Kamis, 07 Mei 2020

ANTARA UCAPAN DAN PERBUATAN .

Assalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh.
Bismillaahirrahmaanirrahiim.

Alhamdulillaahirrahmaanirrahiim.  Allahumma sholli ‘ala Muhammad wa ‘ala ali Muhammad .

Iyyaka na’budu wa iyyaka nasta’iin  .

Laa ilaaha illa anta subhanaka inni kuntu minadz dzoolimiin.
Ya ayyuhal adziina aamanut taqullooha , haqqo tuqootihi wa antum muslimuun
Amma ba’du ;

Mutiara Hikmah dibalik QS Al Baqarah ayat 44 .
ANTARA UCAPAN DAN PERBUATAN .

Wahai saudaraku di zaman sekarang banyak terjadi di masyarakat luas.

Pimpinan menghimbau agar semua bawahannya harus bekerja dengan jujur.

Namun dalam kenyataannya ketidak kejujuran diawali dari atas dengan terjadinya banyak manipulasi dan korupsi .

Pada umumnya dalam bentuk bantuan . Dari sumber awal 100 %. Setelah keterima pada tujuan ternyata susutya sampai 20 % dan terkadang lebih dari itu dengan alasan untuk administrasi. Akan tetapi saat Laporang Pertanggung Jawaban dana yang terpakai harus 100 % .  Disinilah akhirnya pelaksana harus memanipulasi data alias harus melakukan dusta .

Disaat pemeriksaan karena banyak kejanggalan akhirnya pelaksana ditangkap , dipenjarakan karena telah memakan uang Negara . Lalu bagaimana dana yang susut trsebut. Mereka santai santai saja seolah olah mereka itu orang jujur .

Oleh karena itu jangan kaget bila ada pembangnan yang secara kualitas harus bisa bertahan sampai 10 tahun , tapi karena kualitasnya berkurang maka baru juga 5 tahun bangunan sudah rusak .

Didalam berbicarapun kita harus hati hati , jangan asal bicara tanpa dasar  hukum yang kuat .

Janganlah berbicara bila memang tidak tahu. Jangan sok tahu karena untuk menutupi ego dan kesombongan diri.

Maka hati hatilah saat berbicara, apalagi yang berkaitan dengan nasihat .

Orang yang menasihati orang lain itu belum tentu benarnya namun setidaknya yang bersangkutan sedang berusaha untuk menjadi orang yang benar .

Sekarang ini banyak orang yang hanya pandai menasihati orang lain namun mereka tak mampu menasihati dirinya sendiri .

Menyuruh orang lain agar banyak berbuat amal soleh , namun sayang yang menyuruhnya justru belum nampak perbuatan amal soleh nya .

Banyak di zaman sekarang ini orang yang sok pintar, sok tahu padahal sesungguhnya keadaanbyang bersangkutan itu sebaliknya .

Islam mengajarkan dan mengajak penganutnya itu ke jalan yang benar, hidup saling berkasih sayang bauak antara di kaya dan si miskin, yang pandai dengan yang bodoh, pejabat dan rakyat.

Islam mengajak manusia itu untuk membina dan memperkuat persatuan dan kesatuan antara yang satu dengan yang lainnya.

Itulah mengapa manusia disebutkan sebagai makhluk individu sekaligus makhluk sosial.

Sebagai makhluk individu adalah hubungan antara pribadinya dengan Tuhannya.

Sedangkan sebagai makhluk sosial.adalah hubungan pribadinya dengan orang lain . Artinya antara yang satu dengan yang lain itu saling ketergantungan, membutuhkan dsb.

Allah swt mengingatkan kita semua melalui firmanNya yaitu ,
" Ata' muruunan naasa bil birri wa tansauna anfusakum wa antum tatluunal kitaaba , afalaa ta'qiluun "

Yang artinya adalah ,
" Mengapa kamu munyuruh orang lain ( mengerjakan ) kebajikan , sedangkan kamu melupakan dirimu sendiri , padahal kamu.membaca Kitab Allah , apakah kamu mengerti ?
QS Al Baqarah (2) : 44 .

Melalui ayat ini sesungguhnya Allah memberikan teguran yang amat keras kepada kita semua khususnya kepada kita yang rajin menebarkan kebaikan, menyebarkan agama, menyampaikan kebenaran , menegakkan keadilan dan sejenisnya yaitu

Bila kalian menyampaikan kebenaran maka ucap sikap dan prilakunya harus berusaha lebih benar dulu bukan hanya sekadar ucapan namun juga dibuktikan dengan perbuatan.
Bila kalian menyebarkan agama maka sampaikan yang benar itu benar dan yang salah itu salah serta dibarengi dengan perbuatan nyata dari dirinya .

Bila ada yang bertanya hal yang kurang faham maka bisa menjelaskannya atas dasar pengalaman, bukan hanya atas dasar baca buku saja .

Dalam menyampaikan kebenaran maka minimalnya para penyampai itu jujur. Antara ucapan dan perbuatannya banyak kesamaan.

Bila banyak yang berbeda mana mungkin orang lain akan percaya .

Bagai para penegak hukum maka harus bisa Arif dan bijaksana serta adil dalam mengambil sikap dan keputusan, tidak ada perbedaan baik bagi kalangan atasan maupun bawahan. Sehingga ketetapannya itu tidak ada yang diuntungkan ataupun dirugikan .

Berusahalah menjadi orang yang memahami dalam segala permasalahan , sehingga dapat menyelesaikan atau memberikan solusi yang terbaik bagi banyak orang .

Semoga bermanfaat  . Wallaahua'lam .
        Wassalamu’alaikum warahmatullaahi waarakaatuh.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar