Senin, 07 Oktober 2019

KEBIJAKAN DAN KECERDASAN SEORANG KYAI .



Assalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh.
Bismillaahirrahmaanirrahiim.

Alhamdulillaahirrahmaanirrahiim.  Allahumma sholli ‘ala Muhammad wa ‘ala ali Muhammad .

Iyyaka na’budu wa iyyaka nasta’iin  .

Laa ilaaha illa anta subhanaka inni kuntu minadz dzoolimiin.
Ya ayyuhal adziina aamanut taqullooha , haqqo tuqootihi wa antum muslimuun
Amma ba’du ;

Alkisah  pada suatu hari ada seseorang yang bernama “Mang Rukhin”, karena keawaman dan kebodohannya tentang ilmu agama ingin berqurban sapi untuk delapan orang.

Maturlah Mang Rukhin ke Mbh Bisri Samsuri saya pengen qurban sapi untuk 8 orang kyai yaitu saya dan istri , kedua orang tuaku dan kedua mertuaku , serta anakku yang umur 10 dan 2 tahun ?

Jawab Mbah Bisri “Tidak boleh ...! karena qurban sapi untuk 7 orang  .

Tapi sapinya besar sapi limosin kuat dinaikin 8 orang sergah Mang Ruhkin .

Hukum agama tidak bisa ditawar-tawar dalam kitab manapun tidak boleh sapi untuk qurban 8 orang. Tidak boleh ya tidak boleh , sana cari kiyai lain yang membolehkan ...? kata Mbah Bisri Samsuri.

Mang Rukhin ngedumel sendiri karena tidak puas atas jawaban Mbah Bisri Samsuri akirnya datang ke kiayi Mbah Wahab .

Kiyai saya mau qurban sapi limosin besar untuk 8 orang boleh tidak?

Hmmm .... untuk qurban siapa lagi ...? untuk saya dan istri kedua orang tuaku dan kedua mertuaku serta anakku yang umur 10 dan 2 tahun.

Apakah anakmu yang 2 tahun bisa naiki sapi  ? kan perlu panjatan untuk bisa menaikinya, untuk bisa keatas sapi dibutuhkan seekor kamping agar anakmu yang 2 tahun bisa samapai diatas sapi kata Mbah Wahab .

Akirnya Mang Rukhin membeli seekor kambing untuk diqurbankan bersama sapi limosinnya.

Disinilah kebijakan dan kecerdasan Mbah Wahab, mang Rukhin tidak merasa tersinggung dengan niat untuk berqurban seeokor sapi untuk 8 orang.

RENUNGAN :

1.Bila kita akan berbicara maka lihatlah orang macam apa yang kita hadapi .

2. Lihatlah lawan bicara kita dari gaya bicaranya, wawasannya, dan kalimat kalimatnya.  Karena disitulah kita melihat orang macam apa dia.

3. Saat kita bicara lakukan dengan lembut, singkat dan padat tapi terang dan jelas .

4. Mengapa harus lembut  Agar tidak menyakiti hati lawan bicara kita .

5. Mengapa harus singkat ?  Agar tepat sasaran dan mudah difahami .

6. Perhatikan lawan bicara kita saat kita berbicara, apakah Nampak ceria ataukah sebaliknya .

7. BIla ia nampakceria artinya ia menerima ucapan kita . Dan bila raut wajahnya berkerut artinya ia masih belum faham maksud dari ucapan kita. Bila merah padam artinya ia tidak cocok dengan ucapan kita.

8. Berilah ia kesempatan untuk mengajukan pertanyaan bila masih belum jelas.

9. Jangan memaksakan kehendak diri lawan harus mau menikuti kehendak kita .

10. Biarkan ia berfikirdan untuk menentukan pilihan mana yang harus dilakukan.

Wallaahua’lam .
Subhanakalloohuma wa bihamdika asyhadu an laa ilaaha illa anta astaghfiruka wa atuubu ilaihi .

Wassalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh .

Tidak ada komentar:

Posting Komentar