Asssalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh,
Marilah kita lanjutkan materi tentang Kehidupan Dunia Merupakan
Ujian . Semoga materi yang sebelumnya yang telah kita baca dapat menyadari
siapa diri kita dan apa yang harus kita lakukan untuk kepentingan kita sendiri
selama kita menjalani kehidupan di dunia untuk menuju kepentingan akhirat kita.
Marilah kita simak Firman Allah di dalam Q.S Al Fajr 89 : 15 – 20
yang berbunyi , “ Fa ammal insaanu idzaa mab talaahu robbuhuu fa akromahuu
wana’ammah. Fayaquulu robbii akroman . Wa ammaa idzaa mab talaahuu faqoddaro
‘alayhi rizqohuu fayaquulu robbii ahaanan. Kallaa ballaa tukrimuunal yatiim .
Walaa tahaadhdhuuna ‘alaa tho'aamil miskiin . Wata’ kuluunat turootsa aklallamma
. Watuhibbuunal maala hubban jamma “
yang artinya sebagai berikut , “ Maka adapun manusia, apabila Tuhan
mengujinya lalu memuliakannya dan memberinya kesenangan, maka dia berkata , “Tuhanku
telah memuliakanku . Namun apabila Tuhan
mengujinya lalu membatasi rezkinya, maka dia berkata , “Tuhanku telah
menghinaku “ . Sekali-kali tidak ! Bahkan kamu tidak memuliakan anak yatim ,
dan kamu tidak saling mengajak memberi orang miskin , sedang kamu memakan
harta warisan dengan cara
mencampurbaurkan ( yang halal dan yang
haram ) , dan kamu mencintai harta dengan
kecintaan yang berlebihan “.
Allahu Akbar Subhanallaah alangkah indahnya ayat-ayat diatas.
Betapa besarnya rasa kasing sayang Allah terhadap makhlukNya tidak si kaya
tidak si miskin, yang diharapkan Allah adalah bisa saling berbagi dengan apa yang
telah diberikanNya. Sungguh peringatan atau teguran Allah ini bukan dengan
secara kasar namun sebaliknya disampaikan secara halus yang berupa ajakan.
Jangan sampai ucapan yang telah dilakukan oleh mereka diucap ulang
oleh kita yaitu disaat kita telah diberikan berbagai kenikmatan berupa jabatan,
harta yang banyak atau kesuksesan berarti Allah telah menyayanginya. Pada hal Allah hanya ingin tahu hati mereka sejauh mana
rasa syukurnya kepada Allah atas berbagai kemudahan yang telah diraihnya. Hal
ini tidak cukup hanya mengucapkan Alhamdulillaah saja ,akan tetapi harus
dibuktikan dengan perbuatannya yaitu bagi yang diberi jabatan dapat melaksanakan
amanahnya, bagaimana sikap sebagai pejabat terhadap dirinya sendiri dan
terhadap bawahannya sehingga terjadi komunikasi yang harmonis, bawahannya itu tidak merasa dihakimi akan
tetapi merasa dituntun, dibimbing oleh
atasannya itu, rasa kurang puas atau kebencian itu hilang, yang ada adalah rasa
saling membutuhkan dan saling mengasihi antar sesama. Begitupula sebaliknya
bagi mereka yang sedang mengalami keterpurukan, melakukan usaha gagal, berdagangan
selalu dalam kerugian, sampai untuk mencukupi segala kebutuhan sangatlah
kurang, mana keluarga sedang dalam
keadaan sakit, uang untuk berobat gak punya dll, janganlah merasa bahwa Allah
itu sedang membencinya, sedang tidak suka kepadanya, Allah tidak adil telah
memperlakukannya seperti itu. Jauhkan ucapan-ucapan seperti itu. Itu adalah
suatu prilaku yang sangat buruk. Artinya telah menuduh Allah jelek. Sekali-kali tidaklah demikian. Sungguh Allah tidak mau menzalimi
hambaNya sedikitpun, malah sebaliknya Allah itu sangat, sangat sayang kepada
hambaNya, walaupun banyak hambaNya tidak mau melaksanakan perintahNya bahkan
ada yang mendustakanNya ,tetap Allah memberinya
rezki, melindunginya, menyelamatkannya ( selagi mereka masih di dunia )
tetapi untuk akhirat Allah sikapnya berbeda lagi semua keputusan itu adalah hak
mutlak urusan Allah.
Oleh karena itu selagi
kita masih diberi kesempatan hidup
di dunia marilah rezki yang telah
diberikan oleh Allah itu kita nafkahkan
di jalan Allah, dan sebagian lagi kita santuni anak yatim, fakir miskin, kita
bantu bagi mereka yang membutuhkan bantuan, sehingga harta yang kita dapatkan
itu dapat menjadi lahan tambahan ibadah, dapat menyelamatkan kita, bukan akan
menyesatkan kita dan bukan akan mencelakakan kita. Dan janganlah harta yang
telah kita dapatkan dengan susah payah di campur aduk dengan harta yang
sedikit, yang akhirnya akan merusak seluruh harta yang halal. Ada pepatah
karena nila sedikit, rusaklah susu sebelanga.
Dan Allah mengingatkan kita semua agar di dalam segala hal
janganlah mencintai secara berlebihan, apakah itu harta kekayaan, apakah itu
jabatan. Kalau hal itu dilakukan maka akan merusak diri sendiri. Baik kekayaan
maupun jabatan itu hanyalah titipan Allah yang suatu saat bisa saja diambil
oleh yang punya kalau Dia berkehendak. Janganlah memaksakan diri agar bisa
bertahan terus yang akhirnya melakukan perbuatan yang menyimpang dari aturan
syariat agama demi harta atau jabatan itu. Akibatnya apa ? Segala
amal ibadahnya yang selama ini dikumpulkan lenyap dalam sekejap karena semuanya
itu ditolak oleh Allah.
Jadi jelaslah bahwa kesuksesan hidup ( kaya, jabatan yang tinggi )
dan kegagalan hidup ( miskin, sengsara, musibah dll ) adalah merupakan ujian
Allah bagi seluruh manusia yang ada di alam semesta ini. Dan tidak mungkin
ujian Allah itu merupakan perkara yang mudah ditempuh, yang terjadi adalah
sebaliknya. Tapi ingat Allah menguji setiap hambaNya itu disesuaikan dengan
kadar kesanggupannya. Kesanggupan yang telah diberikan olehNya kepada setiap
pribadi masing-masing. Makin besar pahala atau balasan atau imbalan yang
diinginkan hambaNya maka makin berat pula Allah mengujinya. Apabila setelah
diuji oleh Allah, dan ujian itu terlampaui, teratasi, berarti lulus, barulah
Allah memberikan imbalan sesuai dengan ujian yang telah diberikannya.
Bersambung……….Barakallaahufiikum………salam santun dari kami untuk
para sahabat semua semoga bermanfaat untuk kita semua dan dapat diambil
hikmahnya serta dapat membuka hati kita yang selama ini telah
tertutup……….Andaikan ada salah tulis atau kata, itu adalah kesalahan kami
dan………Ya Allah ampunilah kami atas hal itu………….Dan marilah kita bersihkan dan
sucikan hati, jiwa dan akal fikiran kita semua dengan mengucapkan
Laa ilaaha illallaah Muhammadurrasuulullaah saw Allahu Akbar
Subhanallaah Subhanakallaahumma wabihamdika asyahu alla ilaaha illa anta
astaghfiruka wa’atuubu ilaik
Wassalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar