Senin, 29 Juli 2019

ADA APA DENGAN HAWA NAFSU .


Assalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh.
Bismillaahirrahmaanirrahiim.

Alhamdulillaahirrahmaanirrahiim.  
Allahumma sholli ‘ala Muhammad wa ‘ala ali Muhammad.

Iyyaka na’budu wa iyyaka nasta’iin  . 
Laa ilaaha illa anta subhanaka inni kuntu minadz dzoolimiin.

Ya ayyuhal adziina aamanut taqullooha , haqqo tuqootihi wala tamutuuna illa wa antum muslimuun
Amma ba’du ;

Bila manusia tidak diberi hawa nafsu oleh Allah swt, maka tidak akan memiliki semangat hidup, tidak ada keberanian untuk mengambil sikap , tidak punya keinginan apapun .

Allah memberi kita hawa nafsu adalah untuk menguji dan mencoba kita .

Allah tidak pecaya kepada kita bahwa kita mengaku sudah beriman .

Untuk itu Allah akan menguji kita apakah benar bahwa kita sudah beriman.

Ujian Allah itu tidak berat karena Allah akan menguji kita sebatas kemampuan dari kita.

Bila kita merasa berat saat diuji, artinya kita masih belum percaya kepada Allah swt. Karena ujian itu datangnya dari Allah.

Ujian itu bisa datang dari keluarga sendiri seperti suami, istri, anak , family , sahabat , teman sejawat, tahta atau jabatan , ilmu , kekuatan dan kekuasaan dan sejenisnya.

Semua itu harus dihadapi dan disikapi dan yang menyelesaikannya juga Allah swt tapi melalui kita . 

Bila kita tidak berbuat, berdiam diri saja, hanya mengelu saja, marah, jengkel, penasaran saja maka semuanya tetap tidak akan berubah .

Bagaimana mungkin ujian bisa dihadapi dan diatasi oleh kita kalau  kita hanya mengeluh, jengkel dan marah-marah saja tanpa berbuat .

Meredam hawa nafsu itu adalah jihad yang paling besar. Meredam hawa nafsu itu harus dilakukan setiap detik kaena ujian dan cobaannya juga datangnya setiap detik .

Rasullah saw sendiri mengatakan bahwa Perang Badr yang dianggap perang yang sangat besar yaitu kaum muslimin yang saat itu jumlahnya lebih sedikit dari pada orang-orang jahiliyah.

Akan tetapi Rasulullah berkata bahwa itu baru perang kecil. Ada lagi perang yang lebih besar dari itu, yaitu perang melawan hawa nafsunya sendiri.

Hanya orang yang berakhlak mulia saja yang mampu mengendalikan hawa nafsunya dengan baik .

Kenapa kira smua harus berakhlak mulia ?
Kualitas manusia itu bukan diihat dari kekayaannya , tinggi jabatannya atau ilmunya .
Akan tetapi dari agamanya dan akhlaknya.

Antara agama dan akhlak tidak bisa dipisahkan, keduanya ada koreasi yang saling menguatkan.

Walaupun agamanya mendalam tapi bila akhlaknya kurang baik maka pasti kurang baik.

Walaupun kaya harta benda tapi bila tinggi hati maka orang itu berakhlak buruk.

Walaupun jabatannya tinggi bila akhlaknya buruk maka akan banyak menzalimi orang lain.

Wallaahua’lam .
Subhanakalloohuma wa bihamdika asyhadu an laa ilaaha illa anta astaghfiruka wa atuubu ilaik .

Wassalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh .

Tidak ada komentar:

Posting Komentar