Assalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh,
Salam dan bahagia,
Salam jumpa bersama Butir Uraian Ayat Ayat Al
Qur’an dan Refleksi Alam Al Qur’an.
Para sahabat semua apabila Allah swt menghendaki
meluluskan apa yang kita minta, mengabulkan permohonan kita, akan mengocorkan
rahmat untuk kita, maka kita pasti akan menerimanya. Sungguh tidak ada
seorangpun mampu menghalanginya. Sebaliknya apabila Allah swt mau menahan atau
menangguhkan pemberianNya kepada kita, maka inipun pasti terjadi. Sungguh tidak
ada seorangpun yang sanggup menghapus keinginan Allah swt.
Siapapun yang merasa dirinya beragama Islam
apabila bermohon apakah itu sifatnya untuk duniawi atapun untuk akhirat kepada
bukan selain Allah swt dengan tegas ditolak oleh syariat Islam. Apakah
permohonan itu dilakukan dengan terang-terangan ataupun samar-samar, sekali
lagi ditolak oleh Allah. Dan perbuatan seperti ini dinamakan syirik, dan
orangnya disebut musyrik. Tujuan mereka melakukan hal itu karena ada rasa takut (tidak dikabulkan), karena
resah gelisah ( dengan kemampuan pengetahuan yang dimilikinya ), atau agar
permohonannya itu segera dikabulkan. Sungguh perbuatan seperti ini adalah suatu
perbuatan jahiliyah, perbuatan dungu, karena akalnya tidak berperan, imannya
kosong dari akidah yang murni. Contoh lain misalnya mendatangi kuburan yang
dianggap keramat, atau kuburan orang-orang tua yang selagi mereka hidup saleh
dan alim, atau kuburan Kyai yang semasa hidupnya memiliki kemampuan rohani dan
bermakrifat kepada Allah sangat tinggi
dan yang serupa itu, kalau datang ke tempat itu tujuannya untuk mendoakan yang
ada di dalam kubur itu ( ziarah kubur ) sangat baik dan hukumnya sunnat. Akan
tetapi kalau menziarahi kuburan tersebut dengan maksud menyampaikan hajat dari
si penziarah hanya untuk keperluan pribadinya atau golongannya, maka perbuatan
itu adalah haram, karena perbuatan itu termasuk mempersekutukan Allah.
Agama Islam mengatur hubungan antara abid (
manusia sebagai hamba ) dan ma’bud ( Allah yang disembah ) dengan ketentuan
yang sudah dibakukan dalam akidah Islam ( Aqaid ) sesuai dengan wahyu Allah (
Al Qur’an ) dan Sunah Nabi Muhammad saw.
Agama Islam dan syariatnya benar-benar menolak
anggapan bahwa roh orang yang sudah meninggal itu sanggup menolong orang yang
hidup, atau mengajaknya berdialog atau terkadang masuk menyelusup ke dalam diri
seseorang ( istilah umum dinamakan kesurupan ). Sungguh perbuatan seperti ini
sangat jelas berlawanan dengan akidah dan tauhid Islam. Ajaran seperti ini
berasal dari ajaran agama lain, adanya keserupaan dan inkarnasi. Mendekati
Allah dengan cara seperti ini selain sesat, juga bisa menyesatkan siapapun.
Contoh misalnya ada orang yang dimasuki roh lain dan menamakan dirinya, habib
anu, syech anu, wali anu dll, semua itu bohong dan apabila orang tersebut
langsung percaya maka, saat itulah orang tersebut mulai berada di dalam
kesesatan, walapun yang disampaikan itu tentang agama, tentang ayat-ayat Al
Qur’an. Jangan langsung percaya lihat dulu sesuai tidak dengan tuntunan Al
Qur’an. Ingat urusan gaib itu hanya Allah yang tahu.
Oleh karena apabila kita semua punya hajat
sesuatu, butuh sesuatu, ada keperluan
apapun, marilah kita sampaikan semua itu ( hajat itu ) hanya kepada Allah
semata, janganlah disampaikan kepada selain Allah, yang dianggap mereka itu
sangat dekat dengan Allah. Janganlah tertipu oleh kehebatan manusia atau benda
dan makhluk lainnya, kemudian kita mengikutinya dan menempatkannya sebagai
tempat bergantung dan tempat menyampaikan hajat kita.
Barakallaahufiikum…………Salam santun kami untuk
para sahabat semua…………Semoga bisa bermanfaat bagi kita semua dan dapat diambil
hikmahnya untuk kita serta dapat untuk membuka hati kita yang selama ini telah
tertutup……..Andaikan ada salah kata atau tulis, itu adalah kesalahan kami
dan………..Ya Allah ampunilah atas hal tersebut ………Dan marilah kita bersihkan dan
sucikan hati kita, jiwa kita dan akal fikiran kita dengan mengucapkan
Laa ilaaha illallaah Muhammadurrasuulullaah saw Allahu Akbar
Subhanallaah Subhanakallaahumma wabihamdika asyhadu alla ilaaha illa anta
astaghfiruka wa’atuubu ilaik.
Wassalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh.
Penulis : Ki
Kartawijaya Al Adiyat
Pekerjaan :Anggota
Yayasan Perguruan Tamansiswa Cabang Cirebon
Tidak ada komentar:
Posting Komentar