Assalamu'alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh .
Bismillaahirrahmaanirrahiim.
Secara psikologis kita bisa memaknai kesabaran
sebagai suatu kemampuan untuk menerima, mengelola, dan menyikapi kenyataan yang
ada .
Sabar menerima pemberian Allah swt. Tidak protes sedikitpun
apa yang telah diterimanya , karena dirinya yakin bahwa yang datang itu adalah
yang terbaik dari Allah swt .
Bila yang datang itu sesuai dengan apa yang disukainya , maka
ia tidak gugup lalu memperturutkan hawa nafsunya tapi menunggu dulu smbil
berfikir apa yang harus dilakukan agar
yang memberi itu merasa senang .
Bila yang datang itu yang tidak disukainya juga tetap
bersabar artinya tidak marah, tapi direnunginya karena dibalik yang tidak disukai
itu Allah menembunyikan sesuatu yang akan disukainya .
Sabar dalam mengelola
artinya apa yang telah diterimanya itu dikelolanya baik dan bena menurut
tuntunan Allah dan rasulNya , jadi bukan hanya untuk dirinya sendiri saja tapi
juga untuk Allah [ hal hal yang disukai oleh Alah swt ].
Bila tidak dikelola dengan baik yang membuat Allah marah maka
itu suatu perwujudan bahwa ia belum
berterima kasih kepada Allah swt .
Sabar dalam menyikapi keadaan , baik dalam keadaan taat atau
ingkar . Dalam keadaan taat ibadah yang dikerjakan biasa – biasa saja , tidak
berlebih – lebihan.
Dan dalam keadaan ingkar maka tetap memaksakan diri untuk
beribadah sama seperti dilakukan saat dalam keadaan taat . Inilah yang disebut
itoqomah .
Apapun yang datang
selalu disikapinya dengan sabar , artinya dengan tenang , cermat dan teliti .
Jadi
sabar adalah upaya menahan diri dalam melakukan sesuatu atau tidak melakukan
sesuatu untuk mencapai Ridho Allah SWT.
Maka orang yang sabar adalah orang yang mampu menempatkan diri dan bersikap optimal dalam setiap keadaan.
Sabar bukanlah sebuah bentuk keputus asa'an, tapi merupakan optimisme yang terukur.
Orang yang memiliki jiwa sabar maka jauh dari rasa putus asa
, segalanya dijalaninya sesuai kemampuan .
Karena dirinya yakin selama diri berusaha untuk berubah, maka
Allahpun akan merubahnya , disesuaikan dengan kesanggupan dirinya.
Sabar merupakan derajat atau tingkat kedudukan yang diberikan
oleh Allah swt. Semakin kuat rasa sabarnya maka semakin tinggi pula
kedudukannya di mata Allah swt .
Ketika menghadapi situasi dimana kita harus marah misalnya, maka marahlah secara bijak dan diniatkan untuk kebaikan bersama , tidak berdasarkan hati tapi berdasarkan nurani.
Kenapa seperti itu ? Kalau dalam hati masih ada dua unsur ,
baik dan buruk. Yang baik itu adalah
bisikan dari malaikat yang selalu menuntun kebenaran atas izin Allah swt ,
sedangkan yang buruk adalah bisikan setan yang sealu mengajak kepada kesesatan
.
Akan tetapi nurani itu selalu dalam kebenaran , tidak pernah
sesat , karena nurani itu merupakan isi hati yang bersih .
Semoga kita dapat menjalani hidup ini dengan penuh kesabaran.
Wallaahua’lam .
Wassalamu'alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar