Assalamu’alaikum
warahmatullaahi wabarakaatuh.
Bismillaahirrahmaanirrahiim.
Alhamdulillaahirrahmaanirrahiim. Allahumma
sholli ‘ala Muhammad wa ‘ala ali Muhammad .
Iyyaka na’budu wa
iyyaka nasta’iin .
Laa ilaaha illa
anta subhanaka inni kuntu minadz dzoolimiin.
Ya ayyuhal adziina
aamanut taqullooha , haqqo tuqootihi wa antum muslimuun
Amma ba’du ;
Dahulu
Kala Ada seorang penyair hebat dan sangat terkenal yaitu Syaikh Farazdaq dimana beliau selalu asyik memuji Rasulullah SAW., beliau
mempunyai kebiasaan melakukan ibadah haji setiap tahunnya .
Suatu waktu ketika beliau melakukan ibadah haji
kemudian datang berziarah ke makam Rasulullah SAW. dan membaca qasidah di makam
beliau dan ketika itu ada seseorang yang mendengarkan qasidah pujian yang
dilantunkannya.
Setelah
selesai membaca qasidah, orang itu menemui Sang Penyair dan mengajak beliau
untuk makan siang ke rumahnya.
Beliau
pun menerima ajakan orang tersebut dan setelah berjalan jauh hingga keluar dari
Madinah al-Munawwarah sampailah keduanya di rumah yang dituju.
Sesampainya
di dalam rumah, orang tersebut memegangi Sang Penyair dan berkata: “Sungguh aku
sangat membenci orang-orang yang memuji-muji Muhammad, dan ku bawa engkau ke
sini untuk ku gunting lidahmu!”
Maka
orang itu menarik lidah beliau lalu mengguntingnya dan berkata: “Ambillah
potongan lidahmu ini dan pergilah untuk kembali memuji Muhammad!”
Maka
Sang Penyair pun menangis karena rasa sakit dan juga sedih tidak bisa lagi
membaca syair untuk Sayyidina Muhammad SAW. Kemudian beliau datang ke makam
Rasulullah Saw. seraya berdoa:
“Ya
Allah jika penghuni makam ini tidak suka atas pujian-pujian yang aku lantunkan
untuknya maka biarkan aku tidak lagi bisa berbicara seumur hidupku, karena aku
tidak butuh kepada lidah ini kecuali hanya untuk memuji-Mu dan memuji Nabi-Mu.
Namun jika Engkau dan Nabi-Mu ridha maka kembalikanlah lidahku ini ke mulutku
seperti semula.”
Beliau
terus menangis hingga tertidur dan bermimpi jumpa dengan Rasulullah SAW. yang
berkata:
“Aku
senang mendengar pujian-pujianmu, berikanlah potongan lidahmu.”
Lalu
Rasulullah SAW. mengambil potongan lidah itu dan mengembalikannya pada
posisinya semula.
Ketika
Sang Penyair ( Syaikh Farazdaq ) terbangun dari tidurnya beliau mendapati
lidahnya telah kembali seperti semula, maka beliau pun bertambah dahsyat memuji
Rasulullah SAW.
Hingga
di tahun selanjutnya beliau datang lagi menziarahi Rasulullah SAW. dan kembali
membaca pujian-pujian untuk Rasulullah SAW.
Dan
di saat itu datanglah seorang yang masih muda dan gagah serta berwajah cerah
menemui beliau dan mengajak beliau untuk makan siang di rumahnya.
Beliau teringat kejadian tahun yang lalu namun beliau tetap menerima ajakan
tersebut sehingga beliau dibawa ke rumah anak muda itu. Sesampainya di rumah
anak muda itu, beliau dapati rumah itu adalah rumah yang dulu pernah beliau
datangi lalu lidah beliau dipotong.
Anak
muda itu pun meminta beliau untuk masuk yang akhirnya beliau pun masuk ke dalam
rumah itu hingga mendapati sebuah kurungan besar terbuat dari besi dan di
dalamnya ada kera yang sangat besar dan terlihat sangat beringas, maka anak
muda itu berkata:
“Engkau
lihat kera besar yang di dalam kandang itu, dia adalah ayahku yang dulu telah
menggunting lidahmu, maka keesokan harinya Allah merubahnya menjadi seekor
kera.”
Dan
hal yang seperti ini telah terjadi pada ummat terdahulu, sebagaimana firman
Allah Swt.:
فَلَمَّا عَتَوْا عَنْ مَا نُهُوا عَنْهُ قُلْنَا لَهُمْ كُونُوا قِرَدَةً خَاسِئِينَ ( الأعراف
“Maka
setelah mereka bersikap sombong terhadap segala apa yang dilarang, Kami katakan
kepada mereka: “Jadilah kalian kera yang hina”.
(QS.
al-A’raf ayat 166)
Kemudian
anak muda itu berkata: “Jika ayahku tidak bisa sembuh maka lebih baik Allah
matikan saja.”
Maka
Syaikh Farazdaq berdoa: “Ya Allah aku telah memaafkan orang itu dan tidak ada
lagi dendam dan rasa benci kepadanya”. Dan seketika itu pun Allah SWT. mematikan
kera itu dan mengembalikannya pada wujud yang semula.
Dari
kejadian ini jelaslah bahwa sungguh Allah SWT. mencintai orang-orang yang suka
memuji Nabi Muhammad SAW.
Karena
pujian kepada Nabi Muhammad SAW. disebabkan oleh cinta dan banyak memuji kepada
Nabi Muhammad SAW. berarti pula banyak mencintai beliau.
Dan
semakin banyak orang yang berdzikir, bershalawat dan memuji Nabi Muhammad SAW.,
maka Allah akan semakin menjauhkan kita, wilayah kita dan wilayah-wilayah
sekitar dari musibah dan digantikan dengan curahan rahmat dan anugerah dari
Allah SWT.
(
Dikisahkan Oleh Almaghfurlah Al Habib Mundzir bin Fuad Al Musawwa )
Wallaahu
a’lam
Subhanakallaahumma
wabihamdika asyhadu anlaa ilaaha illa anta astaghfiruka wa atubu ilaika .
Wassalamu’alaikum
warahmatullaahi waarakaatuh.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar