insya Allah . Aaaaamiin.
Wassalamu’alaikum
warahmatullaahi wabarakaatuh
Tidak ada komentar:
Posting Komentar