Assalamu’alaikum
warahmatullaahi wabarakaatuh.
Bismillaahirrahmaanirrahiim.
Alhamdulillaahirrahmaanirrahiim. Allahumma
sholli ‘ala Muhammad wa ‘ala ali Muhammad .
Iyyaka na’budu wa
iyyaka nasta’iin .
Laa ilaaha illa
anta subhanaka inni kuntu minadz dzoolimiin.
Ya ayyuhal adziina
aamanut taqullooha , haqqo tuqootihi wa antum muslimuun
Amma ba’du ;
Alkisah pada suatu hari ada seseorang yang bernama
“Mang Rukhin”, karena keawaman dan kebodohannya tentang ilmu agama ingin
berqurban sapi untuk delapan orang.
Maturlah Mang
Rukhin ke Mbh Bisri Samsuri saya pengen qurban sapi untuk 8 orang kyai yaitu
saya dan istri , kedua orang tuaku dan kedua mertuaku , serta anakku yang umur
10 dan 2 tahun ?
Jawab Mbah Bisri
“Tidak boleh ...! karena qurban sapi untuk 7 orang .
Tapi sapinya
besar sapi limosin kuat dinaikin 8 orang sergah
Mang Ruhkin .
Hukum agama tidak bisa ditawar-tawar dalam kitab manapun
tidak boleh sapi untuk qurban 8 orang. Tidak boleh ya tidak boleh , sana cari kiyai
lain yang membolehkan ...? kata Mbah Bisri Samsuri.
Mang Rukhin ngedumel sendiri karena tidak puas atas jawaban Mbah Bisri Samsuri akirnya datang ke kiayi Mbah Wahab .
Kiyai saya mau qurban sapi limosin besar untuk 8 orang boleh
tidak?
Hmmm .... untuk qurban siapa lagi ...? untuk saya dan istri
kedua orang tuaku dan kedua mertuaku serta anakku yang umur 10 dan 2 tahun.
Apakah anakmu yang 2 tahun bisa naiki sapi ? kan perlu panjatan untuk bisa menaikinya,
untuk bisa keatas sapi dibutuhkan seekor kamping agar anakmu yang 2 tahun bisa
samapai diatas sapi kata Mbah Wahab .
Akirnya Mang Rukhin membeli seekor kambing untuk diqurbankan
bersama sapi limosinnya.
Disinilah kebijakan dan kecerdasan Mbah Wahab, mang Rukhin tidak merasa tersinggung dengan niat untuk berqurban seeokor sapi untuk 8 orang.
RENUNGAN :
1.Bila kita akan berbicara maka lihatlah orang macam apa yang
kita hadapi .
2. Lihatlah lawan bicara kita dari
gaya bicaranya, wawasannya, dan kalimat kalimatnya. Karena disitulah kita melihat orang macam apa
dia.
3. Saat kita bicara lakukan dengan
lembut, singkat dan padat tapi terang dan jelas .
4. Mengapa harus lembut Agar tidak menyakiti hati lawan bicara kita .
5. Mengapa harus singkat ? Agar tepat sasaran dan mudah difahami .
6. Perhatikan lawan bicara kita saat
kita berbicara, apakah Nampak ceria ataukah sebaliknya .
7. BIla ia nampakceria artinya ia
menerima ucapan kita . Dan bila raut wajahnya berkerut artinya ia masih belum
faham maksud dari ucapan kita. Bila merah padam artinya ia tidak cocok dengan
ucapan kita.
8. Berilah ia kesempatan untuk
mengajukan pertanyaan bila masih belum jelas.
9. Jangan memaksakan kehendak diri
lawan harus mau menikuti kehendak kita .
10. Biarkan ia berfikirdan untuk
menentukan pilihan mana yang harus dilakukan.
Wallaahua’lam .
Subhanakalloohuma
wa bihamdika asyhadu an laa ilaaha illa anta astaghfiruka wa atuubu ilaihi .
Wassalamu’alaikum
warahmatullaahi wabarakaatuh .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar