Minggu, 17 Februari 2019

EGO DAN SOMBONG ADALAH PENYAKIT


Assalamu’alaikum Warahmatullaahi Wabarakaatuh.
Bismillaahirrahmaanirrahiim.

Wahai saudaraku tidak ada untungnya menjadi orang yang egois. Walaupun saat itu dirinya senang, tapi hanya sesaat .

Orang egois adalah orang yang hidupnya ingin menng sendiri , merasa diri paling segalanya .

Akibatnya ia banyak merendahkan orang lain, kata – katanyapun kasar , ia tak sadar bahwa ucapannya itu banyak menyakiti hati orang lain .

Orang egois sama dengan orang yang sombong , hatinya ebih keras daripada batu . Orang egis sangat hina dimata Allah swt .

Wahai saudaraku, sesungguhnya ego adalah unsur di dalam kemanusiaan yang dianugerahkan Allah kepada kita. Karena siapa yang bisa menolong diri kita, syariatnya adalah diri kita sendiri.

Coba saja perhatikan, ketika keluar dari masjid, yang lebih dahulu kita lakukan adalah mencari-cari sandal sendiri di antara tumpukkan sekian banyak sandal. Bukan membantu orang lain menemukan sandalnya.

Atau ketika berfoto dengan teman-teman, yang pertama kita cari adalah gambar diri kita sendiri, malah kalau posenya kurang bagus meski yang lain bagus, kita akan minta diulangi.

Semua ini adalah wajar dan manusiawi. Namun, akan menjadi tidak wajar jikalau ego kita membuat pihak lain menjadi terzholimi.

Misalkan kita mencari-cari sandal sendiri sambil melempar-lemparkan sandal orang lain. Sikap yang demikian adalah egois.

Orang yang egois adalah orang yang hanya sibuk memenuhi keinginan dirinya tanpa memikirkan hak orang lain, bahkan tanpa peduli orang lain tersakiti.

Dan, semakin besar sifat egoisnya makan akan besar kemungkinannya dia menjadi penjahat. Merek berbuat jahat itu serasa sedang menikmati makanan .

Lihatlah koruptor, demi memperkaya dirinya sendiri, dia korbankan masyarakat luas dengan cara mencuri uang negara.

Kenapa yang brbuat koruptor itu banyak terjadi di kalangan para pemimpin. Karena awaLnya ia akan mememimpin itu adalah dengan memaksakan diri dengan sagala cara , walalupun tidak ahalalpun dilakukan .

Marilah kita memetik hikmah dari jantung kita. Jantung kita berdegup tanpa dipinta. 

Bahkan dia berdegup terus baik diingat maupun dilupakan. Ia berdegup tanpa pamrih memenuhi kebutuhan darah kita.

Mari kita belajar dari paru – paru kita , ia menghirup udara segar dan membuang hawa busuk dari dalam tubuh, dilakukannya secara teratur tanpa henti .

Jantung dan paru paru tidak menonjolkan diri, tidak berharap mendapat sanjungan, yang ia lakukan hanya bekerja terus, memberi manfaat terus-menerus.

Rosululloh Saw. bersabda, 

“Dan sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi orang lain.” 
(HR. Thabrani )

Apalah artinya hidup senang dan berbahagia, bila dirinya tidak bermanfaat bagi masyarakat luas, bangsa dan negara .

Apalah artinya hidup dengan jabatan tinggi bila di setiap harinya banyak menzdolimi orang lain.

Apalah artinya hidup kaya raya bila semua kekayaannya itu hanya untuk dinikmati oleh diri dan keluarganya saja .

Semoga uraian ini  bermanfaat untuk kita semua. Insya Allah . Aaaaamiin.

Wassalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh

Tidak ada komentar:

Posting Komentar