Assalamu’alaikum warahmatullaahi
wabarakaatuh.
Bismillaahirrahmaanirrahiim.
Alhamdulillaahirrahmaanirrahiim. Allahumma
sholli ‘ala Muhammad wa ‘ala ali Muhammad.
Iyyaka na’budu wa iyyaka nasta’iin
.
Laa ilaaha illa anta subhanaka inni kuntu
minadz dzoolimiin.
Ya ayyuhal adziina aamanut taqullooha ,
haqqo tuqootihi wa antum muslimuun
Amma ba’du ;
Ketika Rasulullah saw pertama kali mensyiarkan agama ini,
kondisi negeri Arab sedang dirundung kebejatan moral dan pelecehan nilai-nilai
kemanusiaan yang parah.
Perang dan pertumpahan darah lantaran fanatisme antarsuku terjadi
di mana-mana.
Kaum perempuan dinjak-injak martabatnya—bahkan berkembang
perilaku mengubur hidup-hidup bayi perempuan karena dianggap tak berguna dan
memalukan keluarga.
Perjudian dan eksploitasi ekonomi terhadap kaum miskin melalui
riba marak.
Dengan demikian betapa berat misi Nabi kala itu. Beliau tidak
hanya hendak membersihkan paganisme atau penyembahan terhadap berhala, tapi
juga menata moral masyarakat Arab yang dilanda kelangkaan rasa kemanusiaan yang
akut.
Tentang misi ini, Rasulullah pernah mendeklarasikan diri bahwa
beliau diutus oleh Allah untuk menyempurnakan akhlak.
Perhatian Islam terhadap manusia dan kemanusiaan ini eksplisit
dalam Islam.
Al-Qur’an Surat al-Isra’ ayat 70
menyebut,
“walaqad karramnâ banî âdam
Yang artinya adalah,
Kami muliakan anak cucu Adam/manusia).
Ayat menggunakan redaksi karramnâ (Kami [Allah] mulaikan) yang
berarti bahwa manusia mulia bukan saja karena ada manusia lain yang memuliakan
tapi memang Allahlah yang memuliakannya.
Sayangnya manusia di zaman yang katanya sudah modern,
teknologinya super canggih, namun kemorosan mentalnya semakin meningkat
drastis.
Sudah hamir hiang etika dan estetika, budi pekerti yang luhur,
sopan dan santun. Yang ada saya, kamu dan kita serta mereka, dan semua itu
dianggapnya sama.
Wallaahua’lam .
Subhanakalloohuma wa bihamdika asyhadu an
laa ilaaha illa anta astaghfiruka wa atuubu ilaihi .
Wassalamu’alaikum warahmatullaahi
wabarakaatuh .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar