Assalamu’alaikum
Warahmatullaahi Wabarakaatuh.
Bismillaahirrahmaanirrahiim.
Wahai
saudaraku marilah kita simak firman Allah di dalam
QS Al An’aam [ 6 ] : 162
“
Qul , inna sholaatii wanusukii w amah yaaya wa mamaa tii lillaahi
robbil’aalamiin “
Yang
artinya adalah ,
“Katakanlah:
sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah ,
Tuhan semesta alam.”
(QS.
Al An’am [6] : 162)
Seperti
orang yang tahu teori berenang, tapi tidak pernah mencoba dan berlatih
berenang di dalam air, maka ia tidak akan pernah bisa berenang.
Atau
seperti orang yang tahu teori berkuda, tapi tidak pernah mencoba dan berlatih
langsung menunggangi kuda, maka dia tidak akan pernah mampu berkuda.
Demikianlah
pula dalam hal ikhlas. Saudaraku, mari kita periksa diri masing-masing sudahkah
menjadi orang yang ikhlas.
Di
antara ciri keikhlasan adalah
Pertama, dia
ketika beramal tidak ingin diketahui orang lain, tidak ingin menjadi populer,
dan kalaupun akhirnya dia populer maka sesungguhnya AllahYang Maha Kuasa
membuat seseorang jadi populer.
Bukankah
para sahabat nabi adalah orang-orang populer, apalagi nabi Muhammad Saw., Allah Swt. yang
menghendaki mereka populer sehingga bisa
menjadi teladan bagi kita semua.
Kedua, tidak
sibuk dengan amal besar atau amal kecil. Bagi orang yang ikhlas yang penting itu adalah
amal sholeh.
Karena
ada orang yang ketika pada sebuah kegiatan besar dia ikut, apalagi karena bisa berfoto dan dilihat orang
lain, sedangkan pada urusan kecil dia abaikan , apalagi karena tidak dilihat
orang lain.
Nah,
bagi orang yang ikhlas itu tidak ada bedanya, karena yang terpenting baginya
apa yang dilakukan menjadi bernilai ibadah di hadapan Allah Swt.
Ketiga, orang
ikhlas itu akan sabar, karena sabar adalah buah dari keikhlasan. Orang yang
ikhlas senantiasa yakin bahwa setiap ikhtiar yang ia niatkan lillaahita’ala akan
bernilai ibadah di hadapan Allah meski ternyata ikhtiarnya belum membuahkah
hasil yang sesuai target.
Pada
titik inilah orang yang ikhlas akan sangat terlatih dalam bersabar, dia tidak
mudah berkeluh kesah, tidak gampang menggerutu, karena ia yakin Allah Maha
Kuasa atas segalanya.
Ia
justru akan sibuk mengevaluasi diri, jangan-jangan ada dosa yang belum ia
taubati, atau ada ikhtiar yang belum ia sempurnakan.
Ikhlas
adalah pekerjaan hati. Maka, tidak perlu
kita sibuk menilai orang lain, marilah
kita sibuk menilai diri dan memperbaiki diri.
Semoga
kita termasuk orang-orang yang senantiasa ikhlas dalam beramal, karena hanya
orang yang ikhlas yang akan mendapatkan keridhoan Allah .
Semoga
uraian ini bermanfaat untuk kita semua.
Insya Allah . Aaaaamiin.
Wassalamu’alaikum
warahmatullaahi wabarakaatuh .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar