Assalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh,
Agama Islam mengajarkan bahwa tugas manusia berada di dunia
ini adalah ibadah. Ibadah tanpa diniati hasilnya tidak ada untuk akhiratnya,
walaupun untuk dunia dapat. Karena Allah akan mencatat amal ibadah seseorang
manakala diawali dengan niat, niat adanya di dalam hati. Oleh karena itu setiap apapun yang akan dikerjakan jangan
lupa awali lah selalu dengan niat beribadah kepada Allah dan mengikuti tuntunan
Rasulullah saw, Insya Allah hasil dari apa yang dikerjakan itu untuk dunianya
dapat dan untuk akhiratnyapun dapat.
Ibadah yang ditugaskan Allah kepada kita itu ada dua arah
yaitu vertikal dan horizontal. Ibadah yang vertikal adalah bagaimana
hubungannya antara si hamba ( makhluk yang diciptakan) dengan Allah ( sebagai
Sang Pencipta ) sedangkan ibadah secara horizontal adalah ibadah yang erat
kaitannya dengan sesama antar makhluk. Hubungan antar sesama makhluk harus harmonis ( saling
mengasihi, saling menyayangi, saling menghormati saling membantu dst). Salah
satunya adalah silaturahim.
Agama Islam mengajarkan bahwa silaturahim ini harus didasari
dengan niat atau hati yang tulus, maksudnya buanglah rasa tidak enak padsa hati
masing-masing yang akan menghambat jjalannya silaturahim. Barangsiapa yang menggiatkan
silaturahim maka Allah akan menambah rohmatNya
kepada orang tersebut, akan melapangkan segala sesuatunya bagi orang
tersebut ( Ingat silaturahimnya itu untuk tujuan yang benar menurut ketentuan
syariat agama ).
Apa saja manfaat yang dapat diambil dari silaturahim
ini ? Menurut Rasulullah saw yaitu siapa
yang ingin dipanjangkan Allah umurnya dan dilapangkan Allah rezekinya, maka
hendaklah ia melakukan silaturahim. Kedua
manfaat ini dapat dibuktikan di dalam kehidupan sehari-hari. Ingat tidak ada manusia yang sempurna di alam
semesta ini, masing-masing diberi kelebihan dan kekurangan oleh Allah. Nah,
untuk menyempurnakannya, untuk melengkapinya
harus banyak silaturahim. Hilangkan rasa rendah diri saat mau
silaturahim. Misalnya Si Miskin mau silaturahim kepada Si Kaya. Si Miskin tidak
mau mendatangi rumah Si kaya karena ada kekhawatiran begitu sampai disana
dianggapnya mau minta tolong, minta dibantu dll, yang akhirnya tidak jadi ke
rumah Si Kaya. Si Kaya pun tidak mau bersilaturahim ke rumahnya Si Miskin
karena merasa derajatnya akan jatuh. Yang akhirnya semuanya tidak jadi
silaturahim
Oleh karena itu niatilah silaturahim itu dianggap tidak
punya masalah dengan siapapun. Pandanglah orang
lain dengan prasangka yang baik ( positif thinking ). Merasa tidak punya
musuh. Akhirnya yang didapat dari
silaturahim itu adalah kepribadiannya stabil. Dia tidak pemarah dan
sangat mudah memaafkan orang lain yang berbuat salah kepadanya, meskipun orang
itu tidak meminta maaf. Hal ini membuat hidupnya menjadi tenang. Dan Subhanallaah ketenagan ini merupakan modal
utama bagi kesehatan jiwa dan raga. Selain itu dia punya banyak relasi.
Dia bisa dengan lapang berbagi rasa
dengan teman-temannya. Dia tidak memendam sendiri masalah yang dihadapinya,
akan tetapi bersedia untuk saling berbagi, sehingga setiap masalah tidak
dipikulnya sendiri. Walaupun tidak dengan materi, minimal teman-temannya dapat
member bbantuan dengan pemikiran sehingga beban yang dihadapinya itu minimal
berkurang.
Sebaliknya orang yang tidak mau bersilaturahim, hidupnya itu
selalu resah dan gelisah, yang ada hanyalah keluh kesah. Takut begitu lah takut
begini lah, khawatir nanti akan begitu, begini ……..yang kesemuanya itu hanyalah
angan-angan pribadinya saja. Dan kepada orang yang demikian syaitan sungguh
sangat menyenanginya dan syaitan akan semakin dekat dengannya. Akhirnya
hidupnya itu bagaikan katak dalam tempurung.
Orang yang tidak bersilaturahim berarti orang yang melawan
kodratnya sendiri ,melawan fitrahnya sendiri
sebagai makhluk sosial. Dia telah mengisolir diri, makan rasanya tidak
enak, tidurpun merasa tidak nyenyak. Dan lama kelamaan akan membawanya kepada
kematian. Akhirnya umurnyapun pendek. Inilah akibatnya kalau dia tidak mau
menjalin silaturahim.
Akan tetapi orang yang memperbanyak silaturahim, hidupnya
tidak mengalami stress. Dalam menghadapi kehidupan ini, dihadapinya dengan lapang.
Kemanapun dia pergi , banyak teman yang minta disinggahi untuk saling berbagi.
Mengapa demikian ? Karena hubungan
dengan orang lain dapat terjalin dengan baik. Jiwanya akan tenang, karena tidak
dihinggapi perasaan was-was dan ketakutan. Dan akhirnya dia dapat menikmati
jalan hidupnya dengan tenang dan berbahagia, tidak ada rasa khawatir dan
was-was.
Dalam bersilaturahim ini Nabi Ibrahim telah memberikan tuntunan
kepada kita semua melalui Firman Allah di dalam Q.S Asy Syuara 26 : 83 – 84
yang berbunyi, “Rabbi hablii hukman wa alhiqnii
bishshoolihiin . waj’al lii lisaana shidqin fil aakhiriin” yang artinya sebagai berikut ( Ibrahim berdo’a ), “ Ya Tuhanku, berikanlah
kepadaku hikmah dan masukkanlah aku ke dalam golongan orang-orang yang saleh,
dan jadikanlah aku buah tutur yang baik bagi orang-orang ( yang datang )
kemudian”
Oleh karenanya jika kita ingin mendapat hikmah maka
bergaullah dengan orang-oang yang saleh, orang yang selalu menciptakan
kemaslahatan di dalam kehidupan. Dan orang yang demikian apabila telah
meninggal dunia, jasanya tetap dikenang, tuntunannya tetap dilanjutkan bahkan
dikembangkan oleh generasi berikutnya, inilah yang disebut panjang umur.
Dari ayat ayat di atas adalah bagi kita yang mau bergaul
dengan orang-orang yang saleh yang selalu menanamkan kebaikan/kemaslahatan di
dalam kehidupan, maka akan mendapatkan hikmah dari Allah, asalkan segala apa yang
telah disampaikan itu dijalani oleh kita, dan disinipun kita harus hati-hati,
apakan kebaikan yang mereka sampaikan itu sudah sesuai dengan tuntunan syariat
agama yang kita jalani. Memang apapun
yang disampaikan itu hasilnya akan dinikmati oleh pribadi yang bersangkutan (
baik atau buruk ), namun kita jangan terjebak oleh ucapannya. Mengapa demikian
? Sekarang banyak berbagai aliran dan golongan yang menggunakan media dakwah
yang ujung-ujungnya itu untuk kepentingan organisasi, dan yang paling parah
adalah begitu kita masuk ke lingkaran itu, semua saran dan nasihat dari orang
lain itu tidak bisa masuk, mereka merasa bahwa ajaran yang telah mereka
pelajari itu adalah yang paling baik, paling benar, paling suci. Sehingga
apabila keluar dari golongan itu dianggapnya kafir, dan dianggap murtad jadi harus dibinasakan.
Semoga kita tidak terjerumus ke dalamnya. Oleh karena itu berhati-hatilah di
dalam mempelajari agama. Sungguh kasihan kepada mereka yang merasa dirinya
banyak tidak benar, ingin berubah menjadi benar ,malah terjerumus kea rah yang menyesatkan.
Sekali lagi marilah kita hidupkan silaturahim, marilah kita
galakkan bersilaturahim, karena dengan silaturahim, Allah akan semakin
melapangkan jalan kepada kita semua, dan juga akan menambahkan rezki kepada
kita semua, selain itu kita akan banyak teman, banyak saudara. Dan karena
ketulusan kita bersilaturahim, keikhlasannya dalam bergaul, teman-teman kita pun tidak segan-segan untuk
memberikan bantuan kepada kita, walaupun kita sendiri tidak meminta bantuannya.
Siapakah yang menggerakkan itu semua ? Tidak lain tidak bukan yaitu Allah,
Tuhan semesta alam.
Sebagaimana Firman Allah
di dalam Q.S 65 : 2 yang berbunyi , “waman
yattaqillaaha yaj’al lahuu makhroja “ , yang
artinya sebagai berikut , “ Barangsiapa yang bertakwa kepada Allah
niscaya Dia akan membukakan jalan keluar baginya”
Dan Firman Allah di
dalam Q.S Ath Thalaq 65 : 3 yang berbunyi , “ wayarzukhu min haitsu laa yahtasibu ,
waman yatawakkal ‘allalaahi fahuwa hasbuh , innallaaha baalighu amrih , qod ja’alallaahu
likulli syai in qodiiir “ yang artinya sebagai berikut , “
dan Dia memberinya rezki dari arah yang tidak disangka-sangka ( tidak
terjangkau oleh akal fikiran manusia ) dan baranbgsiapa yang bertawakal kepada
Allah, niscaya Allah akan mencukupkan ( keperluan ) nya. Sesungguhnya Allah
melaksanakan urusanNya. Sungguh , Allah telah mengadakan ketentuan bagi setiap
sesuatu “
Jadi dari kedua ayat di atas Allah menjelaskan bahwa bagi
siapapun yang gemar atau yang mau menghidupkan silaturahmi ,maka
1. Dia akan memberikan rezki yang tidak akan terjangkau oleh orang tersebut
1. Dia akan memberikan rezki yang tidak akan terjangkau oleh orang tersebut
2. Apalagi jika dibarengi dengan bertawakal maka orang
tersebut akan dicukupi keperluannya olehNya.
Allah melaksanakan urusanNya artinya jika Allah berkehendak memberi
apapun kepada siapapun, maka tidak ada yang bisa menolak, dan jika Dia akan
mencabut sesuatu dari siapapun maka tidak ada yang bisa mengahalangi
kehendakNya.
Kemudian Allah telah mengadakan ketentuan bagi sesuatu
artinya apapun yang telah ditetapkan itu sudah berdasarkan Maha Adilnya Allah
artinya tidak ada seorangpun yang dirugikan. Masing-masing akan diberi sesuai
dengan apa yang telah dikerjakannya.
Barakallaahufiikum………salam santun dari kami untuk para
sahabat semua………semoga bisa diambil manfaatnya bagi kita semua dan dapat
diambil hikmahnya dan dapat mmembuka hati kita semua yang selama ini telah
tertutup …………Andaikata ada salah tulis atau salah kata, itu mutlak kesalahan
kami dan………Ya Allah ampunilah kami akan hal itu………..Dan marilah kita bersihkan
dan sucikan hati, jiwa dan akal fikiran kita semua dengan mengucapkan:
Wassalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh
Tidak ada komentar:
Posting Komentar